NovelToon NovelToon
KETIKA NAGA JATUH CINTA

KETIKA NAGA JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita perkasa / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa / Bad Boy
Popularitas:418
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya karangan dari Author, apabila ada.kesamaan nama.dan tempat Author minta maaf. Alkisah ada seorang pemuda bernama naga lahir dari seorang ayah bernama Robert dan Ibu bernama Julia, Robert sendiri adalah seorang pengusaha suskses yang mempunyai berbagai bisnis yang berada di beberapa negara, baik Asia maupun Eropa. Dengan status sebagai anak orang kaya dan sekaligus pewaris tunggal Naga adalah anak yang sombong dan angkuh, jika Ia menginginkan sesuatu maka sesuatu itu harus bisa menjadi miliknya apapun cara nya. namun lama kelamaan kesombongan dan keangkuhan Naga mulai luntur karena satu sosok wanita yang mempunyai paras yang cantik bernama Jelita.Jelita sendiri adalah anak sulung dari 2 bersaudara pasangan dari seorang petani bernama pak Karyo dan bu ambar namun karena tekad dan keinginannya untuk membanggakan keluarga ini lah yang membuat Naga jatuh cinta kepada Jelita dan perlahan-lahan berubah menjadi orang yang jauh lebih baik lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HANCURNYA MORAL SANG CRAZY RICH

Tiga bulan berlalu sejak Bara, suruhan Naga, ditangkap polisi. Jelita berusaha keras untuk kembali menjalani hidup normal. Ia fokus pada pelajaran, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan mencoba melupakan semua teror yang pernah dialaminya.

Namun, di balik senyumnya, Jelita masih merasa was-was. Ia tahu bahwa Naga, dalang di balik semua ini, masih bebas berkeliaran. Ia takut Naga akan kembali menerornya, meskipun dengan cara yang berbeda.

Di sisi lain, Naga semakin terobsesi dengan Jelita. Penangkapan Bara tidak membuatnya berhenti memikirkan gadis itu. Justru sebaliknya, Naga semakin marah dan dendam. Ia merasa harga dirinya terluka karena Jelita telah berani melaporkan perbuatannya ke polisi, meskipun ia sendiri tidak tersentuh hukum.

Naga terus memantau Jelita dari jauh. Ia menyuruh anak buahnya (yang jumlahnya semakin sedikit karena takut padanya) untuk mengawasi setiap gerak-gerik Jelita. Ia ingin tahu apa yang dilakukan Jelita, dengan siapa ia bergaul, dan apa yang menjadi kebahagiaannya.

Naga: (dengan nada dingin) "Bagaimana? Apa ada perkembangan terbaru tentang Jelita?"

Beno: (gugup) "E-enggak ada yang terlalu signifikan, Bos. Dia masih sekolah seperti biasa. Ketemu sama teman-temannya, belajar..."

Naga: (memotong perkataan Beno) "Belajar? Itu saja? Tidak ada yang menarik? Tidak ada...pacar baru?"

Doni: (menelan ludah) "Belum kelihatan ada pacar, Bos. Dia dekat sama Rina, teman baiknya itu. Sama beberapa anak cowok di kelas, tapi kayaknya cuma teman biasa."

Naga: (menggebrak meja) "Cuma teman biasa? Kalian ini bodoh atau apa sih? Saya tidak peduli dia belajar atau tidak! Saya mau tahu semua tentang kehidupannya! Siapa yang dekat dengannya, apa yang dia pikirkan, apa yang membuatnya bahagia!"

Beno: "I-iya, Bos. Kami usahain cari tahu lebih banyak."

Naga: "Usahain? Kalian harus tahu! Saya tidak mau ada satu pun detail yang terlewat. Paham?"

Doni: "Paham, Bos."

Naga: "Saya dengar dia ikut kegiatan olahraga di sekolah. Apa itu benar?"

Beno: "Iya, Bos. Dia ikut tim voli."

Naga: (tersenyum sinis) "Bagus. Itu bisa jadi kesempatan yang menarik. Pastikan kalian ada di sana. Rekam semua yang terjadi. Saya mau lihat bagaimana dia bermain, bagaimana dia berinteraksi dengan teman-temannya."

Doni: "Siap, Bos. Ada lagi yang perlu kami lakukan?"

Naga: (berpikir sejenak) "Cari tahu apa yang paling dia banggakan. Apa yang paling dia sayangi. Semua orang punya kelemahan. Cari tahu kelemahannya."

Beno: "Baik, Bos. Kami akan lakukan yang terbaik."

Naga: (menatap tajam kedua anak buahnya) "Ingat, kalian bekerja untuk saya. Jangan sampai mengecewakan saya. Jika kalian gagal, kalian tahu apa akibatnya."

Naga merasa cemburu melihat Jelita kembali ceria dan bersemangat. Ia ingin menghancurkan kebahagiaan Jelita, bukan dengan teror lagi, tapi dengan sesuatu yang lebih...mempermalukan. Ia ingin membuat Jelita menderita di depan umum, di depan teman-temannya, di sekolah yang sama yang dulu menjadi tempatnya merundung Jelita.

