NovelToon NovelToon
YOTH: The Mystery Laboratory

YOTH: The Mystery Laboratory

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Konflik etika / Perperangan / Robot AI
Popularitas:491
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

seorang remaja laki-laki yang berumur 15 tahun bernama Zamir pergi ke pulau kecil bersama keluarganya dan tinggal dengan kakeknya karena ayahnya dialih kerjakan ke pulau itu.

kakek Zamir bernama kakek Bahram. Kakek Bahram adalah oramg yang suka dengan petualangan, dan punya berbagai pengalaman semasa hidupnya.

Saat kakeknya sedang membereskan beberapa catatan lama. Ada selembar catatan yang menuliskan tempat yang belum kakek Bahram ketahui tentang pulau ini. jadi kakek Bahram mengajak cucunya Zamir untuk ikut menyelidiknya.

Akankah mereka menemukan tempat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan Menggunakan Lift

Kakek menekan tombol berbentuk persegi berwarna merah di dinding.

"halo para pekerja lift, aku akan memandu kalian memperbaiki lift. Gunakan alat-alat yang ada di lemari ruangan ini untuk memperbaikinya, tekan tombol ini lagi jika sudah siap." terdengar suara perempuan teknisi yang tadi saat kami di ruangan tukang pertama.

Kami menyiapkan beberapa alat yang berasal dari lemari di ruangan ini. Setelah selesai, baru kakek kembali menekan tombol yang tadi.

"pertama, matikan power lift."

Kami memilih lift yang di sebelah kanan atau sebelah kiri jika di lobi. Kakek mematikan tuas power yang ada di dinding dekat lift itu.

Ada bagian dinding yang sebelumnya dilapisi besi terangkat. Ada beberapa sistem lain juga yang bisa diatur dalam lift itu.

"kedua, putar tuas repair mode"

Kakek memutar tuas bertuliskan "repair mode" di atasnya. Lalu lift sebelah kanan ini sedikit menaik manual. Mesin-masin mekanik di bawahnya terlihat.

"ketiga, bersihkan roda-roda gigi di bawah lift dari sesuatu yang mengganggunya." Suara dari speaker terdengar.

Kakek yang duluan memeriksa bagian bawah lift dengan menunduk. Menarik sesuatu dari mesinnya, lalu keluar dari bawah lift.

Di tangan kakek, ada sebuah bola mainan. Kakek meletakkannya ke lantai lalu berkata.

"pengganggu mesinnya belum selesai anak-anak. Ada beberapa tanaman merambat yang tumbuh di dalam mesinnya, kakek akan mengguntingnya. Sementara kalian berlima saling mengoper sisa tanamannya sampai ke tempat sampah itu." kata kakek sambil menunjuk tempat sampah berdebu di sisi lain ruangan yang lumayan jauh.

Aku dan teman-temanku mengangguk. Kami memosisikan diri kami masing-masing.

Lalu kakek mulai memotong-motongi tanaman merambat dalam mesinnya dengan alat gunting yang ada disini.

Sementara aku dan teman-temanku saling mengoper sisa tanamannya sampai akhirnya sampai ke tempat sampah.

Dan ternyata tanaman merambatnya cukup banyak juga. Tempat sampah itu setengah penuh karena tanamannya.

Setelah dirasa sudah cukup bersih dari sampah-sampah tanaman yang mengganggu mesin lift itu. Kakek menekan kembali tombol petunjuk suara di lift.

"bagus! Sekarang putarkan tuas tadi dengan arah berlawanan sehingga lift kembali normal, lalu aktifkan kembali powernya, dan kalian selesai."

Kakek memutar kembali tuas tadi dengan arah berlawanan. Saat kakek memutarnya, lift itu kembali turun ke posisi semula.

Setelah itu kakek kembali menyalakan tuas power. Tempat beberapa tombol dan tuas lift tadi kembali tertutup oleh pintu besinya, yang berarti powernya sudah menyala.

"baik, kita bisa kembali ke lobi sekarang untuk mencoba memakai liftnya." kakek berkata dengan senyum tipis sambil membersihkan kedua tangannya sendiri yang sedikit kotor.

Tentunya ini menjadi perkembangan pesat bagi kami, akhirnya bisa mengakses lift. Ini bisa mempermudah kami mengakses lantai lain tanpa satu persatu mengumpulkan batu aksesnya.

