Masa depan yang bahagia telah tiada, Yuki dengan alat sihir yang diberikan oleh ayahnya kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa depan yang rusak.
Yuki terlempar ke tahun 2099 dimana dia dijual sebagai seorang budak dan dibeli oleh wanita dari keluarga bangsawan bernama Theresa Clorish dan diangkat menjadi penjaga keluarga Clorish.
Selain menjadi penjaga keluarga Clorish, Yuki juga harus menghentikan sesuatu yang akan menghancurkan masa depan dengan kekuatan mutan miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidiel Batagor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati yang Melunak
Beberapa hari telah berlalu setelah pertemuan Yuki, Theresa dan juga Makoto. Setelah kejadian itu, Yuki terus berlatih keras bersama Nero dan Noelle supaya dirinya bisa menjadi lebih kuat untuk melindungi orang-orang disekitarnya.
Setelah latihan yang cukup berat hari ini, Yuki berniat untuk langsung tidur karena besok malam pesta perayaan keluarga Corianta akan digelar, disaat Yuki ingin masuk ke kamarnya, Noelle menepuk pundak Yuki dan sontak membuat Yuki sedikit terkejut.
"Ah maaf, apa aku mengejutkanmu?." Tanya Noelle.
"Yeah aku sedikit terkejut, ada apa?." Yuki balik bertanya.
"Ummm, apa kamu bisa menemaniku menonton film malam ini?." Tanya Noelle dengan sedikit malu.
"Sebenarnya aku berniat untuk tidur lebih awal, tapi kurasa tidak apa." Jawab Yuki.
"Begitu ya, terima kasih! Malam ini datang saja ke kamarku." Ucap Noelle dengan nada senang lalu pergi meninggalkan Yuki sambil bersenandung.
Mendengar Noelle mengundangnya untuk menonton film di kamarnya membuat Yuki membatu. Bagaimana bisa seorang pria masuk ke kamar seorang wanita hanya berduaan saja, itu sangat tidak sopan.
Karena terlalu pusing untuk memikirkannya, Yuki masuk ke kamarnya dan berbaring di kasur lalu memainkan ponselnya yang dia dapatkan dari Theresa.
Setelah memainkan ponselnya cukup lama, Yuki memutuskan untuk tidur sebentar agar dia dapat merasa sedikit lebih segar, namun dia tidak bisa tertidur dengan mudah seperti biasanya.
Yuki memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan pergi ke halaman belakang untuk mencari angin segar supaya bisa menenangkan pikirannya.
Disaat berjalan di lorong, Yuki berpapasan dengan Nero secara tidak sengaja. Nero yang melihat itupun dengan reflek menarik baju Yuki dan menyuruhnya untuk ikut dengannya.
Karena tidak bisa melawan, Yuki terpaksa ikut dengan Nero yang membawanya kembali ke ruang bawah tanah tempat dia dan Theresa pergi beberapa hari yang lalu.
Tetapi ruangan ini berbeda dari sebelumnya, saat Yuki pertama kali masuk ke ruangan ini hanya ada lilin yang menerangi seisi ruangan, namun sekarang terlihat seperti ruangan rapat rahasia yang berada dibawah tanah.
"Theresa aku sudah disini." Ucap Nero memanggil Theresa.
Theresa muncul dari belakang sebuah papan tulis dan menyambut kedatangan mereka berdua dan mempersilahkan mereka untuk duduk di kursi yang telah disediakan.
Disaat mereka semua telah duduk dan berkumpul, Theresa memulai pembicaraan tentang rencana yang akan mereka persiapkan untuk besok.
"Baiklah Nero, seperti yang sudah kukatakan padamu, Darius adalah orang yang menjadikan saudaramu sebagai subjek percobaan mereka yang mengerikan, dan hal yang akan kita bahas dalam rapat kali ini adalah langkah kita kedepannya untuk besok malam." Jelas Theresa.
Mereka berdua mendengar dengan seksama rencana yang akan mereka lakukan besok yang dikatakan oleh Theresa. Sesekali Yuki melirik Nero yang wajahnya terlihat dipenuhi oleh dendam setelah mengetahui saudaranya dijadikan subjek percobaan oleh Darius.
Setelah rapat dibubarkan oleh Theresa, Nero pergi tanpa mengatakan apapun, bahkan pada Theresa. Yuki bertanya apa yang terjadi di antara mereka berdua dan Theresa hanya mengatakan jika Nero hanya perlu sedikit waktu untuk menenangkan dirinya.
Di halaman depan mansion keluarga Clorish, Nero mengeluarkan sebuah alat bernama Transform Device. Nero melihat ke arah langit yang mendung dengan sorot mata penuh amarah.
"Aku takkan memaafkan mereka." Ucap Nero menekan tombol pada Transform Device itu dan seketika sebuah zirah besi yang terlihat tidak asing melapisi tubuhnya lalu terbang meninggalkan mansion keluarga Clorish.
Pada malam harinya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Noelle, Yuki mengetuk pintu kamarnya. Noelle membukakan pintu kamarnya dan mempersilahkan Yuki untuk masuk.
Piyama hijau yang dikenakan oleh Noelle disertai dengan semerbak bau wangi rambutnya membuat Yuki sedikit sulit untuk berkonsentrasi. Noelle menyuruh Yuki untuk duduk di lantai yang berhadapan dengan televisi yang cukup lebar yang tertempel di dinding.
