GADIS PEMILIK LESUNG PIPI

Ameera terbangun dari tidurnya, seperti biasa ia akan mempersiapkan diri untuk segera berangkat ke kampus.. Suasana pagi ini sangat sejuk terasa, mood Ameera juga Nampaknya sedang bagus pagi ini.

Setelah mempersiapkan diri, memakai pakaian simple dan mengikat rambutnya menjadi satu, Ameera keluar dari kamarnya. Arah pandangnya terarah ke sebuah kamar yang berada persis di samping kamarnya, pintunya sedikit terbuka membuat rasa penasarannya timbul. Suara seorang perempuan juga terdengar sedang beradu cakap dengan suaminya, Rumi.

Rasa penasaran itu timbul, Ameera membuka sedikit pintu yang terbuka itu.

“Permainanmu cukup nakal..” Ucap Rumi.

Ameera membulatkan matanya saat ia melihat sosok Wanita tengah duduk di atas pangkuan suaminya, Wanita yang memakai pakaian sexy berambut panjang berwarna cokelat terang.

“Astagfirullah..” Ucap Ameera mmebuat Rumi emmutar kursi kerjanya ke arah pintu, sosok Wanita itu langsung terkejut dan berdiri dari pangkuan Rumi. Drees pendek dan ketat, menjadi pakaian yang cukup terbuka bagi Ameera, di tambah ia duduk dengan manja di pangkuan suaminya.

Ameera terkejut, dadanya sesak melihat itu.

Apakah Mas Rumi sebejad itu? Batinnya.

“Ameera..!! apa-apaan kamu?!” Kesal Rumi berdiri membentak Ameera.

“Memalukan sekali.. sungguh pria tak memiliki moral..! Ucap Ameera dengan lantang, ia pergi sambil membanting pintu ruang kerja Rumi.

Rumi tentu saja panik, ia mengejar Ameera dengan amarahnya yang semakin memuncak karena keberanian Ameera kala itu.

“Tunggu..!” sebuah cengkraman di lengan Ameera yang cukup kuat.

“Lepas..!!” Pinta Ameera dengan wajah kesakitan.

“Mau kemana kamu?! Masuk kamar!!” Bentaknya dengan kasar.

“Tidak, aku mau pergi kuliah..LEPASSSS!!” berontak Ameera berusaha melepas cengkraman itu.

“Tidak boleh, Masuk..!!!” Tegas Rumi menarik Ameera ke kamar.

“Mas, lepas.. kamu apa-apaan sih! Sakit..!!”

Rumi mengabaikan ucapan Ameera, ia tetap saja menarik Ameera dan melemparnya di atas Kasur.

“Siapa yang menyuruhmu membuka ruang kerjaku, itu privacy.. dan tidak ada yang berani membukanya tanpa seizinku..!” Kesal Rumi pada Ameera.

Melihat Rumi sangat marah, Ameera semakin merasa ketakutan, Ia menitihkan pelan air matanya.

“Kenapa? Kamu malu? Kamu malu aku melihat kelakuan kamu itu? Bermesraan dengan Wanita lain.. Oh.. jadi suara mendesah semalam itu adalah wanitamu itu..” Ucap Ameera sambil bergetar, ada rasa takut dala dirinya, namun ia tidak ingin terlihat lemah kala itu.

“Bebaskan aku, bebaskan aku dalam segala aktivitasku, maka kamu juga bebas denga napa yang kamu ingin lakukan di luar sana… dan satu lagi…”

Ameera berusaha berdiri, menatap wajah rumi dnegan snagat berani.

“JANGAN KAMU SENTUH DIRIKU..” Ucap Ameera dengan lantangnya.

“HAAAAHAHAHA” Rumi tertawa kesal penuh kebencian sambil mencengkram wajah Ameera dengan satu tangannya.

“Baiklah, jika itu yang kamu mau.. Dan, jangan sombong kamu harus sadar atas dirimu yang sudah tak suci lagi..” Ucap Rumi sambil mendorong tubuh Ameera hingga ia Kembali terjatuh ke atas Kasur, Rumi meninggalkan Ameera begitu saja

Ucapan Rumi tentu membuat Ameera terkejut, jantungnya berdebar kencang sekali hingga sesak rasanya di dada.

“Dari mana dia tau? Apa dia masih berfikir kalo Kak Argha telah menodaiku?” Ucapnya sambil berisak dalam tangis.

Di tengah isak tangisnya itu, victor mengetuk pintu kamar Ameera, ia mengantarkan makanan untuk Ameera kala itu.

“Aku ingin pergi ke kampus, Victor..!” Ucap Ameera.

“SIAP.. tapi makan terlebih dulu mbak baiknya..” Ucap Victor.

“Saya sudah terlambat..” Tamabah Ameera sambil berhadapan dengan cermin berusaha kembali merapihkan dirinya.

“Baiklah, mabak bisa makan di mobil.. saya bawakan makananmbak ke dalam mobil..” Ucap Victor Kembali membawa makanan nya itu.

Dalam perjalanan Ameera hanya diam, tidak menyentuh makanan yang sudah di siapkan oleh Victor.

“Mbak.. izin berbicara..” Ucap Victor sambil mengendarai mobil.

