Dalam pusaran dunia mafia yang gelap, Alex, putra mahkota dari klan Moralez, dihadapkan pada ultimatum ayahnya, Marco Moralez, seorang mafia kejam tanpa belas kasihan.
Untuk membuktikan dirinya layak memimpin klan, Alex harus menemukan adiknya yang bertahun-tahun hilang, sebagai syarat.
Namun, di tengah pencarian nya terhadap sang adik, Alex justru bertemu dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya, gadis yang mampu menggetarkan hatinya setelah lama mati.
Akankah dia berhasil menemukan adiknya dan memimpin klan ? Dan bagaimanakah kisah cinta akan mengubah arah hidupnya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WANITA PERTAMA
Leon dibawa ke rumah sakit oleh anak buah Alex atas perintah Fedrick. Setelah siuman, ia buru-buru pulang dan berharap Elzatta sudah berada di rumah. Namun, begitu sampai disana, ia melihat keluarga Tuan Mahardika masih berkumpul di ruang tamu, dengan wajah penuh kegelisahan.
Saat Leon tiba, Tuan Mahardika sedang mondar-mandir di ruang tamu. Beliau terkejut melihat Leon datang dan buru-buru menghampirinya. "Nak, Ayah sangat mengkhawatirkan mu. Maafkan Ayah karena tidak berada di sampingmu saat kau terluka. Ayah tidak tahu ke mana mereka membawamu," katanya penuh penyesalan.
"Ayah tenanglah, Leon sudah tidak apa-apa. Bagaimana dengan Elza, yah?"
Tuan Mahardika menggeleng samar, "Belum ada kabar dari anak buah, ayah,"wajahnya berubah sendu.
Leon menghela napasnya, "Kalian tenanglah, Leon akan segera membawa Elzatta pulang," ujarnya menenangkan.
"Kau mau kemana, Le, bahkan kondisimu pun masih seperti itu," kata Shinta khawatir, melihat luka lebam di wajah Leon.
"Lagian memangnya kamu tau siapa yang membawa Elzatta?"Ibu Rosie, ikut menyahut.
"Aku akan mencari Elzatta, di manapun dia berada," Leon berkata dengan penuh keyakinan, lalu menganggukkan kepala sebagai tanda pamit, dan berlalu dari sana.
"Hati-hati, nak," pesan Tuan Mahardika.
...💣💣💣💣💣...
Di Penthouse Alex.
Pagi-pagi di Penthouse Alex, sudah terjadi keributan. Suasana pagi yang seharusnya tenang dan damai, justru di penuhi oleh omelan Elzatta yang memekakkan telinga. Keributan itu terjadi setelah Elzatta membuka matanya, dan menyadari dirinya tidur di dekapan Alex. Padahal seingatnya, semalam ia tidur membawa selimut tebal di sofa yang berada di lantai bawah.
Elzatta seketika melompat dari tempat tidur, "Hiyaaaaakkkk, kenapa aku bisa di sini?!" teriaknya dengan wajah merah padam dengan kedua tangan berkacak pinggang. "Pasti ulah manusia kampret ini!" katanya lagi sambil meraba tubuhnya, dan bernapas lega karena pakaian nya masih menempel.
Elzatta kemudian melempari Alex dengan bantal, membuat pria yang masih tidur itu terkejut dan refleks mengangkat tangannya untuk melindungi wajahnya dari serangan bantal Elzatta. "Enghh.... apa yang kau lakukan?" suaranya masih serak.
"Pasti kau kan yang membawaku kesini?" Elzatta mengacungkan telunjuknya pada Alex.
"Tidak," jawab Alex dengan mata yang masih setengah terpejam.
Elzatta memicingkan mata, "Jika bukan kau, mana mungkin aku tidur sambil berjalan kesini?" ucapnya dengan nada tinggi.
Alex bersandar ke ranjang sambil terkekeh, "Oh, ayolah ini masih pagi. Aku hanya tidur sambil mendekapmu semalam, tidak lebih. Jika aku mau, aku sudah menidurimu sejak kemarin," katanya santai.
Elzatta melotot, lalu memalingkan muka. "Haish," ia mengusap dadanya, mencoba untuk lebih sabar. "Kau sudah berjanji akan mengantarku pulang tadi malam!"
"Setidaknya mandilah dulu, aku akan meminta Alvin membawakan mu baju ganti."
.
.
.
Benar saja, tak lama Alvin datang membawakan pakaian ganti untuk Elzatta. Tak bisa dipungkiri, rasa penasaran tiba-tiba menyeruak di hati Alvin. Jika ia menebak, saat ini Alex telah membawa seorang wanita ke penthouse ini. Ia berpikir seperti itu karena tadi, ia di minta mencarikan pakaian wanita. Dan ini adalah hal yang tidak biasa, karena sebelumnya Alex tidak pernah mengijinkan wanita manapun menginjakkan kakinya di sini. Bahkan Nyonya Conti, tidak pernah mengetahui keberadaan penthouse ini.
Di saat Alex mengantar paperbag ke lantai atas, Fedrick datang dan langsung menanyakan keberadaan bos nya pada Alvin.
