Ariana seorang artis papan atas dan multitalenta, terpaksa harus mengakhiri karirnya karena skandal. Ia menghabiskan waktunya di rumah dengan membaca novel, salah satu novel kesukaannya berjudul "Love for Stella" dimana pemeran utamanya adalah Stella yang akan menikah dengan putra mahkota dan berakhir bahagia. Tapi tidak untuk Roselia si pemeran figuran yang mencuri perhatian Ariana, Roselia mendapatkan kebencian dari semua orang karena dia adalah putri seorang penjahat, dia memiliki akhir kematian mengenaskan ditangan putra mahkota.
"Oh tuhan, tolong Roselia! Jika aku jadi Roselia, aku akan menjadi kuat dan bertahan hidup! Aku tidak akan baik pada orang-orang yang menindasku!"
Malam itu Ariana mendapatkan kunjungan dari kekasihnya, mereka berdebat dan tak sengaja dia terjatuh dari balkon dan saat terbangun menjadi sosok Roselia, di dalam novel itu dan di perebutkan oleh empat orang pria tampan didalam novel itu.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Proses perbaikan PUEBI
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. As Patah hati, Roselia ditindas
...🍁🍁🍁...
Sementara itu Asteorope terlihat panik sambil menunggang kudanya, Peter dan 3 prajuritnya mengikuti Asteorope yang dengan keadaan resah.
"Yang mulia! Tunggu yang mulia!" teriak Peter memanggil manggil Asteorope yang jaraknya sudah lumayan jauh darinya.
Suara kuda terus berpacu dengan kecepatan tinggi, disertai dengan peluh keringat yang membasahi wajah Asteorope. Lalu dia pun terjatuh dari kudanya karena terlalu cepat melajukannya. Asteorope jatuh ke tanah dengan kondisi tangan berdarah.
Peter dan tiga pengawal Asteorope turun dari kuda mereka, kemudian mereka menghampiri Raja Albarca itu dengan cemas.
"Yang mulia! Apa anda terluka? Astaga...anda berdarah!" Pekik Peter terkejut melihat darah segar mengalir dari tangan sang raja.
"Yang mulia, mari kita kembali ke istana dan obati tangan anda!" saran salah seorang pengawal yang berdiri tepat di belakang Peter.
"Tidak...aku tidak akan kembali ke istanaku, sampai aku melihat dengan mata kepalaku sendiri! Tentang berita pertunangan itu....tidak--Roselia tidak mungkin menghianatiku seperti ini! Aku...harus pergi ke Gamarcus sekarang JUGA!" Raja Albarca itu kembali bangkit meskipun tangannya terluka cukup parah.
Tapi tidak separah luka hatinya, mendengar berita pertunangan Roselia dan Michael. "Aku harus sampai di Gamarcus malam ini juga, aku tidak bisa membiarkannya bertunangan dengan pria itu!"
"Yang mulia, mengapa anda merasa di khianati? Padahal anda dan gadis itu sama sekali tidak ada hubungan apa-apa kan?" Peter angkat bicara, dia berusaha menyadarkan Asteorope.
Apa yang dikatakan Peter memang tidak sepenuhnya salah? Apa hak pria itu untuk marah dan merasa dikhianati sedangkan antara dirinya dan Roselia tidak ada hubungan resmi apapun selain dari teman?
Tapi rasanya hati Asteorope seperti tercabik-cabik mendengar berita yang beberapa menit lalu ia dengar. Amarahnya memuncak, dadanya bergemuruh hebat, bahkan sekarang dia tak peduli dengan darah yang mengalir dari tangannya.
Asteorope tidak peduli dengan kata-kata Peter, meski sebenarnya dia sangat terganggu akan hal itu. Namun dia kembali bangkit dan menaiki lagi kudanya. Dia tidak peduli pada Peter dan tiga pengawal lainnya, yang ia pikirkan saat ini adalah Roselia dan pertunangannya.
"Tuan Peter, bagaimana ini? Yang mulia begitu keras kepala!" kata salah seorang pengawal istana.
"Dulu yang mulia tidak seperti ini, tapi karena gadis itu yang mulia jadi berubah. Benar-benar menyebalkan ckckck." gerutu Peter sambil berdecih, ia semakin tak suka saja dengan Roselia. "Untuk saat ini kalian kembalilah ke istana, biar aku yang menemani yang mulia!" titahnya pada ketiga bawahannya itu.
"Baik tuan Peter!" sahut ketiga pria itu patuh.
Mereka pun kembali ke istana seperti apa yang diperintahkan oleh Peter, sementara Peter pergi menyusul Asteorope yang nekat akan pergi ke Gamarcus malam itu juga. Meskipun Rajanya itu sedang terluka dan perjalanan ke Albarca tidaklah sebentar,butuh waktu setengah hari untuk sampai kesana.
