Ingin melihat Tim Nasional Indonesia bermain di panggung Piala Dunia? Simaklah! Jalu akan membawa kalian ke dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sama sekali.
Di saat karirnya sebagai presenter sedang naik daun, Jalu harus menerima pil pahit yaitu pemecatan kerja tanpa alasan yang jelas dari pihak perusahaan, hal ini membuat Jalu sangat frustasi dan mengalami kemunduran dalam hidup.
Jalu memutuskan untuk menjadi seorang agen sepak bola dan perjalanan karirnya sebagai agen sepak bola akhirnya berjalan sangat baik tapi suatu ketika, semuanya mulai berubah dengan dimulainya penolakan perpanjangan kontrak agen - pemain dan pemutusan kontrak dari para pemainnya.
Pil pahit kedua Jalu telan kembali dan membuat hidupnya hampir hancur tapi pertolongan dari sang Ibu membuat karir Jalu sebagai agen sepak bola mulai bangkit kembali sampai Jalu di kenal sebagai seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33.
Akhirnya tiba di tanggal 21 Maret yang merupakan tanggal dan hari pertandingan di babak grup berikutnya yaitu babak promosi playoff kompetisi Liga 2 Indonesia.
Putra Nusantara yang sebelumnya merupakan pemuncak klasemen grup C itu akhirnya di temani oleh Persis Solo sebagai tim dan klub yang lolos ke babak berikutnya dari grup C dan membuat PSIM Yogyakarta dan PSCS Cilacap harus menunggu kesempatan di kompetisi berikutnya.
Untuk pengisian dari grup di babak berikutnya, Putra Nusantara tergabung di grup A yang berisikan pemuncak klasemen dari grup A sebelumnya, runner up dari grup B sebelumnya dan terakhir dari runner up grup D sebelumnya.
Pemuncak klasemen grup A di babak grup sebelumnya itu adalah klub Sriwijaya FC yang berasal dari Palembang dan merupakan dari salah satu klub yang pernah sukses di kompetisi Liga 1 Indonesia.
Runner up dari grup B di babak grup sebelumnya adalah RANS Cilegon yang merupakan salah satu klub baru dan pemiliknya tentu adalah seorang artis yang sangat sukses di tanah air.
Runner up dari grup D adalah Persiba Balikpapan yang juga salah satu mantan klub yang pernah berkompetisi di Liga 1 Indonesia.
Dengan situasi grup A yang seperti ini, lawan yang harus Victor hadapi ini tentu sangat tangguh tangguh apalagi pelatih dari klub RANS Cilegon merupakan salah satu pelatih lokal tersukses yang di miliki Indonesia di kompetisi Liga Indonesia.
Pertandingan babak grup di babak promosi playoff ini di gelar di tempat yang sangat netral dan berhubung partai semi final dan final akan di gelar di Stadion Pakansari yang ada di Jawa Barat, maka gelaran kompetisi babak promosi playoff ini di gelar di stadion stadion yang berada di wilayah atau kawasan Jawa Barat juga.
Meski di gelar di tempat yang sangat netral, Putra Nusantara sangat diuntungkan sekali karena Stadion Patriot Candrabhaga yang merupakan home mereka sebelumnya termasuk stadion yang ada di wilayah Jawa Barat dan dengan begitu, stadion itu juga termasuk dalam salah satu stadion yang di pilih untuk gelaran babak promosi play off.
Untuk pertandingan pertama Putra Nusantara di babak promosi playoff ini, mereka akan terlebih dulu menghadapi RANS Cilegon yang merupakan runner up grup B yang dilatih oleh salah satu pelatih lokal tersukses di kompetisi Liga Indonesia.
Pada pertandingan ini, Jalu tidak hadir ketempat pertandingan dan menonton pertandingan di apartemen bersama dengan Ramon karena pertandingan Liga 2 Indonesia ini di siarkan oleh televisi lokal yang jadwalnya tidak bertabrakan sama sekali dengan jadwal pertandingan Liga 1 Indonesia.
Jalu sudah menetapkan akan hadir pada pertandingan semi final dan grand final saja karena itu adalah waktu yang sangat tepat untuk memberikan dukungan terhadap para pemainnya yang bermain.
Pertandingan di mulai pada pukul 18.00 dan melalui siaran televisi ini, Jalu melihat ada setidaknya ribuan penonton yang menonton pertandingan di stadion.
Jalu menilai bahwa Indonesia benar benar merupakan negara penggemar sepak bola dan bukan negara sepak bola seperti Brazil atau beberapa negara lainnya yang memiliki pemain pemain hebat.
Lihat saja, meski pertandingan ini adalah kompetisi Liga 2, banyak sekali penonton yang hadir untuk menonton karena mereka tahu bahwa ini merupakan pertandingan di babak yang sangat penting sehingga pertandingan akan jadi sangat menarik.
