NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Keberangkatan Arka

Sekarang Feby benar-benar menyaksikan keberangkatan Arka ke Australia di depan kedua matanya. Dari sekian banyaknya orang yang ada di bandara, pandangan gadis itu sejak tadi hanya tertuju pada Arka.

Pria itu sudah memakai jas berwarna navy dengan membawa sebuah koper. Feby sedari tadi hanya diam membisu di belakang Arka memperhatikan pria itu yang tengah sibuk membicarakan sesuatu dengan asisten pribadinya yang bernama Kevin. Entah apa yang tengah mereka bicarakan, Feby pun tidak tau. Gadis itu menghelakan napasnya berkali-kali karena ia sudah mulai merasa bosan.

"Hei, Feby?" Feby langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar suara seorang wanita yang memanggil namanya. Begitu ia mendongak, ia melihat seorang wanita cantik ber dress merah maron berdiri di hadapannya. Wanita itu mengembangkan senyuman pada Feby.

Kedua mata Feby langsung berbinar seketika melihat wanita itu. Wanita cantik yang ia temui di pesta waktu itu. Wanita yang memberikan ia dan Arka minuman. Feby masih mengingatnya dengan jelas!

"Nona Clarisa?! Hey nona Clarisa di sini juga?!" Jawab Feby seraya tersenyum lebar.

"Iya Feb, hari ini aku ada jadwal penerbangan ke Australia. Kebetulan ya kita ketemu di sini. Kamu sendiri lagi ngapain? Aku liat dari tadi kok bengong aja? Aku dari tadi panggil-panggil kamu loh" Ucap Clarisa.

"Oh ya? Kamu hari ini mau pergi ke Australia juga? Sama dong kaya Mas Arka"

Raut wajah Clarisa langsung berubah seketika setelah mendengar perkataan Feby. Tersimpan sebuah senyuman penuh arti di wajah cantik gadis itu. Namun Feby, tidak mengetahuinya.

"Pak Arka mau pergi ke Australia?" Tanya Clarisa.

Feby mengangguk pelan.

"Iya hari ini dia mau pergi ke Australia untuk urusan bisnis. Tuh orangnya lagi ngobrol sama Pak Kevin" Feby mengangkat jari telunjuknya ke arah Arka. Pandangan Clarisa pun langsung mengikuti arah telunjuk gadis itu.

"Pak Arka pergi ke Australia sama kamu?" Tanya Clarisa dengan tatapan yang terus tertuju pada Arka.

"Nggak, dia pergi untuk urusan bisnis jadi ngapain aku ikut?" Jawab Feby. Sudut bibir Clarisa langsung tertarik ke atas begitu ia mendengar jawaban itu dari mulut Feby.

"Kenapa malah senyum-senyum?" Tanya Feby.

"Ah, nggak Feb. Aku nggak kenapa-kenapa kok. Cuma lagi mikir aja, siapa yang nemenin Pak Arka selama dia di Australia kalau kamu nggak ikut? Gimana kalau nanti dia butuh bantuan?"

"Kan ada kamu. Aku minta tolong ya, nanti barangkali Mas Arka butuh sesuatu"

"Kamu tenang saja Feb, kalau Pak Arka butuh sesuatu aku bakalan ban--"

"Tapi saya tidak butuh bantuan dari siapa pun" Sela Arka dengan tegas.

Fokus Feby dan Clarisa langsung tertuju pada pria yang baru saja menyela pembicaraan diantara mereka berdua. Arka melayangkan tatapan tajamnya pada Feby. Pria itu semakin berjalan mendekat ke arah Feby. Tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari gadis itu. Feby langsung diam membisu seraya menggigit bibir bawahnya.

"Siapa yang mengizinkan kamu membagi tanggung jawab kamu kepada orang lain, hmm?" Tanya Arka pada Feby.

