Huang Se Se, Putri keluarga kaya yang lahir di tahun 2200. Gadis cantik yang memiliki ilmu bela diri dan pengobatan. Dia adalah seorang pemimpin pasukan khusus di sebuah organisasi militer.
Pada malam pernikahannya, dia diberi obat bius oleh suaminya. Dia meninggal dalam penyesalan dan membawa dendam yang sangat besar.
Gadis itu mengira kehidupannya telah berakhir, namun saat dia membuka matanya, dia mendapat kesempatan baru untuk hidup di dunia yang berbeda, status yang berbeda, tubuh yang berbeda tetapi dengan nama yang sama.
Huang Se Se dilahirkan kembali ke tubuh seorang putri Perdana Menteri di jaman ribuan tahun yang lalu. Putri yang dirumorkan sombong dan angkuh.
Dia mendapat perintah dari Kaisar untuk menikah dengan Raja Wei yang terkenal dengan sifat kejam dan sadis.
Hidupnya penuh dengan luka, banyak orang yang ingin mencelakai dan membunuhnya. Ibu tiri dan kedua adik tirinya selalu mencari cara untuk membuatnya menderita.
Bagaimanakah perjalanan hidupnya?
Yang penasaran ayo segera dibaca ✌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melukis di wajah Raja Wei
KEDIAMAN HUANG
Ye Yuan masih mencari keberadaan Se Se yang belum ditemukan sejak kemarin. Dia meminta beberapa pengawal untuk membantu mencari adiknya itu.
Seorang pelayan berlari menghampiri Tuan Mudanya, dia melaporkan bahwa beberapa orang menerobos pintu gerbang. Mereka membawa petugas pengadilan.
"Apa yang terjadi?" tanya Ye Yuan.
"Tuan Hong membawa petugas pengadilan. Beliau mencari Nona pertama." jawab pengawal.
Ye Yuan berjalan menuju ruang tamu. Dia melihat Tuan Hong dan bertanya "Kenapa Tuan Hong membawa petugas pengadilan kemari?"
"Cepat serahkan gadis j*lang itu!! Dia sudah membunuh putraku!!!" ucap Tuan Hong menunjukkan emosinya
"Tuan Hong, harap jaga sopan santun anda! Ini adalah kediaman Huang, bukan tempat dimana anda bisa berkata kasar sesuka hati!" kesal Ye Yuan mendengar adiknya disebut j*lang.
"DIMANA GADIS PEMBUNUH ITU?" bentak Tuan Hong tak sabar.
"Tuan Muda Huang, kami datang kemari karena mendapat laporan kasus pembunuhan Tuan Muda Hong. Menurut saksi, hanya Putri Huang yang berada diruangan tempat Tuan Muda Hong terbunuh. Kami harap Tuan Muda Huang menyerahkan Putri Huang untuk diadili." ucap petugas menjelaskan.
"Adik saya sejak kemarin menghilang dan belum ditemukan hingga saat ini." jawab Ye Yuan jujur.
"Kalau begitu, kami akan membantu pencarian Putri Huang. Kami mohon kerja sama anda, Putri Huang akan dibebaskan jika terbukti tidak bersalah." ucap petugas.
Mereka meninggalkan kediaman Huang. Nyonya dan Tuan Besar Huang memanggil anak-anaknya untuk berdiskusi tentang kejadian itu di aula utama.
"Ceritakan apa yang terjadi saat pesta perjamuan!" perintah Tuan Besar Huang.
"Kami hanya duduk menikmati acara dan kemudian mendengar suara teriakan pria. Kondisinya sangat mengerikan saat ditemukan dikamar itu. Aku masih merinding jika mengingatnya." jawab Min Wan.
"Nona Gu bilang kamar itu sebelumnya disiapkan untuk kakak pertama. Tapi ketika Tuan Muda Hong ditemukan, kakak pertama sudah tidak ada disana." timpal Lin Wan.
"Seorang pelayan menumpahkan arak dibaju Se Se. Dia kemudian membawanya ke kamar untuk mengeringkan pakaian. Aku menunggu meimei di aula perjamuan, tapi dia tidak kembali ke ruangan itu." jawab Ye Yuan mengingat kejadian saat perjamuan.
"Sepertinya kejadian ini sudah direncanakan seseorang, tidak ada kebetulan yang berulang kali didunia ini. Mulai dari arak tumpah dan kamar kosong kemudian pembunuhan." ucap Tuan Besar Huang.
"Aku sangat mengkhawatirkannya. Ntah ada dimana dia saat ini." ucap Ye Yuan sambil memijat pelan keningnya.
"Gadis itu selalu saja membuat masalah, sekarang dia bahkan berani membunuh orang. Siapa yang tau saat ini dia sedang bersama pria liar mana lagi?" ucap Nyonya Xin memanaskan suasana.
"Nyonya Xin...! jaga ucapan mu! ucap Ye Yuan kesal.
********
KEDIAMAN RAJA WEI
Putra Mahkota mengunjungi kediaman Pamannya. Dia ingin mengetahui apa yang terjadi hingga pamannya membunuh Tuan Muda Hong.
"Yang Mulia saat ini sedang ada tamu dikamar." ucap Yu pada Putra Mahkota.
"Apa yang terjadi pada Paman? Apa kau tau kenapa Paman membunuh Hong Da Bai?" tanya Putra Mahkota.
