Karena kesalahanya yang sangat fatal hingga membuat sepasang kekasih batal untuk melangsungkan pernikahannya, Gabriella harus terpaksa menggantikan dan menerima pernikahaan bersama dengan Morgan seorang CEO yang memiliki sifat kasar dan arogan guna mengembalikan nama besar keluarga pria itu.
Karena keduanya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang, membuat pernikahaan yang mereka jalani bagaikan sebuah neraka.
Mampukah mereka meyakinkan satu sama lain untuk saling mencintai?
Mari ikuti kisah Briell dan Morgan 🥰🥰🙏🏻
Ini adalah karya season kedua dari Hot Mother 🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andrieta rendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
🌹 Happy Reading 🌹
"Siapa kamu ?" Tanya Vincent sinis tak bersahabat.
Sontak Martin, James dan Morgan langsung mengalihkan pandangan mereka kepada sosok yang baru saja masuk itu.
Di sinilah sosok Morgan yang tadinya konyol, lembut dan humble mulai berubah kembalu menjadi dingin dan angkuh seperti awal dia bertemu dengan Briell.
Briell sangat tau meskipun suaminya itu tidak berbicara apa pun, dia tau jika Morgan paling tidak suka jika ada orang asing masuk ke dalam lingkunganya.
Apa lagi sosok yang datang adalah sosok wanita cantik dan sexy, dengan pakaian yang sangat terbuka sehingga memperlihatkan gunung bromonya.
"Siapa kamu," tanya Vincent lagi, namun kali ini dengan suara yang sedikit membentak.
Vincent sahabat Morgan yang satu ini memanglah orang yang sangat cepat tanggap dalam situasi.
Dia tidak mau jika sosok wanita ini datang untuk menghancurkan hubungan sahabatnya yang baru saja akan di mulai itu.
Sungguh sangat bahaya sekali ketika ada wanita asing yang masuk seperti ini, karna dia tau ini tidak mungkin masalah pekerjaan.
Situasi ini bisa-bisa menghancurkan harapan mereka untuk melihat hubungan antara Briell dan Morgan akan binasa sebelum di bina.
Morgan yang sudah tidak tahan karna muak dan jikik melihat wanita itu, akhirnya mulai membuka suaranya tanpa perduli jika Briell terus memperhatikanya.
"Usir wanita itu keluar vincent! Aku tidak mau melihatnya di dalam ruangan ku ini," perintahnya tegas.
"Jangan-!!! Akulah yang memanggil wanita ini kemari," sahut Briell yang menyadari jika suasana mulai panas.
Mendengar istrinya yang memanggil wanita itu, membuat Morgan mulai Emosi, "maksud kamu apa Briell?" Ucapnya meminta penjelasaan pada istrinya.
"Aku sengaja memanggilnya untuk menjadi jalang simpanan untuk Victor, aku mau dia berhasil untuk mengambil sample rambut milik kakak mu itu," jelasnya tanpa takut dan ragu.
"Jangan macam-macam kamu Briell, apa niatmu?" Bentaknya mulai emosi, karna Briell sudah muali lancang mencampuri urusan keluarganya.
Mendengar Morgan yang mulai berani kembali membentaknya membuat Briell langsung tersenyum sinis menanggapinya, "urusan kamu menjadi urusanku juga sekarang. Apa kamu lupa kita sudah berteman sekarang." Sahutnya setengah berteriak.
"Cikhh teman," lirihnya dengan melayangkan tatapan tajam pada Briell.
"Aku ini suami kamu Briell, bukan teman kamu." Bentaknya benar-benar tidak terima jika hanya di anggap teman oleh istrinya itu.
Jujur saat ini Morgan akui dia sudah jatuh cinta pada istrinya itu, dia sudah jatuh cinta dengan sikap kasar dan aroghant dari Briell.
Jika di tanya salah siapa dia jatuh cinta duluan, maka jawabanya adalah takdir dan rasa kenyaamaan yang menimbulkan rasa cinta itu hadir tanpa di undang.
Morgan kini menatap ke arah trio kadal dan tamu wanita itu dengan tatapan membunuh, "kalian semua keluar dari ruangan ini," tegasnya mengusir seluruh tamu yang berada di dalam ruanganya.
Dan dengan patuh seluruhnya keluar dari ruangan itu, mereka paham situasinya pasangan suami istri itu membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalahnya.
Melihat seluruhnya keluar Briell langsung berdiri dari pangkuan Morgan dan berbalik menatap ke dalam mata suaminya itu.
"Kamu ini kenapa Morgan ? Kenapa kamu tiba-tiba tidak terima dengan apa yang aku lakukan saat ini ha ? Aku melakukan semua ini karna aku perduli sama kamu," bentaknya tidak karuan ikut meluapkan emosinya melihat Morgan yang tak lagi ada kelembutanya.
Ucapan Briell tadi sontak membuat Morgan tertawa mendengarnya, "hahaha perduli cikhh," lirihnya sinis mendekatkan wajahnya dengan wajah Briell.