"Di mana, Si Bos, Al?" sembari duduk di samping Alvin.
"Baru saja ke atas," jawab Alvin, kemudian berbisik di telinga Fedrick. "Apa kau tau, tadi aku di minta mencarikan pakaian wanita dan di suruh mengantarkan nya kemari," suaranya begitu lirih, waspada Alex mendengar.
"Jadi Si Bos membawa wanita itu kesini?" gumam Fedrick, yang langsung membuat Alvin mengerutkan keningnya. "Hah, wanita siapa? Nona Dahlia maksudmu?" tanya Alvin masih berbisik.
Plak !
Fedrick spontan menabok bibir Alvin.
"Awh, kenapa kau memukulku sih, Fed?"rintihnya sambil mengusap bibirnya.
"Makanya jangan sebut nama itu lagi kalau kau masih sayang dengan nyawamu!" ujar Fedrick memperingati.
"Okey-okey, tapi dia siapa?" Alvin semakin penasaran, "Tunggu, bukankah itu artinya wanita ini sangat berharga, karena dia wanita pertama yang di ajak Tuan kemari?"
"Kau benar, dia adalah-"
"Fed, kau disini!" sapa Alex sambil menuruni tangga. Alvin dan Fedrick langsung berdiri, menanti Tuan nya sampai di bawah.
Fedrick menunduk, "Saya kesini untuk melaporkan, bahwa mayat Juan sudah dikirim ke keluarganya yang asli, Bos!"
Alex mengangguk, "Bagus, setelah ini kita tinggal menunggu bagaimana reaksi mereka!"
"ALEXXXX!!!!!"
Elzatta tiba-tiba muncul di anak tangga, berteriak dengan wajah kemarahan, masih mengenakan bathrobe dan handuk yang membalut kepalanya.
Ketiga orang di bawah sontak mendongak ke arahnya, "Oh, Shit! Kali ini apa lagi??" Kata Alex sembari meraup wajahnya.
Begitu sampai di hadapan Alex, Elzatta meninju perutnya.
BUGH !
"Bos!"
"Tuan!"
Alvin dan Fedrick seketika memekik secara bersamaan, terkejut melihat bos mereka dipukul oleh seorang wanita. Alex melarang kedua asistennya mendekat dengan kode tangannya sembari membungkuk dan satu tangannya lagi memegang perut.
Alex kembali menegakkan tubuhnya sambil bertanya, "Ada apa lagi?" ia menoleh Elzatta.
Dengan wajah memerah, Elzatta mengambil baju dari dalam paperbag dan menentengnya, "Apa maksudmu menyuruhku memakai pakaian ini, hah?" Alex langsung menoleh pada Alvin, dan menatapnya tajam, "Alviiiiiiiiinnnn!"
Ya mana cocok Elzatta di suruh Alvin pakek beginian 🤣
Alvin membekap mulutnya dengan kedua tangan lalu menunduk, "M-ma...maaf, Bos! Bukannya, Anda memang suka wanita yang berpakaian...sek........si?" Kalimat terakhir terucap sangat lirih, membuat Elzatta dan Alex melotot ke arahnya.
.
.
.
Alvin akhirnya memesankan pakaian lain yang sesuai keinginan Elzatta. Saat ini, mereka bertiga duduk di sofa, menunggu Alex selesai bersiap.
Diam-diam Alvin mencuri pandang pada Elzatta, matanya mengamati dengan saksama. Dalam hati, ia berpikir, "Serius, Tuan Alex menyukai wanita ini? Apa yang membuatnya berubah jalur?"
Ia heran saja, biasanya bosnya itu menyukai wanita dengan penampilan yang berani dan seksi. Tapi kali ini, wanita di hadapannya benar-benar berbeda. Penampilan Elzatta terkesan sederhana dan jauh dari kata seksi yang biasa Alex cari.
"Turunkan pandanganmu, atau matamu akan di congkel oleh, Bos!" bisik Fedrick memperingati. Alvin yang tersadar langsung mengalihkan pandangannya.
"Siapa di antara kalian yang bernama Fedrick?" tanya Elzatta memecah keheningan.
Fedrick pun menegakkan kepalanya, menatap wanita di hadapannya sedikit gugup. Menurutnya, aura Elzatta sama seperti Alex, mampu mengintimidasi lawan bicaranya. "Sa-saya, Nona,"jawabnya terbata.
"Oh, Jadi kau?" Elzatta mengamati Fedrick, lalu kembali berkata, "Aku hanya ingin berterima kasih padamu, karena waktu itu kau sudah menolongku!"
Fedrick menghembuskan napas lega, lalu mengangguk, "Sama-sama, Nona."
Alex akhirnya turun, "Mari kita berangkat!" ajaknya.
...----------------...
Menurut kalian, apa Alex benar-benar akan mengantar Elzatta kembali ke Indonesia?
Yuk, ikuti terus cerita mereka. Terimakasih yang sudah berkenan mampir 🤗
,, ugh! author siihh,, harsny jgn dibikin ganteng semuaaa 😫😫