Suatu hari, saat Jelita sedang berjalan di koridor sekolah, ia tidak sengaja mendengar percakapan antara dua orang siswi.

"Eh, tahu nggak sih? Katanya Naga mau balas dendam sama Jelita," kata siswi pertama.

"Serius? Gimana caranya?" tanya siswi kedua.

"Katanya sih, dia mau bikin Jelita malu di depan semua orang," jawab siswi pertama. "Denger-denger, dia udah nyiapin sesuatu pas acara olahraga nanti."

Jelita terkejut mendengar percakapan itu. Ia merasa takut dan cemas. Ia tahu bahwa Naga tidak akan pernah berhenti mengganggunya. Kali ini, Naga akan menyerangnya secara terbuka, di depan seluruh sekolah.

Jelita menceritakan percakapan itu kepada Rina. Rina marah mendengar cerita Jelita. Ia berjanji akan melindungi Jelita dari Naga, apapun yang terjadi.

"Sialan si Naga itu! Nggak akan kubiarin dia ngapa-ngapain kamu, Jel," kata Rina dengan nada geram. "Kita siapin rencana buat ngadepin dia."

Rina kemudian membuat rencana untuk menghadapi Naga. Ia meminta bantuan dari teman-temannya yang lain untuk mengawasi Naga dan mencegahnya melakukan tindakan yang merugikan Jelita. Mereka juga menyiapkan rencana kontingensi jika Naga benar-benar melakukan sesuatu yang memalukan.

Beberapa hari kemudian, saat Jelita sedang mengikuti pelajaran olahraga di lapangan sekolah, tiba-tiba suasana menjadi riuh. Jelita melihat sekelompok siswa, yang jelas-jelas suruhan Naga, membawa spanduk besar ke tengah lapangan.

Spanduk itu bergambar karikatur Jelita yang sedang berjualan nasi uduk, dengan tulisan besar di bawahnya: "Jelita: Dari Nasi Uduk ke Mimpi Selangit!"

Semua siswa di lapangan terkejut melihat spanduk itu. Beberapa siswa tertawa mengejek Jelita. Beberapa siswa lainnya hanya diam, merasa tidak nyaman dengan situasi itu.

Jelita merasa malu dan marah. Ia tahu bahwa Naga adalah dalang di balik semua ini. Ia ingin lari dari lapangan itu, tapi kakinya terasa terpaku di tempat.

Rina dan teman-temannya segera menghampiri Jelita dan melindunginya dari tatapan sinis siswa-siswa lain. Mereka berusaha menenangkan Jelita dan membawanya ke tempat yang aman.

Namun, Jelita sudah terlalu marah. Ia melepaskan diri dari Rina dan teman-temannya dan berlari menuju ke arah spanduk itu. Dengan sekuat tenaga, ia merobek spanduk itu menjadi beberapa bagian.

"Naga! Keluar kau! Jangan beraninya kau bersembunyi di balik orang lain!" teriak Jelita dengan suara lantang.

Suasana di lapangan menjadi hening. Semua mata tertuju pada Jelita. Mereka menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tiba-tiba, dari arah kerumunan siswa, muncul sosok Naga. Ia berjalan dengan angkuh menuju ke arah Jelita, dengan senyum sinis menghiasi wajahnya.

"Oh, Jelita. Rupanya kau marah," kata Naga dengan nada mengejek. "Kenapa? Kau malu karena semua orang tahu siapa dirimu sebenarnya?"

"Kau yang harusnya malu, Naga!" balas Jelita dengan nada geram. "Kau pengecut! Kau tidak berani menghadapi aku secara langsung!"

"Aku? Pengecut?" kata Naga sambil tertawa. "Aku hanya ingin mengingatkanmu tentang asal-usulmu. Kau hanyalah seorang penjual nasi uduk. Jangan pernah bermimpi untuk menjadi seperti kami."

"Aku bangga menjadi penjual nasi uduk!" balas Jelita dengan nada tegas. "Itu adalah pekerjaan yang halal dan tidak merugikan siapa pun. Kau yang seharusnya malu, karena kau hanya bisa mengandalkan kekayaan orang tuamu untuk merendahkan orang lain!"

Naga terdiam mendengar kata-kata Jelita. Ia tidak menyangka Jelita akan berani melawannya di depan umum.

"Kau akan menyesal telah mengatakan itu, Jelita," kata Naga dengan nada mengancam. "Kau akan merasakan akibatnya."

"Aku tidak takut padamu, Naga!" balas Jelita dengan nada menantang. "Aku tidak akan pernah membiarkanmu merendahkan aku atau siapa pun!"

Jelita kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan lapangan. Rina dan teman-temannya segera menghampirinya dan menemaninya pergi.

Naga hanya bisa menatap kepergian Jelita dengan tatapan penuh amarah dan dendam. Ia merasa harga dirinya terluka karena Jelita telah berani melawannya.

1
Aira Sakti
g
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!