System Kekayaan Sang Iblis Kejam.

David sangat senang mendapat hadiah dari tuannya. Ingin dirinya membuka hadiah tersebut sekarang. Terutama karena dari Paper bagnya saja sudah bertuliskan Richard Mille. Sebuah brand jam tangan yang sangat terkenal dengan kemewahan.

Dahulu sebelum menjadi iblis, dirinya sangat memimpikan jam tangan ini ada di tangan kirinya.

Namun karena kondisi keluarganya yang kurang mampu membuatnya harus menghilangkan mimpi itu. Pada akhirnya uang yang ia miliki harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sementara Jack langsung membuka Jam tangan RM 66 miliknya. Namun juga menyadari perasaan David.

"bukalah! Tidak perlu terlalu formal denganku. Dunia ini bukanlah Astarot. Maka tetaplah menjadi manusia pada umumnya."

David mengagumi sikap Jack. Meski dengan kekuatan dan status yang sangat tinggi. Namun ia mampu untuk merendahkan diri menjadi manusia.

" terima kasih tuan. "

David langsung membuka hadiahnya. Sebuah kotak berwarna hitam yang terlihat sangat mewah.

Lalu dari dalam kotak tersebut ada sebuah jam tangan RM 74-02. Dengan desain khas Richard Mille yang mewah dan futuristik.

Tanpa berpikir David langsung melepas jam tangan lamanya. Jam tangan pemberian ayahnya yang menemaninya selama di kota Wasongtin. Lalu menyimpannya di laci meja kerjanya.

Kemudian ia memakai jam tangan pemberian Jack. Hasilnya tingkat penampilan David meningkat beberapa kali lipat.

Memang tidak salah untuk memiliki jam tangan yang bagus. Namun mengingat harganya, maka harus di pikirkan kembali.

Sementara Jack merasa cukup kagum dengan jam tangan miliknya. Meski di dunia Astarot dirinya merupakan iblis tingkat tinggi, namun pada jaman perang. Perhiasan dan kemewahan bukanlah prioritas. Sehingga tidak ada produk ras lain yang memiliki tingkat kreativitas manusia di bumi masa damai.

Jack dan David asik sendiri dengan jam tangan baru mereka. Hingga seorang pelayan restoran mengetuk pintu ruang Ceo.

Tok.. Tok.. Tok..

"masuk!" ucap David.

Pelayan masuk dan mengatakan tujuannya.

"tuan! Perwakilan PT Oput sudah datang. Mereka sudah ada di ruangan sesuai pengaturan."

"baiklah!"

Jack berdiri dan merapikan pakaiannya. Lalu berjalan menuju ruangan pertemuan di ikuti oleh David.

Ruangan pertemuan sudah ada dua orang pria. Perwakilan dari PT Oput.

Satu pria paruh baya. Terlihat sedikit buncit karena usia. Namun masih memiliki aura ketegasan dalam dirinya.

Dan satu lagi seorang pria muda. Dari penampilan terlihat cukup rapi dan formal. Namun sikapnya tidak lebih dari seorang berandal. Dengan tindik di telinga dan tato di kedua tangannya.

"Erhan! Jaga sikapmu. Jangan sampai mengacaukan transaksi ini. Kita sangat membutuhkan uang ini untuk mengembangkan bisnis ayah." ucap Hardi.

"tenanglah ayah! Aku disini hanya ingin tahu siapa orang kaya bodoh yang ingin membeli tanah terpencil itu."

"huft.." Hardi bingung dengan sikap anaknya. Pergaulan yang Erhan jalani telah mengubahnya menjadi sosok yang bebas. Bahkan terlalu bebas. Banyak masalah yang anaknya timbulkan dimasa lalu. Bahkan dirinya telah mengirim Erhan untuk kuliah di luar negeri. Namun sikapnya masih tidak ada perubahan.

Jack membuka pintu tanpa tahu pembicaraan kedua anak ayah tersebut.

Bertemu dengan sosok berpengaruh di kota Wasongtin. Membuat Jack harus mengeluarkan sedikit auranya.

David menyadari perubahan aura Jack. Sehingga ia juga tahu harus bersikap seperti apa.

"anda perwakilan PT Oput?"

"benar! Saya Ceo saat ini PT Oput." Hardi berdiri lalu menyalami Jack dan David. Begitu juga dengan anaknya yang merasakan tekanan dari Jack.

