JANGAN DIBOM LIKE YA 😊🙏
Reno Pradipta, pengusaha tampan dan kaya raya, pria yang bisa dikatakan sempurna itu nyatanya tak tersentuh oleh wanita manapun setelah patah hatinya di masa lalu.
Karena itulah, banyak rumor beredar yang mengatakan kalau Reno adalah penyuka sesama jenis. Tentu saja, kabar itu membuat Sang Bunda khawatir terhadap anak satu-satunya dan demi menepis rumor itu, Reno harus menikah, itu lah permintaan Bundanya.
Lalu, Reno pun berpikir untuk mencari gadis yang sama-sama membutuhkan status pernikahan, beruntung, Reno bertemu dengan Aliya yang malang.
Aliya yang akan terjun bebas itu diselamatkan oleh Reno yang ternyata akan menjadi takdirnya.
Ikuti kisah cinta Aliya yang berusaha meruntuhkan dinding es diantara dirinya dan Reno💙
Jangan lupa like, komentar dan vote.
Subscribe supaya tidak tertinggal update terbarunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suamiku Takdirku
Di perjalanan, Reno yang berada di tengah kemacetan itu melihat ke kirinya dan di sana ada toko perlengkapan bayi, entah apa yang membuat Reno ke toko itu, Reno yang sekarang sudah berada di toko tersebut melihat kereta bayi.
Melihat itu membuat Reno membayangkan bayi Aliya berada di sana, sedang berbaring dengan tersenyum padanya.
Lalu, bayangan itu hilang setelah seorang karyawan menanyakan apa yang sedang Reno cari.
Reno menjawab, "Pakaian untuk New Born dan pakaian itu harus sangat lucu, dia seorang pria," kata Reno seraya menatap karyawan tersebut.
"Baik," kata karyawan yang kemudian mencarikan apa yang Reno mau dan karyawan itu juga menawarkan berbagai selimut lucu.
Reno mengambil semua apa yang di rekomendasikan dan sesampainya di apartemen, Reno sendiri merasa bingung, bagaimana caranya ia akan memberikan semua itu untuk bayi Aliya.
Reno tak mengambil pusing, ia memilih segera mandi, setelahnya berbaring dengan di temani barang belanjaannya, Reno menatap semua barang itu sampai tertidur.
****
Di rumah Aliya, Aliya yang belum berpengalaman itu belum mengetahui cara menyusui yang benar sehingga membuat Baby Isa terus menangis kencang.
Surti yang mengetahui kesulitan Aliya itu mengarahkan, ia membantu Aliya. "Begini caranya, Nak. Dan perhatikan lubang hidung anakmu, takut tertutup oleh payudara," kata Surti seraya meletakkan posisi bayi dengan benar di pangkuan Aliya.
Dan setelah itu, Aliya merasa nyaman dengan posisinya dan Baby Isa mendapatkan ASI yang lebih banyak sehingga rasa kenyang itu membuatnya diam dari menangis.
Aliya menatap wajah polos, mungil bayinya itu menitikkan air mata saat teringat anaknya tidak memiliki ayah dan Surti yang melihat itu pun menghibur.
"Jangan menangis, ibu menyusui tidak boleh bersedih, kasian Isa, nanti dia juga akan merasakan kesedihan itu," kata Surti dan Aliya pun menghapus air mata itu menggunakan ujung lengan dasternya.
"Jangan bersedih lagi, di sini ada Ibu dan Ayah. Kita besarkan Isa sama-sama, yah," kata Surti seraya mengusap rambut hitam anaknya.
Aliya pun menganggukkan kepala.
Malam-malam Aliya yang harus begadang itu ditemani oleh Surti sehingga Aliya tidak mengalami baby blues.
****
Beberapa hari kemudian..
Dan karena tidak ada sosok suami di sisi Aliya, gosip pun mulai tersebar, para tetangganya itu mulai menggosipkan Aliya yang ditinggalkan oleh suaminya, begitu lah gosip yang Surti dan Edi dengar.
"Sudahlah, Bu. Biarkan orang mau bicara apa, seiring berjalannya waktu, mereka juga akan lelah sendiri, lalu, diam," jawab Edi yang sedang memberi makan ikan-ikannya di tambak.
Ya, jawaban itulah yang Edi berikan pada Surti setiap kali Surti berkeluh kesah.
****
Di kantor Reno, ia sedang ditemani oleh Arman dan Arman menyarankan Reno untuk menjenguk Aliya.
"Tidak, aku tidak boleh ada di sana, aku yakin, kehadiranku hanya membawa luka bagi Aliya," jawab Reno seraya menandatangani berkas.
Setelah itu, Reno memberikan berkas tersebut pada Arman dan Arman menerimanya, lalu keluar dari ruangan Reno.
Di depan pintu ruangan CEO, Arman masih berdiri di sana, ia membatin, "Tuan, anda sangat keras kepala dan penuh gengsi, lalu, untuk apa semua peralatan bayi yang anda beli."