"A-apa maksud Mas Arka?" Feby tergagap karena Arka tiba-tiba saja menarik tubuh mungilnya. Tangan kanan pria itu memeluk pinggang Feby dengan posesif, sedangkan tangan kirinya masih memegang koper.

"Kamu adalah istri saya dan semua hal yang berhubungan dengan saya, hanyalah tanggung jawab kamu. Mengerti?" Arka mengatakan itu tepat di telinga Feby.

Hembusan napas pria itu membuat bulu kuduknya berdiri. "Tapi aku kan nggak ikut, jadi apa salahnya aku minta tolong Clarisa buat jagain Mas Arka?"

Mendengar kalimat itu keluar dari mulut Feby, raut wajah Arka langsung berubah seketika. Apakah gadis itu benar-benar tidak memiliki rasa sedikitpun kepadanya?

"Kamu tidak perlu repot-repot meminta orang lain untuk menjaga saya. Karena saya bisa menjaga diri saya sendiri" Jawab Arka dengan nada yang sedikit kesal.

"Tapi Mas--"

Cup!

Kedua mata Feby langsung membulat sempurna saat Arka tiba-tiba saja membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Ia berusaha menghentikan Arka namun pria itu menahan tengkuknya hingga membuat ia tidak bisa berkutik.

Dan hal itu terjadi tepat di hadapan Clarisa. Gadis itu menatap pujaan hatinya yang tengah mencium wanita lain. Clarisa mengepalkan tangannya dengan kuat hingga membuat kuku panjangnya menancap di telapak tangannya.

Arka akhirnya melepaskan ciumannya karena Feby yang kesulitan bernapas. Pria itu memberikan kesempatan kepada Feby untuk mengambil napas. "Jika kamu berani membantah saya lagi, maka saya akan membungkam mulut kamu dengan cara yang sama" Ancam Arka dengan tatapan tajam.

Kedua mata Clarisa semakin memerah melihat wajah Feby yang saat ini bersemu merah karena malu. Gadis itu menatap Feby seakan-akan ia ingin menelan hidup-hidup Feby.

'Setelah ini kamu bahkan tidak akan pernah bisa melihat wajah tampan Arka lagi, Feb. Karena aku akan merebut dia. Arka hanyalah milikku seorang. Arka hanyalah milik Clarisa Agistya, bukan gadis kecil seperti kamu!' Batin Clarisa.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di SMA Ganesha seorang gadis berseragam SMA duduk di tepi lapangan menatap beberapa anak basket yang tengah berlatih. Gadis cantik dengan rambut sebahu dan poni yang menutupi jidatnya itu sesekali menyeka keringat yang menetes dari wajahnya.

Wajah gadis itu tampak memerah terbakar panasnya sinar matahari. Meskipun begitu, senyuman di wajahnya tidak sedikitpun memudar saat menyaksikan pujaan hatinya tengah berlatih basket.

"Cieee... Evandra dari tadi di liatin dede Rayya terus nih!" Suara godaan dari salah satu teman Evandra terdengar sampai ke tepi lapangan hingga membuat Raya tersipu.

"Berisik lo!" Saut Evandra dengan ketus. Pria itu sama sekali tidak menanggapi godaan dari teman-temannya tentang Raya, adik kelas yang digadang-gadang suka dengan Evandra.

Raya langsung berlari kecil menghampiri Evandra yang tengah duduk. Gadis itu berusaha membuang perasaan malunya. Ia menyodorkan sebotol air mineral dingin di depan Evandra. Namun pria itu tidak bereaksi apapun. Ia hanya menatap Raya dengan tatapan tidak suka. Berbeda dengan teman-teman Evandra yang Langsung melontarkan berbagai macam godaan kepada gadis itu.

"Kak, ini aku bawain air dingin. Kakak pasti haus kan?" Ucap Raya menawarkan air sebotol air mineral dingin kepada Evandra.

"Nggak, makasih. Gue nggak suka air dingin" Tolak Evandra mentah-mentah.

Mendengar jawaban itu dari mulut Evandra, membuat Raya perlahan menarik tangannya.