Jack duduk dikursi sementara David berdiri di belakang Jack.

"anda sudah bawa dokumennya?"

Hardi langsung mengeluarkan dokumen dari tanah dan rumah mewah di padang rumput.

"tentu! Saya sudah membawa semuanya."

Lalu seorang notaris datang membuka pintu ruangan.

"maaf! Apa saya terlambat?" dirinya khawatir jika terlambat dalam pertemuan ini. Karena semua orang sudah ada di sana. Meskipun waktu pertemuan masih kurang 1 menit lagi.

"duduklah!"

Sang notaris lalu duduk dan ikut serta dalam pertemuan.

"baiklah tuan Jack. Rumah mewah dan seluruh Padang rumput. Harganya 4 triliun. Anda masih bisa negosiasi."

Hardi memiliki harga target untuk transaksi kali ini. Meskipun perusahaan masih rugi, namun setidaknya tidak terlalu banyak. Yang paling penting adalah transaksi ini berhasil.

" tidak perlu! Berikan nomor rekeningnya. "

Meski ada ruang untuk menawar, Jack tidak melakukannya. Karena tujuan lain dirinya adalah untuk memanfaatkan fitur cashback dari system.

Hardi sangat senang karena Jack tidak menawar sama sekali. Dia langsung membuka ponselnya dan memperlihatkan akun bank perusahaan.

Sementara Erhan melihat Jack dengan perasaan menghina. Tidak pernah dirinya mendapati orang kaya yang dengan bodohnya membeli tanah dengan harga setinggi itu. Apa lagi dengan lokasinya yang sangat terpencil.

Jack tidak tahu dan peduli dengan pikiran Erhan. Dirinya langsung mengirimkan uang 4 Triliun ke rekening PT Oput.

"aku sudah mengirimnya."

Tak butuh waktu lama notifikasi transfer muncul di ponsel Hardi.

"uangnya sudah masuk."

Lalu mereka mengurus dokumen pengalihan kepemilikan. Dengan di saksikan oleh notaris yang juga membuat dokumen pengesahan.

David tidak ikut campur dalam transaksi tersebut. Dirinya hanya diam dan mengawasi gerak gerik Erhan.

Hingga transaksi selesai dan tanah dan rumah di padang rumput sudah sah menjadi milik Jack.

Jack melirik David sekilas. Memberi tanda untuk waktunya makanan masuk.

Memahami maksud Jack, David langsung menghubungi bagian dapur yang sudah siap.

"baiklah! Tanah dan rumah ini sudah menjadi milik anda. Terima kasih atas transaksi kali ini. Hal ini sangat membantu perusahaan kami." Hardi mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Jack.

Jack tidak menolaknya dan membalas salam dari Hardi.

"tentu."

Lalu makanan masuk diantar pelayan restoran. Sementara Jack berdiri dan mengambil uang 1 juta dari dompetnya.

Tanpa bicara, Jack memasukkan uang tersebut ke saku baju notaris. Lalu pergi dari ruangan tersebut. Tidak ikut dalam makan bersama. Diikuti oleh David yang juga meninggalkan ruangan.

Notaris yang mendapatkan tip dari Jack pun berdiri dan membungkuk.

"terima kasih tuan Jack."

Makanan ditata di meja dengan rapi. Berbagai makanan mewah seperti steak wagyu, tomahawk, hingga wine. Semua terlihat sangat menggiurkan.

Hingga semua pelayan sudah pergi dan tinggal mereka bertiga yang ada di ruangan tersebut.

Hardi penasaran dengan sosok Jack. Sikapnya terlihat seperti orang kaya bodoh yang tidak mengerti bisnis. Namun instingnya mengatakan jika Jack jauh lebih mengerikan dari siapapun.

"Ren! Apa kau tahu siapa Jack ini? Kenapa sepertinya aku sama sekali tidak pernah melihatnya?"

Ren sang notaris pun menjawab pertanyaan Hardi.

"entahlah tuan Hardi. Saya juga baru tahu jika ada orang kaya baru di kota Wasongtin."

Hardi dan Ren terlihat cukup akrab. Karena faktanya Ren merupakan notaris berpengalaman yang sering mengatasi transaksi besar.

Meskipun sempat dirinya ditawari untuk menjadi notaris khusus perusahaan besar. Namun karena sifatnya, dirinya menolak semua tawaran tersebut.