“Iya silahkan..” Ucap Ameera mempersilahkan.

“Jangan pernah membantah perkataan Den Rumi, itu akan membuat Mbak Meera semakin tersiksa..” Ucap Victor, Ameera hanya terdiam saat itu sambil menghela nafasnya.

Sejenak ia terdiam lalu Ameera mengeluarkan pertanyaanya.

“Apa Mas Rumi memang begitu? Tidur dengan perempuan yang bukan muhrimnya..” Ucap Ameera sedikit takut mengatakan itu pada Victor.

“Wanita tadi adalah Risca, kekasih Den Rumi sejak tiga bulan terakhir..” Ucap Victor menjelaskan.

“Berarti sebelum Risca ini, ada Wanita lain? Dan apakah begitu gaya pacarannya? Menyeramkan sekali sih!” Kesal Ameera sambil berfikir jauh tentang perjalanan cinta Rumi.

Victor terdiam membisu..

“Kenapa kamu diam? Takut ya bercerita denganku?” Tanya Ameera.

“Tidak Mbak..” Jawab singkat dan tegas Victor.

“Hemm.. Begini mbak, Saya bekerja dengan Den Rumi, segala keburukan dia harusnya bisa saya simpan, saya tidak ingin di anggap menusuk dari belakang, apalagi di bilang berkhianat..” Ucap Victor.

“Tapi yang di lakukan Mas Rumi salah, apa kamu diam saja?” Ucap kesal Ameera.

“Kadang kita sebagai sahabat saja harus menutupi aib sahabat kita, saya hanya berusaha melakukan hal tersebut.. kecuali Tuan Besar yang memintanya untuk saya berkata..” Ucap Victor.

“Tuan Besar? Papa maksudmu?” Tanya Ameera.

“Iya betul mbak..” SIngkat Victor menjawab.

“Hemm.. tapi kamu tenang saja Victor.. aku tidak akan berbicara apapun pada pap selagi papa tidak mendesakku.. aku tidak ingin memiliki masalah dengan Mas Rumi, dia bagaikan Hiu yang tengah kelaparan jika marah, suaranya menggelegar mulutnya terbuka lebar.. “ Kesal Meera membayangkan wajah Rumi.

Victor terdiam sambil menahan tawanya.

Waktu menujukan jam makan siang, Ameera telah menyelesaikan kuliahnya hari ini, ia dan kedua sahabatnya memutuskan untuk menuju kantin untuk makan siang Bersama. Di tengah makan siangnya beberapa mahasiswa mendatangi Ameera.

“Kamu Ameera?” Ucap seorang Wanita dengan tatapan sinis.

“Iya aku Ameera.. ada apa?” Tanya Ameera dengan sedikit rasa takut pada dirinya.

“Ada ap aini rame-rame? Mau paduan suara?” Celetuk Faiz melihat beberapa orang di hadapannya kini.

“Kita ingin menagih hutang..” Ucapnya, membuat Ameera dan kedua sahabatnya terkejut.

“Hutang? Tunggu deh, aku tidak mengenal kalian, bagaimana bisa aku berhutang pada kalian..” Ucap Ameera bingung.

“Kalian salah Ameera kali, mungkin ada beberapa Ameera di kampus ini..” Ucap Keyla heran.

“Tidak.. kamu Ameera kakanya Yarra kan?...Yarra meminjam uang pada kami saat itu kepada kami, dia meminta kami untuk memagihnya padamu.. katanya kamu yang memakai uang kita untuk biaya pemakaman ibumu..” Ucapnya menjelaskan.

DENG!!! Bagai tersambar petir di siang bolong, ketiganya terkejut atas pengakuan yang di ucapkan.

"Udah gila si Ursula..." kesal Faiz berdiri mengbrak meja kantin hingga beberapa mahasiswa lainnya menatap ke arahnya.

“Engga!! Kalian yang di tipu si Ursula, justru Ursula yang menyewakan aparteemn milik Ameera dan membawa kabur uang itu..” Kata Keyla menegaskan.

“Kapan kalian di pinjami uang oleh Yarra? Kaoan kalian ketemu Yarra? Dimana dia? Biar gue rica-rica bibir dan lidahnya..” Ucap kesal Faiz.

“Satu minggu lalu di kost nya, tapi sudah seminggu ini dia menghilang bagai di telan bumi, dan pesan terakhirnya kami suruh mencari Ameera.. kami butuh uang itu, kami anak rantau butuh untuk membayar kost dan jajan.. “ Ucapnya.

Ameera hanya diam, kesal sedih dan bingung kini hatinya.. Ameera berfikir Yarra sudah menghikang dari kota ini, ternyata ia masih ada di kota yang sama.. lalu kemana dia saat meninggalnya Ibu Fina? Kemana Dia saat ayahnya di jebloskan ke jeruji besi??

Guys enaknya Ursula Kita apain nih??

Kira-kira Lomba 17 agustus yang cocok untuk Yarra apa ya guys? Wkwk

⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

Hii.. Terimakasih bagi kalian yang sudah mendukung aku..

Like komentar psotif kalian membuatku happy loh.. terimakasih yaa..

Salam Cintaku, Mei ❤️