Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 33
Halte Bus.
Kini mobil Pajero sport Gandhi sudah berada tepat di depan halte bus. Gandhi menurunkan kaca mobilnya.
Yunda memperhatikan mobil itu.
"Ayunda, ayo masuk." perintah Gandhi.
"Hah?" Yunda masih plonga-plongo.
"Masuk!" perintah Gandhi lagi.
"Iya Pak, Iya." jawab Yunda.
Yunda pun beranjak dari duduknya lalu cepat-cepat masuk ke dalam mobil.
Saat berada dalam mobil, Yunda agak kesusahan memakai seatbeltnya karena dia sedang menggendong Amreesha.
Melihat itu, Gandhi langsung membantu Yunda memakai seatbelt.
"Terimakasih Pak." ucap Yunda setelah sabuk pengaman terpasang.
"Jangan panggil Pak dong, kita kan gak lagi di kantor sekarang." protes Gandhi.
"Um... tapi penampilan Bapak masih seperti bos, jadi saya agak segan kalau harus manggil Bapak dengan sebutan yang lain." jawab Yunda.
Gandhi tersenyum tipis. Lalu siapa sangka, dia akan melepas jas dan dasi-nya, lalu membuka satu kancing kemejanya kemudian menggulung lengan bajunya sebatas siku.
"Gimana? Udah kayak driver taksi online belum?" tanya Gandhi becanda.
Yunda terkekeh kecil mendengar pertanyaan Gandhi.
Gandhi pun melajukan mobilnya meninggalkan halte bus.
"Anak kamu gak rewel kan selama kamu wawancara tadi?" tanya Gandhi.
"Katanya sih gak, Pak." jawab Yunda.
"Ck... udah di bilang jangan manggil Pak." protes Gandhi.
"Jadi saya harus manggil apa?" tanya Yunda.
"Ya panggil aja Gandhi." jawab Gandhi.
"Gak ah, gak sopan panggil nama. Gimana kalau saya panggil Mas saja?"
Gandhi menoleh Yunda sesaat lalu kembali menatap lurus ke jalanan. Mendengar Yunda ingin memanggilnya dengan sebutan Mas, hati Gandhi tiba-tiba merasa hangat.
"Terserah kamu, kalau kamu nyaman manggil saya itu." jawab Gandhi.
Untuk beberapa menit Gandhi dan Yunda terdiam.
"Oh iya, besok kamu akan dapat telepon dari HRD." ucap Gandhi memberi bocoran.
"Saya keterima kerja Pak? Eh.. Mas maksudnya?" tanya Yunda.
Gandhi menganggukkan kepalanya.
"Jadi sekretaris saya." ucap Gandhi.
"Hah sekretaris? Tapi saya kan gak punya pengalaman jadi sekretaris, saya takut mengecewakan." balas Yunda.
"Kamu waktu pertama kali punya anak, apa sebelumnya kamu pernah punya pengalaman menjadi seorang Ibu?" tanya Gandhi.
Yunda menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah, sama saja dengan menjadi sekretaris, saya gak butuh orang yang berpengalaman menjadi sekretaris saya, karena sekalipun dia punya pengalaman menjadi sekretaris, tetap saja dia harus menyesuaikan diri dengan performa atasannya. Yang penting kamu mau belajar dan harus bisa sat set sat set." jawab Gandhi.
"Nanti kamu akan saya training langsung selama seminggu. Jadi jangan bilang gak bisa atau gak mampu kalau belum mencoba. Oke! Semua butuh proses dan pembelajaran." kata Gandhi lagi.
Yunda mengangguk-anggukkan kepalanya.
Saat lampu merah, Gandhi menoleh ke arah Yunda untuk melihat anak Yunda. Melihat anak Yunda, Gandhi hanya bisa menghela nafasnya kasar. Dia sangat kasihan dengan anak Yunda, di umurnya yang masih sangat bayi, dia sudah di campakkan oleh Ayahnya sendiri, sedangkan Gandhi ingin sekali punya anak tapi tidak bisa karena istrinya yang tidak berselera memproduksi anak dengannya.
"Mas Gandhi kenapa?" tanya Yunda saat melihat tatapan Gandhi untuk Amreesha.
"Ah... gak pa-pa." jawab Gandhi lalu memalingkan wajahnya kedepan.
"Oh iya, kamu punya baju kan buat kerja?" tanya Gandhi.
"Ada sih Mas, tapi baju lama semua, baju waktu jaman kuliah dulu." jawab Yunda.
"Jaman kuliah? Berarti udah bertahun-tahun dong?" tanya Gandhi dan di jawab dengan anggukkan kepala oleh Yunda.
"Kita ke mall dulu kalau begitu." ucap Gandhi.
"Untuk apa Mas?" Tanya Yunda.
"Ya untuk apalagi kalau bukan untuk beli baju kerja kamu yang baru, sekalian lah, beli baju untuk anak kamu." jawab Gandhi.
"Eh... gak usah Mas, Mas Gandhi udah banyak ngeluarin uang buat saya dan Reesha, jadi kali ini jangan lagi Mas." balas Yunda.
"Gak pa-pa, uang saya banyak kok." jawab Gandhi.
💋💋💋
Bersambung...
paling ujung " nya
bahas kaum pelangi
jadi oon terus...