Nayla sebenarnya gadis biasa saja,diusianya yang hampir kepala 3 Nayla masih hidup sendiri,tidak seperti teman-temannya yang sudah pada berkeluarga.
Karna hampir putus asa kedua orang tua Nayla berniat untuk membawa Nayla ke "G" untuk berobat ke orang pintar.
Entah kenapa sepulangnya Nayla dari kota "G" dia sering mengalami hal-hal aneh,sejak itu kehidupan Nayla tidal nyaman asa saja hal-hal aneh yang mengusiknya.
Bagaimana kehidupan Nayla selanjutnya,akan kah dia bertemu jodohnya ?
Penasarankan?Simak aja kisahnya disini,
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Maelani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Cuaca terasa begitu dingin menjelang subuh walaupun tubuh nayla dibalut sleeping bag dan memakai jaket tebal tetap saja dingin masih terasa bahkan terasa hingga menusuk ketulang.
"aduh badanku kok pada sakit ya"keluh nayla sambil menggerakkan badannya yang terasa kaku
"kamu udah bangun nay?"sapa adit yang ternyata sedang berada didepan perapian menghangatkan diri.
"kamu gak tidur dit?"tanya nayla sambil mendekatkan tangannya pada api mencari kehangatan.
"kita begadang nay jagain loe"timpal mas agus sambil meminum kopi yang sudah dingin
"maaf ya gara-gara aku semua jadi susah"sesalku lalu menundukan wajah karena merasa tak enak.
"santai aja nay...kita kalo lagi camping mah jarang tidur"sahut mas slamet menimpali
kamipun saling bercerita bertukar pengalaman. aku menceritakan pengalaman campingku dan mereka selalu tertawa apa lagi saat aku bilang pernah menjual antingku gara-gara kehabisan ongkos,belum lagi soal panci yang ditukar dengan beras.
"gak nyangka ya dit cewe loe lucu juga,boleh lah kalo setiap camping diajak biar rame"ucap mas agus setelah mendengar cerita lucuku.
"dit..aku ke sana dulu ya"pamitku pada adit sambil menuju kearah air panas yang mengalir dijalan setapak lalu terjun bebas diketinggian yang entah seberapa dalamnya.
"ayo bareng aku juga mau rendem kaki biar anget"adit menggandeng tanganku menuju air panas yang berada tak jauh dari tendaku.
aku pun duduk dibatu sambil merendam kakiku diair panas begitupun adit.
aku begitu malu saat adit menatapku aku juga gak ngerti dengan arti tatapannya.
"dit itu kok cewe berani ya duduk dipinggiran jurang apa gak takut jatoh ya"tanyaku pada adit yang langsung melihat arah yang aku tunjuk
"aduhh nay itu bukan manusia,dia itu pendaki yang ilang disini"jelas adit langsung memelingkan wajahku agar tak melihat kearah wanita itu.
dek...
jantungku berdetak kencang saat mendengar ucapan adit.
"emang ada ya dit,aku kira itu omdo(omongan doang)" tanyaku penasaran
"hei jangan penasaran gitulah"ucap adit sambil mencubit kecil ujung hidungku
"ihh adit jangan gitu banyak orang disini"protesku pada adit yang tak tahu tempat
"dih emangnya kita ngapain?aku kan cuma nyubit idung kamu doang abis gemes banget dari kemaren"ucapnya sambil tersenyum
saat kami sedang bercanda tiba-tiba ada sekelompok cowo lewat disisiku
"hai nay,,,wah loe yaa gw ajakin kemaren gak mau eh malah ketemu disini"sapa seseorang yang tak begitu jelas wajahnya karena tertutup kupluk
pria dihadapanku seakan tahu apa yang ada dipikiranku ia pun membuka topi kupluknya dan aku pun terkejut ternyata mas helmy teman satu pt ku yang kemarin sempat mengajakku tapi ku tolak karena sudah janji dengan adit.
"he...he mas helmy malah ketemu disini"ucapku sambil tersenyum kuda karena malu ketahuan alamat bakal heboh ni di pt.