"Jangan pernah perduli sama aku! Jangan pernah kamu bertingkah seolah-olah kamu menerimaku sebagai suami jika kamu hanya mengangapku seorang sampah yang menjijikan Briell, itu sangat munafik sekali." Hardiknya benar-benar membuat Briell tak mengerti apa yang di maksud oleh Morgan.
"Sebenarnya apa yang kamu mau Morgan! Jangan betele-tele, aku dari awal sudah bilang jika akan membantu mu menyelesaikan semua masalah kamu ini, tapi kenapa kamu marah dan mulai kembali membentak ku," teriaknya dengan emosi yang sudah tidak tertahan.
Sontak Morgan menatap Briell dengan lekat, "yang aku inginkan saat ini, kamu tidak akan pernah bisa memberikanya ataupun mengabulkanya Briell, tapi satu perlu yang kamu ingat! Berhentilah bersikap seolah-olah kamu adalah orang yang paling menyayangi ku dan paling perhatian padaku," ucapnya tegas pada Briell.
"Cikh, kamu pikir aku punya waktu untuk bersikap sok perhatian kepada manusia gak penting begitu," balasnya sinis.
"Terserah kamu mau bilang apa yang jelas, berhenti untuk mencampuri urusan ku dan keluarga ku saat ini, bersikaplah seperti layaknya seorang teman bukan istri." Serunya membuat Briell menyeritkan keningnya bingung melihat Morgan yang terlalu dramatis saat ini.
"Enggak, aku akan tetap membantumu untuk menyelesaikan semua masalah mu itu." Tolaknya tidak perduli dengan apa yang di ucapkan Morgan barusan.
"Briell Charlote, berhentilah bertingkah seolah kamu memberikan sebuah harapan kepadaku jika kamu saja tidak akan pernah bisa memberikan sebuah kepastian yang baik dalam hubungan ini." Ujarnya dengan suara lantang mengagetkan Briell dengan semua kalimat yang baru keluar dari mulut suaminya.
Briell bingung dengan segala kalimat suaminya, dia berpikir keras untuk mengerti apa makna dari seluruh ucapan itu, dan ketika dia berhasil merangkainya dan mengambil satu kesimpulan, Briell langsung menatap Suaminya itu dengan lekat, "Morgan kamu gak mungkin secepat itu-" sahut Briell yang mulai mengerti kemana arah pembicaraan Morgan.
Morgan yang mendengar pertanyaan Briell sudah tau jika istrinya ini tidak sebodoh itu untuk mengerti semua kode perasaan yang keluar dari mulutnya sedari tadi, "Secepat apa ha? Jika yang kamu pikir adalah secepat itu jatuh cinta sama kamu, maka jawabanya adalah Iya, aku bodoh karna sudah jatuh cinta dengan sosok tak tersentuh seperti kamu." Serunya benar-benar merasakan dirinya sangat-sangatlah menyedihkan.
Kemudian dia megalihkan pandanganya itu ke arah luar gedung, dia memejamkan matanya sejenak untuk menetralkan emosinya, dan semua itu tidak lepas dari pandangan Briell yang terus memperhatikan segala tindakan Morgan saat ini.
Dan tiba-tiba dia mendengar suara tawa Morgan yang sangat menyedihkan. "Hahahha bodoh memang bodoh, tapi inilah aku." Lirihnya menertawakan dirinya sendiri atas rasa yang tidak akan pernah mendapatkan balasan dari istrinya karna semua itu sangat-sangat mustahil untuk hubungan mereka.
"Morgan," panggilan lembut yang berasal dari Briell.
Morgan yang mendengar panggilan dari istrinya itu, langsung membalikan badanya dan menoleh pada Briell yang saat ini sedang menatapnya dengan rasa iba.
Dia tersenyum tipis membalas pandangan itu, dia tau mengetahui jelas jika Briell pasti terkejut mengetahui jika dirinya secepat itu jatuh cinta pada istrinya.
Namun tidak ada yang bisa di salahkan dalam hal ini, rasa cinta di hatinya datang begitu saja tanpa dia pernah memintanya.
Jika dia bisa meminta, maka dia akan meminta rasa itu untuk di hapuskan, dia tidak ingin cinta yang akan membuatnya lemah menghadapi kenyataan bahwa Briell tercipta bukan untuknya.
"Tidak apa-apa Briell, bukan salah kamu jika aku bisa jatuh cinta secepat ini," lirihnya dengan di ikuti senyuman tipis di bibirnya.
Lalu dia beralih kembali menatap pemandangan luar dari atas ruanganya yang berdindinkan kaca, dan mulai menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Ini semua salah aku karna sudah berani berekspetasi tinggi terhadap manusia." Ucapnya menyedihkan, dan mampu menyentuh hati Briell saat ini.
Aduh kembaran Mimin ini emang yang paling the best forever😘
Lope lope deh buat cantiknya Mimin, yang kuat dan berani kaya Mimin 😅😅
To be continue.
*Jangan lupa Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya gengs **🙏🏻😊*
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra