Siapa bilang menjadi sugar baby itu enak?.
Bergelimang kemewahan, bisa membeli tas mahal, perhiasan dan gadget terbaru dengan mudah. Bisa memiliki apartemen dan mobil seharga milyaran, segampang membalikkan telapak tangan.
Lea Michella dan teman-temannya, menempuh jalur instan agar bisa hidup enak. Mereka rela menjual kehormatan demi mengumpulkan pundi-pundi uang.
Namun ternyata, kehidupan sugar baby tak seindah dan semudah yang sering diceritakan oleh penulis di novel-novel online. Nyatanya ada banyak hal serius yang harus mereka hadapi.
Sanggupkah mereka bertahan atas pilihan yang mereka ambil?. Ikuti saja kisah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pura-Pura
Lea celingukan kesana kemari, ia kini telah masuk ke tempat dimana acara dilangsungkan. Ia tidak dicurigai dan ditanyai perihal undangan. Sebab ia mengatakan pada penerima tamu, jika dirinya tadi sudah masuk dan kini baru saja kembali dari toilet.
Lea pun diizinkan masuk, ia sekarang melihat kesana kemari. Takut kalau ada Daniel, plus ia juga mencari dimana letak meja prasmanan berada.
"Degh."
Mata Lea menangkap meja tersebut.
"Asik." ujar gadis itu dalam hati.
"Gue bisa makan sepuasnya nih, gumamnya lagi."
Tanpa berbasa-basi, Lea segera saja mencari dimana dessert. Kebetulan memang acara tersebut tak usah menunggu-nunggu. Siapa yang mau makan, ya makan saja. Maka Lea mengambil puding, karena puding tersebut terlihat sangat menggoda dan memanggil-manggil dirinya.
"Hmm, enak banget." ujar Lea dalam hati.
"Jahat banget si om nggak ngajak kesini. Padahal kan kalau dia emang mau ngomong sama mantannya, tinggal tinggalin aja gue di meja prasmanan ini. Nggak bakal gue ganggu koq." lanjutnya lagi.
Lea lalu beralih ke makanan lain, ia mengambil beberapa mini cake yang kelihatannya sangat creamy dan yummy.
"Hmm, anjir. Kondangan orang kaya memang beda, sama kondangan tenda yang suka nutup jalan sampe gue nggak bisa lewat."
Lea mengingat dulu saat orang tuanya masih belum kredit rumah. Mereka tinggal disebuah kawasan padat penduduk, yang apabila ada orang hajatan. Mereka biasanya menutup jalan dan mengganggu pengguna jalan lain.
"Hmm, hmm."
Lea beralih dari mini cake coklat, ke mini cake vanila. Hampir semua rasa ia coba. Ia tidak peduli pada wanita-wanita lain, yang tampak sangat menjauhi meja dessert tersebut. Lea terus saja makan, hingga mengundang perhatian seseorang.
"Hei, apa dessert nya enak?" Orang tersebut berbicara padanya.
Lea yang mulutnya penuh makanan itu pun menoleh. Tampak seorang pemuda tampan, tinggi dan atletis serta senyum yang menawan menghampirinya. Entah berapa usia pemuda itu, yang jelas ia jauh lebih muda ketimbang Daniel.
"Ah iya, enak koq." ujar Lea seraya tersenyum lalu buru-buru menelan makanannya.
"Hans." ujar pemuda itu menatap Lea sambil tersenyum, namun salah satu tangannya mengambil dessert yang ada.
"Lea." jawab Lea.
"Kesini sendiri?" tanya Hans pada Lea. Pemuda itu kini mulai makan.
"Aaaa."
Lea agak bingung harus menjawab apa. Ia juga takut bila ditanyai, apa hubungannya dengan yang punya pesta. Lea sendiri tidak kenal, baik pada pengantin laki-laki maupun perempuan.
"Mampus gue." gumam Lea.
"Mmm, gue kesini sama..."
Pemuda itu memperhatikan Lea dan Lea harus berfikir cepat.
"Sama, mmm."
"Lea."
Tiba-tiba Ellio mendekat dan menyelamatkannya. Hans sedikit terkejut, begitu pula dengan Ellio.
"Hei, Hans."
"Om Ellio?"
"Papa mu mana?" tanya Ellio mempertanyakan perihal ayah dari pemuda itu, yang merupakan salah satu rekannya.
"Nggak bisa datang, om. Makanya nyuruh saya."
"Oh."
Ellio manggut-manggut. Lea menatap keduanya, ia tak menyangka jika Hans mengenal Ellio. Ia juga kini menjadi khawatir, pasalnya Ellio sudah melihat dirinya. Ia takut Ellio akan mengajaknya pada Daniel.
Sementara disudut lain, Daniel yang baru masuk langsung dihampiri oleh Richard.
"Lo dari mana aja, bro?" tanya Richard pada sahabatnya itu.
"Dari ngerokok." jawab Daniel.
"Lah si Lea mana?" tanya Richard lagi.
Daniel tersentak, ia bingung harus menjawab apa kali ini. Sudah pasti Richard akan mengatakan dirinya bodoh, jika mengetahui bahwa ia telah memulangkan Lea. Demi supaya bisa leluasa berbicara pada Grace.
"Lea, mmm...."