"Oh... Maaf Kak, aku nggak tau. Lain kali aku inget-inget kalau Kak Evandra nggak suka air dingin" Raya berusaha untuk tetap tersenyum.

"Nggak Ray dia bohong! Dia sebenernya suka sama air dingin. Waktu itu Feby ngasih air dingin ke dia pas selesai latihan malah langsung diminum sama dia sampai habis! Bahkan botolnya aja sampai sekarang masih dipajang sama Evandra di kamar!" Celetuk Galang.

Mendengar itu, senyuman di wajah Raya perlahan memudar. "O-oh... Gitu ya?" Suara gadis itu kini terdengar berbeda.

Bastian yang duduk di samping Galang langsung menyenggol lengan pria itu agar Galang berhenti mengatakan hal tentang Feby di depan Raya. "Lang, mulut lo bisa direm dikit nggak sih?!" Ucap Bastian setengah berbisik.

"Apa sih maksud lo? Kenapa mulut gue harus direm? Memangnya lo pikir mulut gue ini motor apa?" Dumel Galang yang masih tidak mengerti kode dari Bastian.

Di tengah perdebatan antara Galang dan Bastian, Evandra tiba-tiba saja bangkit berdiri.

"Kak Evan mau kemana?" Tanya Raya.

"Pergi, cari Feby" Jawab Evandra lalu langsung pergi meninggalkan Raya dan teman-temannya begitu saja. Teman-teman Evandra menatap Raya dengan tatapan kasihan. Gadis itu hanya mematung di tempatnya seraya terus memperhatikan Evandra yang sudah menjauh.

"Udah Ray, jangan diambil hati sikap Evandra. Dia itu sebenernya nggak bermaksud bikin lo sakit hati" Ucap Bastian.

"Iya bener Ray. Dia bersikap kaya gitu bukan ke lo doang kok, ke kita juga. Nggak tau kenapa si Evandra akhir-akhir ini jadi emosian mungkin karena dia nggak liat Feby ya?" Timpal Galang.

Raya hanya tersenyum tipis mendengar itu. Gadis itu lalu pergi meninggalkan teman-teman Evandra tanpa mengatakan apapun lagi. Raya berlari masuk ke dalam kamar mandi lalu mengunci rapat-rapat pintu kamar mandi. Tangan gadis meremas botol minuman yang ia beli untuk Evandra.

Gadis itu rela tidak memakai uang sakunya yang seharusnya ia gunakan untuk membeli makanan di kantin demi membeli air dan roti untuk Evandra. Bukan hanya sekali atau dua kali ia melakukannya, namun ia selalu melakukannya setiap hari sejak pertama kali ia menyukai Evandra. Namun sayangnya, pria itu bahkan tidak pernah sekalipun menerimanya. Bahkan dilirik saja tidak.

"Feby! Feby! Feby! Kenapa selalu dia Kak?Aku bahkan lebih mencintai Kakak lebih dari Feby! Apa Kak Evan tidak bisa memberikan aku kesempatan sekali saja?" Ucap Raya dengan kedua mata yang memerah.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

"Hadirin sekalian, selamat datang di Bandara Soekarno-Hatta. Kami ingin mengimbau kepada para penumpang untuk segera menaiki pesawat.

Kami mohon agar semua penumpang yang memegang boarding pass untuk penerbangan ini segera menuju ke pintu keberangkatan..."

Perasaan gelisah di hati Feby semakin bertambah dua kali lipat saat ia mendengar suara pengumuman itu. Entah mengapa tiba-tiba saja ia menjadi gelisah seperti ini. Gadis itu sejak tadi hanya diam saja tanpa mengatakan apapun.

"Feb?" Panggil Arka namun tidak ada sautan apapun dari Feby.

Arka menggenggam tangan gadis itu tanpa permisi. Tangan gadis itu terasa begitu dingin. Arka menempelkan telapak tangannya di dahi Feby untuk mengecek suhu tubuh gadis itu.