Kami berjalan ke luar ruangan perbaikan lift ini. Di luar kami kembali memakai kotak kayu kami masing-masing karena ternyata di halamannya sudah ada monster boneka rajut tadi yang turun dan berkeliaran di halaman dalam lantai nol. Untungnya dia tidak menyadari ada kotak-kotak kayu yang bergerak perlahan di sekitarnya. Jadi kami bisa lolos sampai ke dakam lobi.

Kami semua memasukkan kotak kayu masing-masing ke dalam liftnya, pas. Kakek menekan tombol ke lantai satu dulu untuk memeriksanya berurutan agar tau lantai mana saja yang bisa kami akses.

Suara lift yang sudah tua terdengar, lebih tepatnya suara mesin-masin mekaniknya yang sudha berkarat dan berdebu. Aku juga sedikit kaget karena ternyata lift tua ini masih bisa berfungsi seperti lift normal.

Lantai satu bisa kami akses dengan lift, tepatnya di bagian utamanya tadi.

Lalu lantai dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, dan sembilan... Kedelapan lantai itu tetap belum bisa kami masuki.

Karena di depan liftnya selalu ada penghalang seperti tumpukan kotak kayu, papan, terpal, dan sebagainya yang susah didorong atau dihancurkan.

Baru di lantai sepuluh, lantai terakhir, dan atap gedung bisa diakses.

"sepertinya kita harus memperbaiki lift satunya lagi agar tau lantai apa yang bisa kita akses dari sana. Kalian mau mencobanya?" tanya kakek saat lift sudah membuka di bagian atap bangunan, langit malam terlihat dengan berbagai kelap-kelip bintang yang menghiasinya.

Aku dan teman-temanku mengangguk. Itu tidak masalah, lagipula kami semua juga penasaran.

Kakek menekan tombol lift, pergi kembali ke lantai nol, lobi. Untuk memperbaiki lift yang di bagian kanannya.

Kami memperbaiki liftnya lagi. Kali ini waktu yang dihabiskan lebih singkat dari sebelumnya. Karena tanpa perlu tutorial, disini cara perbaikannya sama dengan yang sebelumnya.

Yang tersangkutnya bebek karet dan tanaman-tanaman merambat yang kami saling oper lagi untuk dibuang.

"baru kali ini ya kita bersih-bersihnya ikhlas." Eron berkata bercanda setelah kami selesai memperbaikinya.

Aku dan teman-temanku tertawa kecil. Itu benar, kalau kami piket disekolah kadang terpaksa atau malah kebiasaan lupa.

Kami semua berjalan kembali ke lobi, lagi-lagi melalui halaman dimana monster tadi berkeliaran. Tapi jelas kami lebih aman karena sudah pakai kotak kayu, kami juga bisa lebih tenang.

Saat sampai di lobi lantai nol. Kami memasuki lift lagi, kali ini sebelah kanan lobi. Dengan masih membawa kotak-kotak kayu kami.

Suara kontak antara roda gigi lift terdengar. Mesinnya sedang bekerja.

"entah bagaimana dulunya mereka sudah bisa membuat lift begini, ini keren." Elysia berkata sambil melihat sekitar lift.

"iya, itu benar, tapi jelas mekanismenya masih lebih rumit daripada lift modern. Masih ada beberapa mesin yang disembunyikan dari kita. Kecepatan lift ini juga lebih lambat dibanding lift modern." Eron membalasnya.

Elysia mengangguk paham.

Kami memeriksa tiap lantai yang bisa diakses lagi dengan menekan tombol-tombol lift satu-persatu.

Dan lagi-lagi lantai yang pertama kali tidak bisa diakses adalah lantai dua. Tapi di lantai tiga ternyata bisa diakses, kami tersenyum, ini bagus.

Kakek melanjutkan untuk memeriksa lantai-lantai lainnya pada apartemen ini.

Ternyata lantai selanjutnya tidak ada yang bisa diakses selain bagian atap. Tapi tidak terlalu masalah, karena setidkanya kami mendapatkan satu lantai lagi untuk di eksplorasi.

"kita sudah bisa akses tiga lantai baru anak-anak. Atap, lantai sepuluh, dan lantai tiga. Mungkin kita akan menjelajahi bagian atap ini dulu." kakek berkata saat pintu lift terbuka memperlihatkan atap apartemen.

Angin malam berhembus membuat dingin tapi tidak memadamkan selamat kami. Lantai ketujuh, bagian unit disana yang kami cari. Entah bagaimana cara kami mengakses lantai dan unit itu, semuanya masih cukup buram, tapi jelas kami makin dekat dengan tujuan kami.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!