Tanpa sengaja Daniel melihat Lea, yang tengah mengobrol bersama Ellio dan juga Hans. Richard pun menoleh ke arah sana. Posisi Lea yang sangat dekat dengan Hans, entah mengapa membuat hati Daniel mendadak menjadi panas. Ia pun lalu berjalan ke arah gadis itu.
"Lea." ujarnya kemudian.
"Om Dan." ujar Hans.
Lea benar-benar terkejut. Ia kini khawatir akan dimarahi oleh Daniel, karena belum pulang kerumah. Terlebih berani masuk ke dalam pesta.
"Duh, bencana kan." gumam Lea.
"Hei Hans, where is your father?" tanya Daniel seraya menatap pemuda itu.
"Dia nggak datang." ujar Hans.
"Hans." seseorang memanggil Hans.
"Ok, saya tinggal dulu om." ujar Hans pada Daniel, Richard dan Ellio.
"Mereka mengangguk."
"And, keponakan om Ellio cantik." Hans menatap Lea lalu tersenyum, ia menatap juga ke arah ketiga om-om tersebut lalu berlalu. Ia telah menduga jika Lea merupakan keponakan dari Ellio, sebab Lea memanggil Ellio dengan sebutan om.
Lea merasa berbunga-bunga, sementara Daniel berbunga bangkai.
"Koq lo berdua terpisah-pisah gini?" tanya Ellio pada Daniel dan Lea, Richard memperhatikan.
"Tadi emang Lea pengen makan, om. Tapi Dan nggak mau." ujar Lea menutupi. Daniel sudah mengira Lea akan membeberkan semuanya, namun ternyata tidak.
"Ow, jadi sekarang manggilnya udah nggak pake om." Richard meledek, Daniel memasang wajah datar dan membuang pandangan. Namun Richard dan Ellio senyam-senyum.
"Disini aja koq, om. Disuruh sama dia." ujar Lea. Kali ini Daniel terhenyak, Lea tetap saja bocor walau sedikit.
"Hai, gaes." tiba-tiba si empunya hajat menyapa Daniel dan yang lainnya.
Sejenak mereka pun berbasa-basi. Ketika Sam menanyakan perihal siapa Lea, Daniel sebenarnya ingin menjawab jika Lea adalah keponakannya. Namun pada saat yang bersama Grace melintas ke dekat mereka, hingga Daniel pun berimprovisasi.
"Dia sama gue." ujar Daniel merangkul bahu Lea dan tersenyum pada Sam. Sejatinya rangkulan itu lebih mirip penganiayaan. Namun Lea berusaha menahan sakit, demi sepuluh juta. Jika ia tak pura-pura mesra bersama Daniel, ia terancam akan kehilangan uang tersebut.
"Cari duit gini amat ya." gerutu Lea dalam hati.
"Kalau nggak karena duit aja, udah gue bejek-bejek ini om-om tua." lanjutnya lagi.
Grace sempat menoleh sejenak dan memperhatikan Lea dalam-dalam. Sebelum akhirnya ia berlalu menuju ke sudut yang lain.
"Namanya siapa?" Sam mengulurkan tangan pada Lea.
"Lea, om."
Daniel refleks mencubit Lea.
"Eh, mas. Hehe." Lea tersenyum pada Sam, lalu melotot pada Daniel.
"Sakit." ujarnya pelan tapi kesal.
Sementara Richard dan Ellio belum menangkap kepura-puraan yang ditampilkan keduanya.
"Ya udah, enjoy ya semuanya. Gue tinggal dulu ke yang lain." ujar Sam kemudian.
"Ok, bro." ujar Daniel, Richard dan Ellio diwaktu yang nyaris bersamaan. Setelah kepergian Sam, Lea kembali mendekat ke meja prasmanan. Ia tak peduli pada Daniel dan kembali makan.
"Lo serius udah mesra sama tuh bocah?" bisik Ellio pada Daniel. Hal tersebut juga didengar oleh Richard.
"Menurut lo?" tanya Daniel sewot.
"Jangan terlalu keras sama diri sendiri, bro. Yang bawah juga butuh di kerasin." Richard menggoda Daniel seraya tertawa, membuat pemuda itu kian bertambah sewot.
Suasana pesta bertambah ramai, apalagi kini wedding singer mulai menyanyikan lagu-lagu yang tengah hits. Richard dan Ellio mengajak Daniel untuk makan, kini mereka berada disebuah meja panjang dan banyak juga rekan-rekan mereka yang berada disana.
"Kita duduk disini saja."
Tiba-tiba seseorang berujar, ternyata Grace dan teman-temannya. Grace sendiri baru menyadari jika Daniel, Richard dan Ellio ada dihadapannya. Ada Lea juga yang kini duduk di samping Daniel.
Tak dapat dipungkiri, ia masih memiliki rasa dan ia sakit hati melihat Daniel bersama perempuan lain. Meski 1000 kali ia mengatakan jika dirinya sudah tak peduli. Daniel dapat menangkap kecemburuan di mata Grace. Empat tahun berhubungan, membuat Daniel hafal segala sifat dan sikap Grace terhadap sesuatu.
and yes, kurang suka bagian daniel nyingkat nama lea, apaan banget dipanggil "le"? ubur² ikan lele?? 🤭
masih nunggu ya lanjutannya thor