"K-kenapa Mas?" Tanya Feby dengan gugup.

"Kamu kenapa?" Arka justru melontarkan pertanyaan kepada Feby.

Feby langsung menggeleng pelan. "Aku nggak kenapa-kenapa" Jawab gadis itu berbohong.

Namun mimik wajah dari pria tampan itu justru mengatakan seakan ia tidak percaya dengan ucapan Feby. "Kamu yakin?" Feby kembali menganggukkan kepalanya.

"Jaga diri kamu selama saya pergi Feb" Ujar Arka dengan nada lembut.

Sorot mata pria itu kali ini terlihat berbeda. Arka menatap Feby dengan tatapan yang sungguh berbeda dari biasanya. Dan hal itu, membuat hati Feby semakin gelisah.

Gadis itu membuang pandangannya ke sembarang arah karena jika tidak, Arka pasti sudah melihat matanya yang saat ini berkaca-kaca. "I-iya..." Jawab Feby tanpa berani menatap mata Arka.

"Mas Arka juga" sambung gadis itu.

Arka tanpa aba-aba langsung menarik tubuh Feby ke dalam pelukannya. Pria itu memeluk erat tubuh mungil Feby. Menyembunyikan wajahnya diantara cekungan leher Feby seraya menghirup dalam-dalam aroma tubuh gadis itu.

Mendapatkan pelukan yang tak terduga dari Arka membuat tubuh gadis itu langsung mematung bak prasasti. Gadis itu bingung harus bereaksi apa. Namun pada akhirnya, ia membalas pelukan Arka. Ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Arka.

Kedua mata Feby yang tadinya berkaca-kaca, kini telah mengeluarkan air mata. Menetes membasahi pipi cabi Feby, bahkan hingga mengenai kemeja biru navy Arka. Mereka berdua saling berpelukan cukup lama. Diantara kerumunan orang-orang yang mulai masuk ke dalam gerbang.

"Saya harus pergi Feb. Jaga diri kamu baik-baik, mengerti?" Arka kembali mengulanginya.

Pria itu akhirnya melepaskan pelukannya meskipun sebenarnya ia tidak rela. Ia menatap wajah Feby, lalu menghapus bulir-bulir air mata yang membasahi pipi gadis itu.

"Hadirin sekalian, Ini adalah pengumuman terakhir untuk naik pesawat dari GA123 ke Australia. Semua penumpang yang belum naik pesawat diminta untuk segera menuju gerbang keberangkatan karena pesawat akan segera berangkat..."

Feby belum sempat mengatakan apapun, tiba-tiba saja pengumuman keberangkatan pesawat kembali terdengar. Banyak hal yang ingin ia katakan kepada Arka. Namun entah mengapa lidahnya terasa begitu kelu.

"Saya berangkat dulu, sayang..." Ucap Arka seraya mencium singkat kening Feby.

'Sayang? Apakah aku salah dengar?'

Batin Feby.

Feby memejamkan matanya saat Arka mencium keningnya. Meskipun ciuman itu hanya beberapa detik, namun mampu membuat jantungnya berdebar hebat. Terlebih lagi panggilan sayang dari Arka. Ini baru pertama kalinya Arka memanggil ia begitu. Terdengar aneh, namun entah mengapa ia menyukainya.

"Hati-hati Mas... Tolong kabarin aku kalau Mas Arka nggak sibuk" Kata Feby.

"Ya" Jawab Arka dengan singkat lalu setelahnya pria itu melenggang meninggalkan Feby.

Feby masih setia menatap punggung Arka yang mulai menjauh dari pandangannya. Air matanya tak lagi bisa di tahan saat Arka sudah benar-benar masuk ke dalam gerbang.

"Kenapa kamu nangis sih Feb?" Gumam Feby seraya menghapus air mata dengan kasar.

"Permisi Nona, tadi Pak Arka meminta saya untuk mengantarkan Nona kembali ke rumah" Ujar Kevin yang sedari tadi berdiri di belakang Feby.

