Terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, Letnan Dallas menginginkan kekasih yang usianya tidak jauh berbeda dengannya tapi harus bertemu dengan perempuan yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Semua terjadi karena dirinya trauma memiliki kekasih yang kekanakan di masa lalu.
Tak jauh berbeda dengan Letnan Dallas, Letnan Herca pun akhirnya terpaksa berkenalan dengan seorang wanita pilihan orang tuanya terutama Opa sebab cemas jika Letnan Herca akan salah arah. Penyebabnya tak jauh karena beliau tidak pernah melihat Letnan Herca bersama seorang gadis.
Lantas jika jodoh di tangan Opa, lantas siapa berjodoh dengan siapa dan prahara apa yang akan terjadi terkait masa lalu Bang Herca dengan seorang gadis berinisial Y.
Harap skip jika tidak sanggup dengan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Menyikapi keadaan.
Tanpa sengaja Bang Herca dan Dindra bertemu dengan Praka Hendarso dan Intan. Nampak Bang Herca cemas tapi Dindra malah santai menikmati makanan di hadapannya.
Bang Herca memang sengaja tidak meloloskan tahapan pengajuan nikah Praka Hendarso, jelas perkaranya adalah calon istri Praka Hendarso sudah melanggar suatu hal.
Kesal dengan keputusan tersebut, Intan ikut mendekati pedagang dan membeli kue pancong.
"Aduuuhh.. ada ya Ibu hamil serakus ini?? Usia kehamilan empat bulan tapi perutnya sudah seperti enam bulan, bagaimana kalau anaknya sudah lahir nanti. Laki-laki pasti akan muak melihat wanita gembrot di rumah."
Bang Herca sudah bereaksi tapi Dindra masih juga tenang dan terus mengunyah padahal bapak pedagang kue pancong sudah ketar ketir akan ada prahara di lapaknya.
Merasa tidak di tanggapi, Intan pun murka.
"Heii.. gendut...!!!!"
Barulah saat itu Dindra meresponnya. "Oohh.. Bu Intan bicara dengan saya?? Maaf.. saya kira Bu Intan membicarakan diri sendiri."
Bang Herca dan Bang Hendarso menahan tawa dengan jawaban Dindra.
"Saya nggak tau lho Bu kalau ibu mengajak saya bicara, soalnya Bang Letnan selalu panggil saya si seksi." Bual Dindra dengan sengaja sambil terus mengunyah, kata-katanya sekaligus mengungkapkan kesenjangan aturan berbicara meskipun Dindra paham hal tersebut tidak boleh dan tidak pantas di lakukan.
"Jangan kau kira karena pangkat suamimu lebih tinggi dari calon suamiku lantas kamu bisa bicara seenak jidatmu..!!"
Tak perlu banyak berbicara, beberapa orang disana melirik Intan yang mendadak menjadi pusat perhatian semua orang.
Seorang petugas keamanan yang kebetulan sedang berada disana pun ikut merasa tidak enak karena status Dindra adalah sah seorang istri dan Intan masih berstatus calon istri. Apalagi hinaan tersebut tertuju pada istri Letnan Herca yang jelas sedang mengandung.
:
Baru setelahnya Dindra uring-uringan mengingat kata 'gembrot' yang sempat di lontarkan Intan padanya. Papa Danar dan Ayah Rico yang berada di lorong ruang rawat Rigi sampai melongo bingung dengan perdebatan anak dan menantunya.
"Nggak usah dekat-dekat Dindra..!!"
"Kenapa sih, Neng. Pasti sekarang Intan sudah dalam tahap pemeriksaan." Kata Bang Herca.
"Pasti Abang juga mau bilang Dindra gembrot, kan????" Tebak Dindra kesal memikirkannya.
"Ini nih, Abaang pula yang kena getahnya. Fitnah tidak bermartabat memang buat susah saja." Gumam Bang Herca.
"Apalagi??? Sudah jelas begitu, berat badan Dindra saja sudah naik tujuh kilogram."
"Terus kenapa??? Berat badan naik juga larinya ke anak. Begini juga terlihat seksi " Jawab Bang Herca.
