Azzura: The Fight Of The Tough Lady

Aaron berangkat menuju kantornya masih sangat pagi. Dia tidak memberitahu Azzura karena gadis itu masih tidur, ya. Jadwal mereka memang berbanding terbalik. Jika Aaron beraktivitas dari pagi sampai malam, kalau Azzura justru malah kebalikannya. Aaron sebenarnya agak risih karena hal ini. Dia menjadi kesulitan untuk bertemu dengan gadis itu untuk memintanya mempersiapkan segala kebutuhan.

Dengan langkah pasti Aaron masuk ke area perusahaan. Mungkin ini agak janggal di mana sebuah perusahaan besar memiliki seorang pemimpin yang buta. Namun meskipun begitu, kemampuan Aaron tidak bisa di bandingkan dengan kemampuan orang normal pada umumnya. Aaron memiliki otak yang cerdas. Aaron juga buta hanya beberapa waktu ke belakang setelah dia mendapatkan kecelakaan mobil. Banyak hal tentang bisnis yang sudah dia kuasai. Aaron hanya membutuhkan pasilitas khusus agar semua pekerjaan bisa dia tangani dengan mudah . Meski Aaron harus memegang tongkat kemanapun dia pergi, Aaron tidak mempermasalahkan hal itu.

Ada beberapa petinggi yang sempat meragukan kemampuan Aaron, namun saat melihat hasil kerja Aaron, mereka mulai mempercayai Aaron kembali karena memang tidak ada yang berubah dari orang itu. Aaron tetap Aaron yang sama. Meskipun dengan pisik yang berbeda, Aaron mampu memimpin perusahaan minuman itu dengan sangat baik.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Hari ini Azzura ada janji untuk bertemu dengan sekumpulan gengster yang beberapa hari lalu memintanya untuk menjadi ketua di kelompok gengster tersebut. Azzura sudah memikirkan masalah ini dengan matang. Dia akan menerima tawaran Hugo supaya mereka tidak kembali ke jalan yang kurang baik. Sebenarnya Azzura belum memberitahu mereka tentang ini karena dia ingin memberikan kejutan.

"Rubby. Suamiku tidak akan tahu kan kalau aku bergabung dengan orang-orang itu?"

"Ya itu tergantung keberuntungan. Kemungkinannya sangat kecil. Aaron itu adalah orang yang berkuasa. Sekali menjentikkan jari saja, dia bisa tahu semua rahasia mu. Kau tidak akan bisa menyembunyikan apapun darinya, jadi sebaiknya kau jangan menimbulkan kecurigaan. Memang apa sih yang membuat mu takut kalau Aaron tahu kelebihan mu?"

Azzura menghembuskan napas kasar. Dia masih mematut dirinya di depan cermin, memakai topi dan juga pakaian yang tidak biasa dia pakai. Jika setelah masuk ke dalam tubuh Azzura Aurora Azzura berpenampilan feminim, namun sekarang Azzura malah berpenampilan layaknya dirinya dalam kehidupan nyata.

"Aku tahu pemikiran orang-orang di dunia ini tidak sama. Aku hanya takut kalau suatu saat Aaron tahu jika aku memiliki kelebihan, dia akan pergi meninggalkan ku sama seperti orang-orang di kehidupan sebelumnya. Aku sadar, mungkin kekuatan yang aku miliki adalah anugrah jika di lihat oleh orang yang tepat, namun jika di lihat oleh orang yang salah ...."

Rubby mengangguk. Dia mengerti akan kegelisahan yang Azzura rasakan. Kehidupan menyedihkan di masa lalu membuat Azzura takut kehilangan Aaron. Meskipun laki-laki itu tidak mencintainya, paling tidak Aaron juga tidak akan meninggalkannya.

"Masker mu jangan lupa Bos!"

Azzura mengangguk mengerti, setelah yakin jika penampilannya sudah baik-baik saja, Azzura dan Rubby pun keluar dari kamar itu, mereka berdua memesan taksi untuk menuju pusat perbelanjaan yang di maksud oleh Hugo. Malam nanti Azzura masih harus bekerja, jadi dia harus bergerak lebih cepat.

****

Stop!

"Tuan!"

Azzura berseru saat melihat Aaron hendak menyebrang jalan di saat lalulintas sedang padat-padatnya. Azzura turun dari mobil, dan Rubby mengikutinya dari belakang. Anjing cebol itu malah terlihat seperti seorang pelayan daripada seorang pendamping.