Setelah itu, Arman mendengar kabar kalau Aliya menjadi bahan gosip di kampungnya.
Arman menyampaikan itu pada Reno saat mengantarkan Reno pulang dan Reno hanya diam saja.
"Sepertinya, belum saatnya aku datang untuk menemui Aliya," batin Reno, pria itu duduk dengan menatap jalanan kota yang masih padat merayap.
****
Beberapa bulan kemudian, Aliya yang melihat anaknya bisa tengkurap untuk pertama kali itu merasa bahagia, ia pun berbagi kebahagiaan itu dengan Surti, Aliya menjunjung Baby Isa untuk di bawa di mana Surti berada yaitu ada di dapur.
"Bu, Isa sudah bisa tengkurap!" seru Aliya dari pintu dapur dan Surti yang sedang memotong sayur untuk masak sup itu menoleh.
Surti berdiri dari duduknya, lalu, ia mendekat ke arah Aliya berada, Surti pun meminta untuk membopong Isa dan Aliya memberikannya.
"Cucu Omah sudah tambah besar, ya, Nak. Mau lari-lari main bola, ya," kata Surti dengan lembutnya dan saat itu juga Aliya berpikir, seharusnya, kalau ada ayah Isa, Isa bisa bermain bola dan sepeda dengannya.
Surti yang sangat mengerti dengan apa yang dipikirkan Aliya itu mengatakan kalau Edi akan selalu ada untuk cucunya.
"Kami akan membawa Isa berkeliling kampung, kamu tidak usah khawatir, Isa tidak akan kekurangan kasih sayang yang perlu kamu lakukan adalah melanjutkan hidup," kata Surti seraya menatap Aliya dan Aliya pun tersenyum.
Aliya kembali teringat dengan apa yang diimpikannya, Aliya ingin menjadi chef dan membuat channel youtubenya sendiri.
Tetapi, untuk membuat vlog, Aliya berpikir untuk mengurungkannya, ia ingin bersembunyi dari Reno, setelah di permalukan, ia tidak ingin menampakkan dirinya lagi.
Dan Aliya menyampaikan niatannya itu pada Edi dan Surti.
Selesai dengan makan malam, Aliya mengatakan itu semua pada Edi dan Surti.
"Ayah, Ibu. Aliya ingin melanjutkan mimpi Aliya menjadi Chef," kata Aliya pada Edi dan Surti, Aliya menatap keduanya bergantian.
"Tapi, kalau untuk keluar kota apapun alasannya, Ayah tidak akan mengizinkan," jawab Edi dengan tegas dan Aliya mengerti kekhawatirannya, Aliya pun mengatakan kalau dirinya akan membuat kafenya sendiri di kampungnya.
Mendengar itu, Surti sangat mendukung, ia ingin anaknya itu bangkit, melupakan rasa sakitnya dan Surti meminta pada Aliya untuk tidak mengulanginya lagi.
Begitu juga dengan Edi, ia ingin menjaga Aliya supaya tidak tidak kecolongan lagi.
"Al, kamu tau, kenapa dulu waktu kamu sekolah, Ayah selalu antar jemput kamu?" tanya Edi seraya menatap Aliya.
"Karena Ayah sayang Aliya," jawab Aliya dengan suara lirihnya.
"Karena Ayah sayang kamu, Ayah ingin selalu menjagamu, sempat Ayah ingin melarangmu ke Jakarta, tetapi, Ayah tidak tega karena kamu harus mengejar impianmu, sekarang, Ayah akan memberikan modal, tapi ingat, jangan kamu kecewakan Ayah lagi," tutur Edi dan Aliya yang mendengarkan dengan seksama itu mengangguk.
Tetapi, Aliya yang tidak ingin merepotkan Edi itu menolak modal tersebut. "Ayah, untuk modal, Aliya sudah ada, Mas Reno selalu memberikan Aliya uang yang cukup besar," kata Aliya.
Mendengar nama Reno, Edi pun bangun dari duduk. Ia tidak ingin mendengar nama laki-laki itu lagi.
Edi merasa kalau Reno juga bersalah karena telah membiarkan Aliya pulang sendiri tanpa mengatakan apapun pada orang tua Aliya.
Surti mengusap punggung tangan Aliya yang memperhatikan Edi keluar dari ruang makan.
"Tidak apa, Ayah tidak membenci suamimu, Ayah hanya kecewa karena Reno tidak memberikan status yang jelas untukmu," kata Surti dan Aliya menitikkan air matanya.
"Nak, kenapa kamu tidak minta cerai saja, walau kontrak itu masih ada, tapi kalian sudah tidak bersama lagi."
Mendengar itu, Aliya pun menjawab, "Bu, Aliya berpikir kalau suami Aliya takdir Aliya, Bu."
Benarkah Reno takdir Aliya?
Jangan lupa like dan komen, ya, all.
Gift/voteny untuk dukung karya ini, terima kasih.
hei Aliya...kl km bunuh diri dosa km mlah 2x lipat lho..
km aja bego jd prempuan...