Seharusnya aku tidak memberitahu tengah gadis itu, ah... sungguh aku sangat menyesal. Peter merutuki dirinya sendiri didalam hati, dia menyesal telah memberitahukan tentang Roselia pada Rajanya.
#flashback on.
Beberapa menit yang lalu...
Peter tersenyum-senyum begitu mendapatkan pesan dari salah satu anak buahnya. "Dia akan bertunangan? Hahaha...ini berita yang bagus, mungkin dengan berita ini yang mulia akan menyerah!"
Pria itu membayangkan bagaimana reaksi Asteorope jika dia tau berita tentang pertunangan Roselia. Pasti Asteorope akan marah dan menyerah, begitulah pikirnya. Tapi semua pikiran dan harapannya itu berbanding terbalik dengan faktanya.
Asteorope memang marah, tapi...
"Peter...apa kau yakin berita ini benar? Apa kau mendapatkannya dari sumber yang terpercaya?" tanya Asteorope dengan mata terbuka lebar, dengan tangan yang meremass secarik kertas kecil berisi informasi tentang Roselia dan Michael yang bertunangan.
Tidak mungkin...kenapa tiba-tiba saja dia bertunangan? Aku ingat benar kalau dia pernah mengatakan padaku kalau tidak boleh ada yang jatuh cinta padanya dan dia tidak mau terlibat dengan cinta. Lalu kenapa sekarang--pertunangan?
Peter pun menahan senyumnya, lalu dia menyerahkan sebuah amplop besar dan mewah seperti undangan pesta kepada Asteorope. "Sumber saya juga menyerahkan ini yang mulia." kata Peter.
Asteorope buru-buru mengambil amplop itu, dia membuka isinya. Lalu dia membaca nama di undangan itu.
...Engagement invitation...
...Roselia Mariana Edenbell...
...&...
...Michael Ellenio Gamarcus...
Deg!
Jantung dan hatinya seperti dihantam sesuatu yang berat, sesak rasanya melihat nama wanita yang ia cintai bersanding bersama dengan pria lain. Astaga! Asteorope benar-benar merasakan sakit dan kecewa.
Tidak pernah dia merasakan sakit seperti ini, ketika ibunya tiada. Dan kali ini Roselia yang membuatnya sakit.
Asteorope menghancurkan surat undangan itu dengan cara di bakar di api perapian yang masih menyala. Matanya tampak murka dan kecewa karena melihat berita itu.
Patah!
Hancur!
Sakit!
Itulah definisi bagaimana hatinya saat ini.
Disaat rajanya sedang patah hati, Peter diam-diam menyembunyikan senyum bahagianya. Berharap Asteorope akan membenci Roselia dan tidak mau bertemu dengan gadis itu lagi. Tapi Peter salah besar!
Asteorope memang marah tapi dia malah semakin ingin menemui Roselia. Meski di larang, pria itu tetap ingin menemui Roselia. Bayangan Roselia sekarang sudah melekat pada Asteorope dan membuat Peter memanggil Roselia sebagai penyihir penggoda.
#Flashback off.
Kini Asteorope dan Peter sudah berada didalam kapal tercepat menuju ke Gamarcus. Pesona Roselia benar-benar sudah membuat Asteorope meninggalkan semua pekerjaannya demi gadis itu.
Ya, bagaimana tidak? Asteorope tidak tenang sampai ia melihat sendiri dan bertemu dengan gadis itu. Meminta penjelasan tentang berita pertunangan yang membuat hatinya ketar ketir. Tidak mungkin Roselia akan membuatnya patah hati seperti ini
🌹🌹🌹
Masih di pesta perayaan putri dan putra mahkota, terlihat Michael sedang berbincang-bincang dengan para bangsawan kelas atas dan Roselia sedang bosan. Gadis itu bersama Doris didekat tempat makanan.
Sungguh Roselia tak tahan ingin memakan semua makanan itu, namun dia menahannya karena Michael mengatakan bahwa dia harus makan bersama nanti. Mengingat tubuh Roselia yang belum terbiasa dengan makanan banyak, membuat gadis itu harus menahan diri juga. Terlihat Roselia alias Ariana kesusahan menahan rasa laparnya terhadap cake dan beberapa buah-buahan disana.
"Ah...." Roselia mendesah melihat semua makanan itu.
"Yang mulia, anda harus menahannya...apa anda ingat terakhir kali anda makan banyak?" Doris kembali mengingatkan Roselia dengan kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu. Roselia makan banyak dan ia sakit perut, ususnya tak kuat dengan diisi makanan banyak.
"Ya baiklah, terima kasih Doris...kau memang sangat perhatian kepadaku! Tidak ada teman sebaik dirimu, aaHhh..." dessahnya sambil menghembuskan nafas dengan gusar.
