nyasar ke zaman kuno

hey... pembaca author yang cantik dan ganteng..... kita cus lagi ya....😜😜

***

“kakak berdua juga disini saja, aku akan memasak makan siang untuk kita, jadi kita makan siang disini nanti....!!” Ujarnya dan jelita pun berlalu dari sana, sementara kedua kakaknya menurut dan tinggal disana. Selepas kepergian jelita, nyonya Catrine bersuara.

“ suamiku, aku sudah cukup bosan untuk berada di atas tempat tidur ini, tubuhku rasanya sudah kaku seperti kayu, maukah suamiku menuntunku untuk duduk di kursi  itu." ucapnya.

“baiklah, kamu memang harus banyak bergerak istriku agar tidak kaku..” ucap jendral Richard sambil tersenyum manis kepada istrinya.

Kedua putranya langsung mencek dan merapikan kursi itu, barang kali kursi itu goyang atau segala macamnya. Jendral Richard menuntun nyonya citrine untuk berjalan dan duduk dikursi itu. mereka semua duduk di tempat itu.

“ suamiku, kulihat jelita sudah berubah, baik dari wajah, tingkah laku dan perawakannya. Apakah terjadi sesuatu saat aku tidak sadarkan diri suamiku ?” Tanya nyonya catrine.

“ entahlah istriku, jangan kan sikap dan perawakannya, ia pun pandai alkemis dan juga sudah dapat berkultivasi. Ia mengatakan kepada kami bahwa ia bertemu dengan seorang kakek yang membutuhkan pertolongan, kemudian ia menolong kakek itu. dan sebagai balas budi, kakek itu mengajarkan jelita tentang pengobatan.” Jelas jendral Richard pada istrinya. sementara nyonya Catrine hanya mengangguk pelan tanda mengerti.

“bahkan, jelita yang sudah membuatkan obat untuk ibu, kami memperhatikan bagaiman cara adik meramu obat untuk ibu, kemudian adik meminumkannya serta menyalurkan energy spiritualnya pada ibu, dan akhirnyaa ibu sembuh seperti sekarang ini.” Timpal Rayyan dan di kuatkan dengan anggukan kepala oleh jendral Richard dan Reynal. Dalam hati nyonya citrine merasa senang atas perubaha putrinya namun juga ada rasa takut juga dalam hatinya.

***

Di dapur jelita sedang sibuk menyiapkan makan siang untuknya dan keluarganya dibantu oleh ketiga pelayannya dan beberapa pelayan yang kusus ditugaskan di bagian dapur.

“baiklah, saya akan memasak beberpa hidangan, siapkan semua bumbu yang saya suruh dan siapkan ayam, daging dan ikan segera.” Perintah jelita.

Semua pelayan langsung menyiapkan apa yang diminta oleh jelita. Saat semua alat dan bahan sudah disiapkan, jelita mulai memasak masakan modern.

“nona, biarkan kami yang mengerjakannya, nona tinggal mengarahkan saja…” ujar salah satu pelayan merasa tidak enak dengan nonanya.

“tidak apa, kamu bantu aku menyalakan tungku saja.” Ucap jelita dengan ramah. Pelayan itu tidak bisa membantah.

“baiklah nona…” ucapnya sambil membungkuk, dan segera melaksanakan apa yang diperintahkan oleh jelita.

Jelita memasak berbagai hidangan seperti sate, pecel ayam, ikan bakar, rendang  dan lainnya. Ia juga membuat minuman dari buah-buahan seger.

Tak lama, jelita selesai membuat makan siang untuk keluarganya, setelah di pindahkan kedalam wadah untuk dibawa kekediaman ibunya, masih tersisah banyak masakan jelita didapur.

“ sisanya buat kalian dan bagikan sama yang lain. Dan kalian, tolong bantu saya membawa makanan ini ke kediaman ibu.” Ucap  jelita dan langsung dilaksanakan.

Singkat cerita, mereka sampai dikediaman ibunya dan mereka makan siang disana bersama. Atas kesembuhan nyonya citrine, belum ada yang mengetahuinya selain keluarganya dan beberapa orang yang membantu kesembuhan ibunya. Setelah acara makan-makan selesai, mereka langsung kembali kekediaman masing-masing, jendral Richard menambah beberapa pengawal kepercayaannya untuk menjaga kediaman nyonya catrine.

***

Dua hari telah berlalu semenjak kesembuhan nyonya catrine, kabar kesembuhannya pun sudah menyebar dan para selir yang berhati busuk itu menjadi geram dan marah.

“ bagaimana mungkin ****** itu bisa sembuh, bukankan ia sudah bertemu dengan malaikat maut…!!” serunya dengan marah.

Selir Quira memecahkan semua vas bunga ynag ia dapat gapai. Suara riush dan ricuh terdengar dikediaman selir Quira. Mendengar itu semua, selir Diana dan ira bergegas kekediman selir Quira.

Sesampainya mereka disana, mereka mendapti kediaman yang sangat berantakan di akibatkan oleh selir Quira yang mengamok membabi buta ( ngak juga sih..) tak lama Lira juga menyusul kekediaman ibunya.

“ibu, ada apa ini…? Kenapa berantakan sekali..?” Tanya lira dengan penuh keheranan.

“iya, ada apa ini kakak… kenapa engkau marah…?” Tanya selir Diana. Mereka mendekati selir Quira yang masih ter engah-engah akibat emosi yang menggebu-gebu. Lira memenanggkan ibunya, mereka berrempat duduk dikursi.

***

❤️❤️❤️