"Abang ngeledek Dindra?????"
"Lhoo.. bukan, sayaaang. Tadi kamu bilang kalau Abang sering panggil kamu 'si seksi'." Ujar Bang Herca.
"Nyatanya apa?? Abang nggak pernah bilang Dindra seksi, mana ada Abang puji Dindra cantik?? Abang lebih cinta sama kambing, kan??"
Papa Danar dan Ayah Rico meneguk es jeruk sambil menerka arah pembicaraan Dindra begitu pula Bang Herca hanya bisa menelan ludah karena tidak paham dengan jalan pikiran sang istri.
"Kenapa jadi kambing?? Tidak pernah bilang seksi bukan berarti kamu tidak seksi, sayang. Abang sudah kehabisan kata karena kamu lebih dari segala kata."
"Hiihh.. preeeeett.. Abang bohong. Dindra pernah lihat foto Abang di peternakan mini Batalyon, Abang senyum bangga bersanding sama kambing itu, sumringah apalagi saat memeluknya. Sekarang Abang buka galeri, nggak usah jauh di galeri.. wallpaper Abang yang foto sama Dindra nggak ada satupun senyum Abang disana???" Omel Dindra.
"Haaaah??" Bang Herca sampai syok mendengar sang istri menemukan bahan perdebatan baru.
"Mati lu ayaaam..!!" Gumam Papa Danar sembari memijat keningnya tak sanggup memikirkan persoalan ini.
"Aku nggak ikutan. Pokoknya nggak tau." Gumam Ayah Rico tiba-tiba terbawa cemas.
"Apaa?? Ada jawaban apa??? Abang masih mengelak??? Itu sudah bukti kalau Abang bohong, Dindra nggak seksi, Dindra sudah sebesar gentong." Oceh Dindra ngalor ngidul terbawa suasana.
"Ini soal seksi lho sayang, bukan kambing." Kata Bang Herca.
"Abang mau bilang kambing itu lebih seksi dari Dindra???"
"Tuhankuuu.. kau cekik Abang saja lah. Nafas pun Abang salah kalau begini."
Tak ingin masalah semakin panjang, Bang Herca mendekat dan memberikan satu kecupan sembari mengambil dompetnya.
"Damai kita ya, Neng..!!" Bang Herca mengeluarkan beberapa lembar uang dan menyerahkannya pada Dindra.
"Abang pikir masalah akan selesai begitu saja dengan uang?? Ini tindak penyuapan, Bang." Kata Dindra sambil menyambar uang dari tangan Bang Herca.
"Iyaa.. iyaaa.. cepat simpan di sakumu..!!" Bang Herca mengarahkan Dindra untuk menyimpannya.
Papa Danar dan Ayah Rico tidak bisa berkata apapun sebab kelakuan Dindra juga tidak jauh berbeda dengan para istri bahkan hingga saat ibu pun masih begitu.
Terlihat Bang Dallas keluar dari kamar rawat Rigi, wajahnya masih saja menampakan kecemasan meskipun Rigi sudah mendapatkan tindakan khusus.
"Rigi dalam bahaya?" Tanya Bang Herca saat melihat mimik wajah Bang Dallas.
"Nggak, Rigi sudah tenang. Hanya saya yang tidak tenang." Jawab Bang Dallas jujur.
"Ada apa lagi?? Kalau Rigi sudah tenang seharusnya kamu tidak memperpanjang masalah." Kata Bang Herca kembali pening memikirkan situasi yang seakan tidak segera usai.
"Rigi terancam keguguran. Tadi saat sadar tiba-tiba saja ada berita seperti ini." Ujar Bang Dallas kalut.
Bang Herca menepuk pundak Abangnya. "Kau carilah waktu berdua untuk bicara lebih dari hati ke hati. Asalkan hati istrimu tenang, anakmu di perut ikut tenang."
.
.
.
.
ampun deh bang lu mah bini mau brojol lan mosyo ngk percaya
aku pada mu dehh 😘😘😘😍😍😍
sabar bang ini ujian 😂😂😂