"Salam yang mulia putri mahkota."
Tiba-tiba saja beberapa orang datang menghampirinya, tentu saja para gadis-gadis yang suka bergosip. Roselia tersenyum seolah menantang kehadiran mereka.
"Yang mulia putri mahkota, salam!" ucap seorang gadis bangsawan dengan senyuman mengejek dibibirnya.
Sementara itu disisi lain, Stella tersenyum menyeringai melihat Roselia di dekati 5 nona bangsawan itu. Tidak ada satupun dari mereka berlima yang memiliki wajah ramah pada Roselia, mengucapkan salam pun seperti orang tidak ikhlas dan mengejek.
"Kau rasakan itu wanita pembawa sial, meksipun kau adalah seorang putri mahkota tapi kau tetaplah sampah!" gumam Stella dengan senyuman menyeringai di wajahnya.
Dengan anggukan Roselia menantikan pertarungan apa yang akan dia dapatkan kali ini dari Stella. "Jangan kira aku akan kalah darimu Stella, kau memang licik...tapi aku lebih cerdik!"
"Salam," jawab Roselia dengan dingin.
Tiba-tiba saja salah seorang dari mereka yang membawa minuman dengan air berwarna merah diatasnya, menghampiri Roselia dengan terhuyung.
"Ah! Maafkan saya yang mulia, tangan saya terpeleset---" nona bangsawan yang tidak diketahui namanya itu terkejut karena Roselia menghindar dengan cepat darinya. Ke empat nona bangsawan yang lainnya kesal karena air itu tidak tumpah ke bajunya. Mereka yang berniat mengerjai dan membully Roselia, malah zonk.
Sial! Air ini tidak tumpah ke bajunya?
"Oh tidak apa-apa, tangan terpeleset memang sudah biasa, kan?" Balas wanita cantik berambut pirang itu sambil tersenyum tipis.
Kekanakan sekali. Aku ingat benar adegan ini, mereka pasti adalah pembully Stella saat Stella diangkat putri mahkota. Ya ya...aku sudah baca semuanya dan aku hapal, cara kekanakan mereka ini. Kalian ingin menindasku? Kalian harus bereinkarnasi lebih seribu kali untuk melakukannya.
"Haha, yang mulia memang baik hati ya pada hamba yang RENDAHAN INI." seorang nona bangsawan berambut keriting itu terkekeh, lalu meletakkan gelas kosong diatas meja yang tak jauh dari sana. Dia menekankan kata rendahan ini untuk menyindir Roselia.
"Karena minuman nona tumpah, kebetulan aku punya minuman lain!" Roselia mengambil salah satu gelas berisi minuman berwarna oranye. Lalu dia berjalan mendekat pada nona itu dan langkahnya terhuyung.
Byur!
Air didalam gelas itu tumpah ke gaun yang dipakai oleh nona bangsawan yang tadi mau menyiramnya.
"Astaga nona! Maafkan aku, tanganku terpeleset!" Pekik Roselia sambil melihat baju nona bangsawan itu yang kotor.
Nona berambut keriting itu mendengus menahan amarah yang berkecamuk dalam hatinya kepada Roselia. Dia seperti tertohok dengan kalimatnya sendiri yang mengatakan tangan terpeleset.
Dan Roselia tertawa puas dalam hatinya, dia berhasil membuat skak mat nona bangsawan itu. Akhirnya mereka memilih menjauh, padahal baru begitu saja dan mereka memilih pergi meninggalkan Roselia seorang diri.
"Huh! Dasar anak kemarin sore, beraninya mereka menindasku? Kalian masih terlalu dini!" Roselia menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Yang mulia! Anda sangat luar biasa, anda benar-benar bisa menyelesaikan masalah anda sendiri tanpa bantuan dari orang lain." Doris memuji Roselia setinggi langit, padahal dulu nonanya itu hanya diam saja ketika ditindas tapi sekarang dia sangat berani meski hanya seorang diri.
"Sudahlah Doris! Aku akan pergi keluar dulu, aku sumpek berada disini terus."
"Tapi yang mulia, pestanya bahkan belum selesai. Bagaimana kalau yang mulia putra mahkota mencari anda?"
"Sampaikan padanya kalau aku mencari udara segar, aku yakin dia tidak akan keberatan dan aku tidak mau kau mengikutiku. Kau nikmati saja pestanya dan awasi Stella, aku takut dia membuat ulah!" seru Roselia sambil tersenyum.
"Tapi--"
Belum sempat Doris menyelesaikan ucapannya, Roselia sudah pergi dari aula istana dan keluar dari pintu yang menuju ke taman istana.
Bermaksud untuk mencari udara segar di sana, Roselia malah melihat pemandangan yang sangat mengejutkan.
"Astaga...apa itu? Pria sedang berciuman dengan pria?"
...*****...