Feby langsung menoleh ke belakang. Ia sedikit terkejut melihat Kevin yang berdiri di belakangnya. Ia terlalu fokus dengan Arka sampai ia tidak menyadari bahwa ternyata Kevin sedari tadi menunggunya.

"Loh, Pak Kevin tidak ikut ke Australia?" Tanya Feby.

"Tidak Nona. Saya tidak ikut ke Australia karena perintah dari Pak Arka. Beliau memerintahkan saya untuk menjaga Nona Feby selama beliau di Australia" Jelas Kevin.

Wajah Feby nampak sedikit terkejut mendengar penjelasan dari Kevin.

Ia sungguh tidak menyangka Arka akan melakukan itu. Ia mengira Arka akan pergi meninggalkannya begitu saja. Namun ternyata tidak, pria itu justru meminta Kevin untuk menjaganya.

______________________________________

...HUHUHU SEMENTARA LDR DULU :(...

...TADI FEBY KATANYA NGGAK BAKALAN NANGIS, EH GILIRAN DITINGGAL PERGI ...

...MR. ARKA NANGIS WKWK...

1
Opi Sofiyanti
lnjt lah kaakkk
Briany Feby: Siap sayangku 💗
total 1 replies
Opi Sofiyanti
mo nge bekelin dl g feb??? biar arka ke inget2 kamu trs... 😂😂😂
Opi Sofiyanti: kan emng itu tujuannya... 😂😂😂
Briany Feby: Waduh nanti nggak bisa fokus kerjanya /Facepalm/
total 2 replies
Opi Sofiyanti
Luar biasa
Opi Sofiyanti
Kecewa
Opi Sofiyanti
mauuuu
Opi Sofiyanti
maaf aku telat bc nya kak.... selamat ulang thn y kak, mudah2an rejeki nya tmbh lancar.... 🥰🥰🥰
Briany Feby: Telat dikit nggak apa-apa hehe. terima kasih yaa💗
total 1 replies
Opi Sofiyanti
🥰🥰🥰🥰
Briany Feby: terima kasih 💗
total 1 replies
biby
dasar bocil ngambekan terus, apa2 itu di bicarakan yg jls jangn ujug2 pergi ujug2 ngambek, orang jg blm selesai ngomongx udah ngambek duluan
Briany Feby: Sabar tahan dulu emosinya hehe...
total 1 replies
partini
tuan arka esmosi an
Briany Feby: Feby juga bikin emosi sih hehe
total 1 replies
partini
betul kan Mama nya
Briany Feby: Selamat tebakan kamu betul seratus persen!/Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up thor
Briany Feby: Besok Author up lagi yaa
total 1 replies
partini
mommy arka
Briany Feby: Emang iyaa? 😁
total 1 replies
biby
pindah sekolah aja feb...jangan cari masalah nanti si evandra tmbh menjadi jadi gangguin kmu
Briany Feby: Iya juga ya..
total 1 replies
partini
👍
Briany Feby: ❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
partini
lanjut dong,,harus nya terbuka jujur kalau ga malah jadi masalah besar feb ,,
Briany Feby: Update setiap hari yaa..❤️
total 1 replies
partini
baca sinopsisnya sudah tertarik
Briany Feby: Setiap bab bakalan lebih seru lagi! pantau terus kebucinan Mr. Arka dan Feby hehe
total 1 replies
biby
kena kualat sm suami itu. udh bkin mslh bukanx nyeleaiin malah kabur bukanx berusaha luluhin hati suami. dasar bocaah
Briany Feby: Untung aja suaminya sabar hehe
total 1 replies
biby
kok bs ga punya nmrx padahal part sblmx nyebutin kl feby berkali kali krm pesan n tlp arka
Mar Diati
saya suka ceritanya cukup menarik
Briany Feby: Terima kasih 💗
total 1 replies
Mar Diati
upnya dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!