Erlan memperhatikan Aaron yang hendak menyebrang, saat dia kan pergi dengan laki-laki itu, Erlan malah kembali berbalik dan mengikat tali sepatunya.

Azzura mengepalkan kedua tangan. Secepat kilat dia berlari mendekati Aaron.

"Brengsek!"

Brukkkkk!

Satu tangan Azzura dia gunakan untuk menahan mobil yang tadi melaju sangat kencang seolah mobil itu memang sengaja menargetkan Aaron. Azzura sedikit mendongak. Dia bersyukur karena Aaron baik-baik saja.

Erlan berbalik setelah mengikat tali sepatunya, dia tersenyum, namun saat melihat Aaron masih berdiri di atas trotoar, Erlan langsung menghampiri laki-laki tersebut. Kedua kakinya membawa Erlan untuk semakin mendekat, dan alangkah terkejutnya dia saat melihat mobil yang hampir menabrak Aaron sudah hancur di salah satu sisinya.

"Apa tadi ada iron man?" gumam Erlan tidak percaya. Bagiamana mungkin ini bisa terjadi, mobil besar seperti itu bisa hancur, namun tidak ada satupun di dekat trotoar itu yang memiliki bekas benturan dengan mobil.

"Kita kembali ke kantor saja Erlan!"

"Baik Tuan!" jawab Erlan meskipun dengan wajah bodoh karena dia masih belum mengerti dengan apa yang baru saja terjadi.

Azzura memperhatikan Arya dari jauh, tiba-tiba hatinya merasa tidak tenang saat melihat gelagat tidak biasa yang Erlan tunjukan. Dan kemana Beck dengan Bert. Apa yang mereka lakukan sampai Aaron harus keluar tanpa pengawasan mereka.

"Kita harus memberikan Beck dan Bert pelajaran Rubby. Pengawal kembar itu udah bikin Tuan hampir mati."

Rubby mengangguk mengiyakan. Dia tidak banyak bicara kerena dia pun merasa kalau Erlan ini memiliki niat lain pada Aaron. Sebagai seorang sekertaris, tidak wajar jika dia membiarkan Aaron lepas dari pandangan. Padahal Erlan sangat tahu jika Aaron tidak bisa melihat.

Azzura dan Rubby kembali berjalan kaki menuju tempat di mana Hugo meminta mereka untuk berkumpul. Sebenarnya tempat ini bukan pusat perbelanjaan, namun malah terlihat seperti pasar tradisional.

"Bos!"

Beberapa orang menghampiri Azzura saat wanita itu sampai di area pasar. Azzura pun tersenyum lalu menghampiri mereka semua.

"Ada apa Hugo? Kenapa kau memanggilku?"

"Sebenarnya kita memiliki masalah Bos. Beberapa hari kemarin aku mengatakan kalau kita akan berhenti berbuat jahat kan, kita sudah tidak akan memeras pedagang atau mengganggu orang-orang. Tapi setelah kita pergi, ternyata ada kelompok lain yang meminta uang kemananan di atas rata-rata Bos!"

Azzura mengerutkan kening, dia melirik beberapa pedagang di sana.

"Jadi berapa yang mereka minta Bu?"

"Tidak tentu Non, kadang 200 kadang 300 Yuan."

Azzura melongo. "Kenapa sebanyak itu? Dan mereka meminta tiap hari?"

Pedagang itu mengangguk mengiyakan.

"Astaga. Mereka biasanya ke sini jam berapa Bu?"

"Sebentar lagi Non. Kalau kami tidak memberikan mereka uang di pagi hari, sore harinya mereka akan kembali."

Brakkkkk!

Azzura terperanjat saat mendengar seseorang menggebrak meja pedang di belakangnya. Gadis itu berbalik, dan benar kata ibu pedagang tadi, para berandalan itu benar-benar kembali.

"Cepat berikan kami uang keamanan. Kalau tidak, kami akan mengobrak-abrik tempat kalian ini. Enak saja kalian mau jualan tanpa membayar iuran."

Azzura menghembuskan napas kasar.

"Bang!"

Tidak ada jawaban.

"Bang!"

Kali ini Azzura memanggil nama orang itu sembari menepuk pundaknya.

"Ekh ada si cantik, kenapa? Mau kenalan sama Abang?"

"Jangan malak lagi di sini!"