Noelle menyalakan televisi dan memutar film yang akan mereka tonton, kemudian Noelle mematikan lampu kamarnya dan duduk bersebelahan dengan Yuki.
"Film apa yang akan kita tonton?." Tanya Yuki.
"Tentu saja film horor yang baru saja keluar dua minggu yang lalu." Jawab Noelle dengan antusias.
Mendengar kata horor, bulu kuduk Yuki berdiri seketika. Dia tidak menyangka jika Noelle sangat menyukai film horor. Beberapa saat setelah film dimulai, muncul sebuah adegan yang cukup sadis dimana seorang wanita menusuk seorang pria menggunakan sebuah pisau dan Noelle dengan cepat menutup matanya ketika menyaksikan hal itu.
"Kenapa kau menutup mata? Bukankah kau melakukan hal sama padaku saat itu?." Ejek Yuki.
"Yuki kumohon lupakan hal itu!." Ucap Noelle sambil menggoyangkan badan Yuki.
Yuki tertawa mendengar hal itu karena dia tahu alasan Noelle menyerangnya adalah karena Noelle tidak mudah percaya pada orang asing, terlebih lagi dia memiliki trauma di masa lalu.
Mereka melanjutkan tontonan mereka hingga tiba di sebuah adegan yang membuat Noelle terkejut dan secara reflek, Noelle langsung memeluk Yuki karena ketakutan.
"Noelle?." Tanya Yuki dengan suasana jantungnya yang berdegup kencang.
Noelle pun langsung melepaskan pelukannya dari Yuki dan meminta maaf atas apa yang terjadi. Noelle mengatakan saat dia ketakutan, dia akan reflek memeluk benda disekitarnya.
Yuki yang mendengar itupun tertawa kecil dan membuat Noelle menjadi sangat malu. Setelah film yang mereka tonton selesai, Yuki berniat untuk kembali ke kamarnya namun Yuki menyadari jika Noelle sudah tertidur dan bersandar di bahunya.
Yuki ingin membangunkan Noelle dan menyuruhnya untuk tidur di kasur agar Yuki bisa kembali, namun pada akhirnya Yuki hanya diam dan perlahan ikut tertidur dengan Noelle. Theresa yang melihat hal itupun merasa sedikit senang kemudian menghampiri mereka untuk memberikan mereka sebuah selimut agar tidak masuk angin.
"Bagaimana Noelle? Tidur bersama laki-laki yang kamu sukai?." Ucap Theresa dengan pelan lalu pergi meninggalkan mereka.
Keesokan harinya Noelle bangun dari tidurnya, pada awalnya dia tidak menyadari keanehan yang terjadi namun setelah seluruh pikirannya terkumpul dia baru sadar jika Yuki tertidur di pahanya. Melihat hal itu, wajah Noelle perlahan berubah menjadi merah namun dia berusaha untuk tetap tenang.
Noelle sangat membenci orang yang menyentuh tubuhnya selain keluarganya, baik secara sengaja atau tidak sengaja, biasanya Noelle akan langsung menggunakan sihir perlindungan miliknya agar orang yang menyentuh anggota tubuhnya akan terkena luka gores, namun dia tidak melakukannya pada Yuki dan justru berusaha untuk membangunnya dengan lembut.
"Yuki ayo bangun." Bisik Noelle ke telinga Yuki.
Seketika Yuki langsung terbangun mendengar bisikan Noelle yang lembut itu dan tidak sengaja menghantam wajah Noelle dengan cukup keras.
"Ahhh maafkan aku." Ucap Yuki dengan keadaan panik.
"Tidak apa-apa." Balas Noelle sambil memegang hidungnya yang sakit terkena kepala Yuki.
"Aku sungguh benar-benar minta maaf! Maaf karena sudah menghantam wajahmu dan maaf karena sudah tidur di kamarmu tanpa izinmu!." Ucap Yuki sambil bersujud.
"Y-Yuki kumohon hentikan....aku memaafkanmu." Ucap Noelle berusaha menenangkan Yuki.
"Eh? Apa kau tidak marah padaku?." Tanya Yuki keheranan.
Noelle menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Melihat hal itu Yuki menyadari ada yang berubah dari Noelle semenjak mereka selesai berbelanja dan itu sedikit membuat Yuki bahagia.
"Sepertinya kamu sudah berubah." Ucap Yuki.
"Apa maksudmu?." Tanya Noelle.
"Awalnya kamu orang yang sangat keras, namun sekarang kamu telah berubah menjadi sedikit lembut." Jawab Yuki.
Mendengar hal itu membuat wajah Noelle memerah dan merasa malu, Noelle melemparkan bantal yang berserakan di lantai ke arah Yuki.
"Yuki bodoh aku tidak perlu pujian itu!." Teriak Noelle melemparo Yuki dengan perasaan malu.
Yuki yang merasa salah bicara pun berusaha menghindari serangan Noelle dan pergi meninggalkan Noelle dari kamarnya.
Setelah Yuki pergi, Noelle perlahan tertawa kecil dengan aksi mereka pagi ini. Dia merasa hal itu terasa menyenangkan dan membuatnya bisa sebahagia itu.
"Terimakasih Yuki, kurasa kau telah berhasil melunakkan hatiku yang keras ini."