Karena matahari sudah mulai bersinar mas helmypun pamit duluan mengajar teman-temannya yang sudah berjalan terlebih dahulu.
kamipun kembali ke tenda nampak mas eko sedang memasak,aku pun menghampiri bermaksud untuk membantu namun ditolak dengan alasan kalau sekarang aku lagi jadi putri yang harus dimanja
setelah selesai sarapan kamipun segera berkemas untuk melanjutkan perjalanan.
setelah berjalan hampir dua jam kami pun sampai di air terjun panca weleuh kami berhenti sejenak untuk beristirahat dan berfoto dan juga mengisi perbekalan air minum.
"nay jangan kesana itu gak aman"teriak adit ketika melihat nayla hampir mendekati air terjun.
entah kenapa nayla penasaran kok adit melarangnya kesana.
nayla mengecek-ngucek matanya manakala ia melihat seorang perempuan melambaikan tangannya seakan menyuruhnya mendekat.
dengan perlahan nayla dan tanpa sadar nayla mendekat kearah perempuan tadi.
dari kejauhan adit yang melihat nayla hampir mendekati wanita yang melambaikan tangannya yang merupakan tempat yang tedalam walaupun terlihat sepertinya dangkal.
buru-buru ia berlari dan menarik nayla dan membawanya menjauh.
saat nayla tersadar dan ia berada disisi air terjun dengan posisi didekap oleh adit ia bertanya ada apa kok pada memandang kearahnya. mereka semua hanya menggelengkan kepala dan nenjawab tidak tahu.
mereka pun merahasiakan kejadian tadi dan melanjutkan perjalanan menuju kawah gede.
namun saat baru sampai di selter kandang badak nayla merasa badannya berat dan meminta istirahat sejenak.
"dit belakang aku kok berat ya,kaya ada yang gelendotin"rengek nayla pada kekasihnya
melihat adit yang hanya tersenyum nayla yakin pasti ada sesuatu
"ada yang minta gendong nay,dia tadi posisisnya ada dideket kali yang diair terjun"jelas adit
"ihhh adit mah jangan nakut-nakutin gitu dong"rengek nayla yang ketakutan karena lagi dan lagi ia diganggu oleh mahluk astral
suara rengekan nayla terdengar manja ditelinga adit ia pun hanya tersenyum dan mengelus-elus punggung nayla.
entah kenapa setelah punggungnya disentuh oleh adit nayla merasa ada sesuatu yang hangat yang masuk kedalam badannya dan ia pun merasa sekarang badannya agak ringan tidak seperti tadi yang berat hingga ia hsrus sedikit membungkuk karena berat.
"udah enakan kan sekarang?"tanya adit
"wah menang banyak loe dit ngelus-ngelus melulu mentang-mentang baru jadian"ledek mas agus
adit hanya tersenyum menanggapinya sedangkan aku merasa wajahku memanas karena malu.
"ishh mas agus kok ngomongnya gitu sih kan nay jadi malu"ucapku sambil menunduk
tanpa aba-aba mereka semua tertawa mendengar ucapanku.
nampak wajah adit biasa saja mendengar ucapan dari teman-temannya. kami pun melanjutkan perjalan dan tibalah kami di tanjakan rante atau ada yang bilang juga tanjakan setan soalnya kita harus naik dengan berpegangan pada tambang yang sudah terpasang layaknya panjat tebing.
"nay kamu bisa naik lewat sini,kalo gak kita muter aja memang agak sedikit jauh tapi aman" ucap mas eko sedikit khawatir mungkin karena aku perempuan kali jadi mereka takut terjadi sesuatu
"tenang aja mas-masnya aku udah pernah kok kesini "ucapku sedikit menenangkan mereka.
akhirnya kamipun memanjat satu persatu dengan berpegangan pada tali adit yang posisinya berada dibelakangku seolah-olah ia siap menjadi yang pertama menolongku jika terjadi sesuatu.
setelah melewati tanjakan rante kamipun sampai di kawah gede kami mencari posisi yang aman untuk mendirikan tenda.
setelah tenda berdiri kami pun beristirahat melepaskan lelah.
namun lelah yang kami rasakan langsung hilang manakala menatap indahnya pemandangan yang kini menghampar luas didepan mata.
Aa adit nay
Makasih