Squel "My Sexy Secretary"
Berjudi dan mabuk-mabukkan merupakan hobi ayah Alicia sejak mendiang ibunya masih ada. Hingga pada suatu hari, sang ayah—Rendra—kalah dalam judi, dan harus berhutang sana-sini. Karena tidak memiliki uang untuk membayar, akhirnya Alicia menjadi korban ketamakan Rendra.
Dia dijual kepada pengusaha kaya. Dan dipaksa mengandung benih pria itu. Namun, setelah dia berhasil melahirkan. Dia justru mendapati kenyataan pahit, sebab di saat Alicia membuka mata, dia telah kehilangan segalanya.
Anak kembarnya telah dibawa pergi entah ke mana. Dan karena itu semua, membuat Alicia bertekad untuk mengambil kembali apa yang dimilikinya.
Akankah Alicia berhasil?
Salam anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Mengajak Bicara
Di dalam kamar si kembar. Renata sudah berganti pakaian, dengan piyama milik Sofia yang belum sempat dipakai. Dia membereskan ranjang bersama kedua anaknya, hingga terpancar kebahagiaan yang begitu nyata dari wajahnya.
Dia selalu bermimpi akan bisa melakukan ini semua dengan Gio dan Shasha, dan sekarang Tuhan sudah mengabulkannya.
Ibu ... kali ini aku benar-benar bahagia. Aku bahagia melihat mereka.
Dua bola mata Renata berkaca-kaca, karena merasa haru. Namun, dia segera menarik kembali cairan bening itu, ketika Shasha mengajak dia bicara.
"Kakak Cantik, aku ingin mendengarkan dongeng Cinderella, apakah Kakak Cantik bisa membacakannya untukku?"
Renata langsung mengulum senyum, karena dia akan selalu senang dengan permintaan anak-anaknya. Lagi pula itu cara dia untuk mengambil hati mereka, dan membuat mereka perlahan sadar, bahwa dialah ibu mereka yang sebenarnya.
"Tentu saja, Nona Shasha, di mana bukunya?"
"Ada di rak, biar aku ambilkan."
Shasha berjalan ke sisi meja belajar. Di kamar luas itu, semua barang-barang tersedia. Bahkan ada tv besar, yang biasa Gio gunakan untuk bermain PS.
Gadis cilik itu mengambil buku dongeng kesukaannya. Kalau sedang tidak sibuk, Lee yang akan membacakan buku tersebut, tetapi sekarang dia ingin Renata yang membacakannya.
"Sekarang naiklah ke atas ranjang," titah Renata setelah dia menerima buku dari Shasha.
Kedua anaknya pun patuh, entah apa yang membuat Gio menjadi ingin lebih dekat dengan Renata, kali ini dia tidak lagi membantah, dan bersikap lebih hangat.
Renata menyusul dengan berbaring di samping, sementara Shasha berada di tengah-tengah, antara dia dengan Gio.
"Ayo cepat baca, Kakak Cantik. Aku sudah lama tidak mendengar dongeng itu," ucap Shasha dengan dua bola matanya yang berbinar lucu.
"Baiklah. Tapi janji ya, habis ini kalian harus segera tidur. Tuan Kecil, apa kamu mengerti?"
Gio hanya menganggukkan kepala, sementara Shasha tanpa segan memeluk tubuh Renata, membuat hati wanita itu kian berdesir.
"Pada suatu hari …." Renata mulai bercerita tentang kisah si Upik abu yang berubah menjadi wanita cantik dalam semalam, dan akhirnya bertemu dengan seorang pangeran tampan.
Dia terus membaca bait demi bait, hingga akhirnya Shasha tertidur pulas dalam pelukannya. Ada dengkuran halus yang membuat Renata mengulum senyum, dia menatap wajah anak gadisnya yang terlihat sangat polos, dan akhirnya dia memberanikan diri untuk mengecup kening Shasha.
"Selamat tidur, Sayang," ucap Renata dengan tulus, kemudian pandangannya beralih pada sosok tampan yang berbaring tak jauh darinya, namun dia dibuat terkejut, sebab Gio ternyata masih membuka mata.
"Tuan Kecil, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Renata dengan tergagap, karena dia takut jika Gio berpikir yang tidak-tidak.
"Aku ingin bicara dengan Aunty. Tapi tidak di sini, aku takut Shasha bangun karena suaraku," kata Gio, sumpah demi apapun, Renata benar-benar seperti melihat sosok Lee dalam diri putranya. Dari caranya memandang, hingga bicara, semuanya sama.
"Lalu kita bicara di mana? Ini sudah malam, Tuan Kecil. Kalau Daddy tahu bagaimana?"
"Kita bicara di sofa saja. Daddy tidak akan tahu."
Bocah tampan itu membuka selimutnya, lalu turun dari ranjang. Menuntun Renata agar duduk di sofa yang ada di kamar itu, mau tidak mau Renata pun mengekor, dan kini mereka berdua duduk bersebelahan.
"Aku ingin bertanya sesuatu pada Aunty, karena Aunty adalah orang dewasa," ucap Gio membuka obrolan di antara mereka berdua.
Kening Renata mengernyit, merasa penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh putranya.
"Tuan Kecil, mau tanya apa?"
"Kenapa seseorang yang sudah menikah tidur secara terpisah? Bukankah seharusnya mereka selalu bersama?" tanya Gio sambil menatap Renata, keingintahuannya mendorong dia untuk mengajak Renata bicara.
Mendengar itu, tentu Renata tahu ke mana arah pembicaraan Gio. Ini pasti karena Lee dan Sofia, jangankan dia yang tidak tinggal satu rumah, ternyata Gio pun penasaran akan jawabannya.
"Eum, untuk itu saya tidak terlalu paham, Tuan Kecil, karena saya belum menikah. Tapi sepertinya, ada beberapa alasan yang hanya diketahui oleh mereka berdua," jawab Renata sebisa mungkin, agar Gio tidak perlu berpikir sesuatu yang belum boleh dipikirkannya.
"Lalu apakah boleh mereka bermesraan dengan orang lain?" tanya Gio lagi, di rumah neneknya dia sering mendapati kemesraan dan kehangatan, tetapi tentunya dengan pasangan masing-masing. Akan tetapi di rumah besar ini, dia tidak pernah sekalipun melihat Lee mencium Sofia, atau sekedar bermanja-manja.
Renata dibuat takjub sekaligus terperangah. Dari mana anak sekecil ini sudah mengerti akan kosa kata seperti itu?
Sebelum menjawab, Renata menggerakkan tangan untuk mengelus kepala Gio, dia merasa prihatin dengan pemikiran sang anak yang sudah jauh sekali, padahal umur Gio masih sangat kecil.
"Tentu saja tidak boleh. Karena itu melanggar peraturan yang ada. Kalau salah satu di antara mereka melakukan itu, namanya mereka berkhianat," jelas Renata dengan sudut matanya yang sedikit mengembun.
Sementara Gio terus memperhatikan tatapan mata Renata. Dia membiarkan wanita itu terus mengelus kepalanya.
"Lalu, apakah boleh aku menyuruh Daddy untuk berkhianat?" tanya Gio dengan bibir yang bergetar. Sementara Renata langsung melebarkan kelopak matanya, dengan jantung yang nyaris terjun dari tempatnya.
"Apa?"
***
gk mommy
jdi kurang klop klo panggilan nya ibu
meski dalam hati