Pada layar televisi, di tampilkan susunan line up dari kedua kesebelasan antara Putra Nusantara dan RANS Cilegon yang bertindak dan terpilih sebagai tuan rumah untuk pertandingan ini padahal tempat atau stadion pertandingan ini di gelar adalah Stadion Patriot Candrabhaga yang merupakan markas Putra Nusantara itu sendiri.
RANS Cilegon menurunkan formasi 4 - 3 - 3 bertahan.
Kiper : Kartika Ajie (96)
Belakang : Saddam (5), Hamka (23)(C), Wijaya (2), Tuasalamony (90)
Tengah : Asri Akbar (6), Jujun (12), Fadilla Akbar (15)
Depan : Lastori (22), Gonzales (10), Karman (13)
Putra Nusantara menurunkan formasi 4 - 3 - 2 - 1 yang berbentuk seperti pohon natal.
Kiper : Reky (1)
Belakang : Syaiful Indra (2), Lasinari (3), Nurhidayat (4), Nuri Fasya (5)
Gelandang Bertahan : Gede Sukadana (8), Prabu Eswara (6)(C), Ichsan Kurniawan (24)
Gelandang Serang : Noah Atmaja (28), Milo Arjuna (30)
Penyerang : Osas Saha (10)
Melihat formasi dan susunan pemain yang di turunkan oleh Victor di pertandingan ini, Jalu segera melihat banyak perbedaan yang ada.
Perbedaan yang paling mengejutkan bagi Jalu sendiri bukan terletak pada bagian susunan pemain dan formasi tapi pada bagian Prabu yang di tunjuk menjadi seorang kapten.
Hal ini membuat Jalu dan Ramon juga saling berpandangan karena kaget dan tidak percaya. Pemainnya sendiri atau bahkan Victor tidak pernah membicarakan mengenai hal ini pada Jalu sehingga Jalu tidak tahu sama sekali dan menimbulkan kekagetan seperti sekarang.
"Mon, Abu benar benar jadi kapten? Apakah aku tidak salah lihat?"
"Tidak, lihat sekarang dia sedang berjalan untuk berdiskusi dan ada ban kapten di lengan kirinya."
Jalu masih menatap melongo karena keterkejutan ini bukan hal yang bisa di terima dengan hanya respon begitu saja, ini adalah pencapaian individu dan tentu penghargaan pelatih terhadap sikap pemainnya itu sendiri.
Setelah memulihkan keterkejutan nya, Jalu segera menganalisis mengenai formasi yang di turunkan oleh Victor di pertandingan kali ini.
"Sepertinya pertandingan kali ini mereka akan lebih bertahan dan menyesuaikan keseimbangan di lini tengah dengan menurunkan 3 gelandang bertahan sekaligus di tambahkan dengan 2 gelandang bertahan yang sangat berpengalaman."
"Kalo di pikir pikir, keduanya sama sama menurunkan formasi bertahan tapi jika di lihat dari kualitasnya dan gaya bermain yang akan di tunjukan nanti, Putra Nusantara akan lebih unggul jika mengandalkan serangan balik mengingat adanya kualitas umpan panjang dari Prabu yang cukup akurat dan di ikuti dengan kecepatan dari kedua sayap Milo dan Noah."
"Sepertinya formasi 3 gelandang bertahan ini terutama 2 pemain yang berpengalaman ini akan lebih bertugas pada pembersihan dan perlindungan terhadap Prabu sendiri."
"Mon, jika dilihat seperti ini, apakah ini seperti AC Milan saat di perkuat Pirlo, Gatusso dan Massimo Ambrosini?"
"Ehh? Apakah pada zaman kepelatihan Carlo Ancelotti?"
Jalu hanya menjawab dengan anggukan saja atas pertanyaan yang di ajukan Ramon tapi matanya segera menatap fokus pada layar televisi dengan otak yang sedang berpikir keras.
'Ternyata beginilah jadinya, Victor. Kamu sangat sangat hebat karena mempelajari taktik dan formasi para pelatih terkenal. Kamu pantas menjadi pelatih lokal terbaik saat ini dan pelatih terbaik yang dimiliki Indonesia di masa depan nanti.'
Jalu tidak bisa menghentikan rasa keinginannya untuk berpikir mengenai pengetahuan dan kemauan keras Victor terhadap taktik dan formasi.
Ini pantas untuk di acungi jempol karena Victor ternyata tidak puas dengan begitu saja, dengan kualitasnya saat ini, Victor bisa saja mengakui bahwa dia adalah pelatih lokal terbaik tapi dia tidak melakukannya dan terus mempelajari dan menambah ilmu dalam kepelatihannya.