"Hamba tidak tau Yang Mulia, hamba hanya merasa kejadian ini ada hubungannya dengan Putri Huang." jawab Yu.
"Mengapa kamu berpikiran seperti itu?" tanya Putra Mahkota.
"Yang Mulia membawa Putri Huang kembali ke kediaman ini. Saat itu Putri Huang tidak sadarkan diri." jawab Yu.
Putra Mahkota berpikir sebentar dan kemudian berkata, "Antarkan aku ke kamar Paman!"
"Baik Yang Mulia, Silakan ikuti hamba!" ucap Yu kemudian mengantar Putra Mahkota ke kamar Raja Wei.
Sementara itu, Raja Wei terbangun dari tidurnya. Dia melihat Se Se tertidur di sebuah kursi panjang dalam kamar.
"Apakah obat bius itu belum hilang dari tubuhnya?" batin Raja Wei yang bingung melihat gadis itu tertidur lagi setelah tidur panjangnya semalaman.
Raja Wei memindahkan gadis itu di tempat tidur dan menyelimutinya. Tanpa sadar dia mengecup kening gadis itu. Sesaat kemudian dia mengerutkan dan menyentuh dahinya.
Apa yang sedang ku lakukan?" tanyanya bingung dengan tindakannya saat ini.
Tok... Tok... Tok...!! suara pintu kamar diketuk dari luar.
Dia membuka pintu kamar dengan hati-hati agar tidak mengeluarkan suara. Dia tidak ingin membangunkan gadis itu.
Putra Mahkota dan Yu menatap wajah Raja Wei dengan raut muka aneh, kemudian mereka saling memandang dan tertawa keras.
"HAHAHAHAHAA......"
"......" Raja Wei tidak mengerti kenapa mereka tertawa seperti itu. Dia mendinginkan raut wajahnya dan menatap Yu.
"Ehem ehem.... Ya... Yang Mulia.... Wa...wajah... Yang Mulia" Yu menunjuk pipinya sendiri dan kemudian tertawa lagi sambil berusaha menahannya.
"Hufff Haha..."
Putra Mahkota masih tertawa. Terlihat sedikit genangan air di ujung matanya. Dia tidak bisa menahan tawanya melihat wajah pamannya yang telah mirip kucing itu.
Raja Wei menyadari ada yang salah dengan wajahnya. Dia mencari cermin dan melihat apa yang terjadi pada wajahnya.
"......." Raja Wei tidak tau harus berkata apa saat melihat cermin yang memantulkan wajahnya itu.
"Hahahaha.... Paman, siapa orang yang sudah berani melukis di wajah Paman? Aku akan menjadikannya temanku." ucap Putra Mahkota.
Se Se terbangun saat mendengarkan tawa dari para pemuda itu. Diam diam dia tersenyum mendengarkan tawa mereka, dan berkata dalam hati, "Sepertinya dia akan segera mengamuk"
Raja Wei menarik kerah baju kedua pemuda itu untuk meninggalkan kamar. Dia menutup pintu kamar dan berjalan ke ruang tamu. Putra Mahkota dan Yu mengikutinya dari belakang. Sesekali mereka saling menatap dan tertawa tanpa bersuara.
"Yu, bawakan air untukku!" perintah Raja Wei setelah sampai di ruang tamu.
Raja Wei membuka topeng peraknya, terlihat wajah tampan nya yang selama ini disembunyikan. Dia kemudian membersihkan coretan di wajahnya.
"Paman, mengapa Paman membunuh Hong Da Bai?" tanya Putra Mahkota.
"Karena orang seperti dia tidak pantas hidup." jawab Raja Wei kesal.
"Apakah ini semua karena Putri Huang?" tanya Putra Mahkota lagi.
Raja Wei terdiam, wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu. Sesaat kemudian dia memasang kembali topengnya dan duduk di depan Putra Mahkota.
"Ba*ingan itu berusaha melecehkan Putri Huang. Aku tidak bisa menahan emosiku saat melihat wajah gadis itu dipenuhi memar dan merah bekas tamparan yang dideritanya." ucap Raja Wei menjelaskan alasannya.
"Hong Da Bai memang terkenal dengan sifat bejad dan sadisnya. Banyak gadis dari rakyat jelata yang menjadi korban nafsunya. Tapi bagaimanapun, dia adalah seorang putra bangsawan. Kematiannya akan menjadi masalah untuk Putri Huang." ucap Putra Mahkota
Raja Wei berpikir sebentar dan kemudian berkata pada pengawalnya, " Yu, pergilah ke kediaman Huang, sampaikan pada Tuan Muda Huang bahwa adiknya sedang bersamaku. Kemudian cari tau apa yang akan dilakukan Tuan Hong."
" Baik Yang Mulia..." jawab Yu yang langsung menjalankan perintah tuannya.
Putra Mahkota berdiri dan pamit pada Pamannya. Dia masih ada urusan lain di istana.
Raja Wei kembali ke kamar. Dia membuka pintu kamar dan berjalan ke arah tempat tidur. Gadis itu terlihat masih terlelap dibalik selimutnya.
"Apakah gadis ini masih tidur?" tanya Raja Wei dalam hati.
mau dibikin kaya apa karakter cewenya thor
stadion/podium