Aisyah harus kembali ke desa tempat ia di lahirkan...karena kematian Kakak dan Kakak iparnya.
Dia juga harus menjadi ibu bagi kedua keponakannya, Aira dan Airen .
Demi menjaga kedua keponakannya, akhirnya Aisyah bekerja di balai desa sebagai sekdes.
Hingga , kepala desa meninggal dan di gantikan oleh orang dari kota kiriman dari pemerintah. Kepala Desa baru cukup arogan dan terkesan galak.
Salah sedikit saja , pasti akan jadi masalah besar. Namun begitu ..banyak gadis desa maupun ibu - ibu mengidolakannya , karena ketampanan sang lurah dan statusnya sebagai Hot Duda.
Entah karena hal apa , Pak lurah itu selalu saja berseteru dengan Aisyah....Akankah permusuhan antara Aisyah dan Pak lurah berubah jadi cinta....
Ikuti kisahnya.....Pak Lurah Galak Mencari Cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Hari ini keluarga Papa Farid dan Pak Umar sedang berkumpul sambil minum teh. Aca dan si kembar bermain di halaman di temani oleh pengasuh Aca.
" Saya harap , Pak Farid dan Bu Zila bisa datang nanti di acara pernikahan saya ". Ucap Pak Umar.
" Kami akan mengusahakannya Pak Besan , semoga sehat terus sampai acara ". Balas Mama Zila.
Mereka yang ada di sana melihat ke arah Ayu yang tersenyum malu - malu...sepertinya Ayu memang sudah jatuh cinta pada Pak Umar.
Pembawaan yang tenang , selalu berbicara lemah lembut , dan satu lagi Pak Umar tidak pernah berbuat kasar....itulah yang membuat Ayu merasa di hargai , tidak seperti dulu saat bersama dengan Sapto.
" Heh Sam...tuh , apa kamu enggak ngiri tuh ,mertuaku saja bisa dapat daun muda...kamu yang muda, malah belum satu pun yang nyantol ". Mahesa menyenggol bahu adiknya , ia berbisik pada Samudara.
" Aku punya ya, kalau saja tidak Kak Bian embat , pasti Aisyah sudah jadi istriku ".
" Enak saja , Aisyah yang mau sama aku , kamu kan udah di tolak ".
" Husttt , kalian malah berisik sendiri !". Aisyah menegur keduanya.
Mahesa , Samudra dan Aisyah memang duduk agak jauh dari para orang tua.
" Aku mau keluar sebentar Mas , mau lihat anak - anak ". Aisyah pun berjalan keluar rumah.
Aisyah berjalan sambil melihat ketiga bocah itu bermain , ia tersenyum melihat ketiganya berlarian kesana kemari di halaman yang sangat luas itu.
Sampai ia melihat sebuah mobil masuk , Aisyah tidak mempedulikannya , karena merasa itu pasti bukan tamunya , ia hendak melanjutkan jalannya untuk menghampiri tiga bocah itu.
" Hey tunggu !! seseorang yang keluar dari dalam mobil seperti memanggilnya.
Aisyah berhenti , menengok ke orang tersebut " Kak Hilda ". Ucap Aisyah lirih.
" Kamu !!! bukannya kamu Aisyah?" apa yang kamu lakukan di rumah Samudra ?".
" Ohhh jadi kamu mengejarnya sampai di sini , bukannya aku sudah memberi peringatan pada kamu ya , Samudra itu calon suamiku ".
Aisyah masih diam , ketika ia mau buka mulut pun , Hilda langsung memotongnya.
" Atau kamu jadi pembantu di sini ya ...kalau itu sih cocok buat kamu....dan Kamu sedang hamil , oh jadi ini kamu yang sebenarnya Aisyah, sampai segitunya kamu merendahkan diri hingga hamil seperti ini ....dasar jalangggg ". Hilda mendorong dengan kasar Aisyah hingga terhuyung ke belakang.
" Aakkhhh ". Beruntung Mahesa datang tepat waktu , ia menangkap sang istri sebelum Samudra meraihnya. mereka sama - sama berlari tadi ketika melihat Aisyah di dorong oleh Hilda.
Mereka berdua keluar bersama karena merasa bosan berada di dalam, dan Mahesa maupun Samudra sempat mendengar cacian Hilda pada Aisyah.
" Kamu tidak apa - apa ?". Tanya Mahesa.
" Aku enggak ngapa - ngapain dia Sam....Kak Bian , aku hanya memegangnya sedikit, dia malah pura - pura mau jatuh , kalian jangan terpengaruh pada wajah sok polosnya itu , dia itu licik loh ".
Mahesa diam karena mendapat gelengan kepala dari Aisyah. Mahesa pun makin memeluk erat istrinya itu.
" Cukup Hil , jangan bikin keributan di sini , pulanglah...kamu tamu yang tidak di undang ". sentak Samudra .
" Sam , buka mata kamu...lihat begitu gampangnya di peluk seorang laki - laki , apa kamu tidak jijik , bahkan dia terlihat sedang hamil pula ".
" Bukan urusan kamu, cepat pergi dari sini !". usir Samudra.
" Kamu mengusir aku Sam , kamu enggak ingat siapa yang sudah menolong kamu ?". selalu itu yang di ungkit - ungkit oleh Hilda , soal balas budi.
" Tentu saja aku ingat , dan aku sedang mencari orangnya ".
" Aku ...akulah yang menolong kamu Sam ".
Samudra tersenyum sinis , " Iya kamu yang menolongku, bahkan mendonorkan darah kamu ...begitu kan Hil ?".
" Memang kenyataannya begitu, kamu mau mengelak ?". tantang Hilda.
" Kamu hebat Hil , bahkan dokter saja kalah sama kamu , bagaimana kamu bisa mendonorkan darahmu untukku sedangkan darah kita saja berbeda golongan ". ucapan Samudra barusan membuat Hilda kaget....tapi dengan cepat ia merubah kembali mimik wajahnya.
" Kamu tega Sam menuduh aku seperti itu....dan kamu , akan buat perhitungan dengan mu gadis kampung ". Hilda pergi dengan menghentakkan kakinya...tapi ia sempat menunjuk ke arah Aisyah sambil mengancam.
" Kamu harus segera resign dari perusahaan Papanya Hilda Sam , dan jauhi gadis mengerikan seperti itu !". perintah Mahesa.
" Mas ,kok gitu...masa nyuruh resign segala , kasihan Samudra kalau harus menjauhi Hiida , nanti hubungan mereka mau di bawa kemana ?".
" Itu lagunya Armada sayang ?". celetuk Mahesa.
" Masa sih, aku kok enggak tau ". Mahesa tergelak.
" Aku tidak ada hubungan apapun dengan Hilda , Ais......eh Kakak ipar ". panggilan Samudra ke Aisyah langsung berubah ketika ia mendapat pelototan dari Mahesa.
" Tapi bukannya Kak Hilda pernah bilang.....".
" Dia berbohong padamu , dia memang begitu seolah aku ini hanya miliknya ".
" Kalau masalah resign , aku memang sudah membicarakannya dengan Kak Bian....aku memang mencari ilmu dengan bekerja di perusahaan orang lain , dan kini saatnya aku harus kembali membantu Papa, karena anak sulungnya lebih memilih menjadi Lurah ".
" Biarkan saja ini hidupku , lagi pula itu memang buat kamu nantinya Sam....aku sudah kaya , punya perusahaan sendiri tidak perlu lagi perusahaan Papa ".
" Ck...mulai sombongnya...".
" Tapi Kak , kalian harus hati - hati dengan ancaman Hilda , dia itu agak nekat ".
" Aku tau harus apa Sam....lagi pula besok kami sudah mau pulang ".
" Secepat itu Kak ?".
" Ngapain lama - lama di sini , warga ku menunggu Lurah tampannya pulang , memang kenapa, kamu masih kangen sama istriku ?".
" Mas Bian ih ngomongnya....omongan itu doa loh ". Ucap Aisyah.
" Ya udah ralat....apa Kamu mau ikut kami ke kampung Sam....hitung - hitung healing , siapa tau kamu juga dapat jodoh di sana kayak aku ".
" Tidak terima kasih , lain kali saja....kali ini aku mau menyelesaikan masalah ku dengan Hilda , dan juga mengurus resign aku ".
" Baguslah , aku dukung semua usahamu , semangat Sam...dan buatlah Papa bangga padamu ".
" Terima kasih Kak ".
" Ayo kita masuk....aku akan panggil anak - anak , kamu di sini saja sayang , enggak usah kemana - mana...nanti kecapean!".
Hati Samudra sedikit bisa bernafas dengan lega , ia sudah mengikhlaskan Aisyah untuk Kakak nya.
Kini ia akan fokus pada hidupnya dan tentu saja mencari seseorang yang benar - benar telah menyelamatkannya dulu....
Bersambung.....
Seperti biasa.....like , vote dan comment nya di tunggu.....👍🏻
I Love You All 😘