NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:808
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Ratih yang melihat sikap anak nya itu pun kian kebingungan. Pasal nya, nyaris tidak mungkin anak bungsu nya itu memiliki teman. Apalagi ia mulai merasa jika warga tidak menyukai keberadaan nya.

"Memang nya ada berapa teman Sukma?" Tanya Ratih sehingga Sukma merenggangkan lima jari nya.

Karena tidak sepenuh nya percaya, akhirnya Ratih tidak menanggapi ucapan anak nya. Malam sudah beranjak larut, Ratih kemudian membimbing Sukma masuk ke dalam bilik kamar untuk menutup hari dan menyambut alam mimpi.

****************

Dua hari usai peristiwa itu, aktivitas warga desa Sekar Arum kembali normal seperti biasa. Berita yang sempat menggemparkan seluruh kelurahan berangsur-angsur mulai tenggelam.

Pagi ini, kediaman mbok Yem yang di tempati Ratih tampak begitu ramai. Karena beberapa tetangga turut membantu menurunkan barang-barang dari dalam sebuah mobil box yang terparkir di depan halaman.

Sesuai dengan keputusan sebelum nya, Ratih dan keluarga akan mengosongkan rumah di kota dan menempati rumah peninggalan orang tua nya. Ia akan kembali menjalani rutinitas yang jauh dari hiruk pikuk keramaian.

"Mbak, koper-koper nya di taruh mana?" Tanya Deni yang seketika membuat Ratih terkesiap karena sempat tenggelam lamunan.

"Ah ya, di bawa ke kamar saja Den,"

Deni mengangguk ringan, ia lantas berjalan menuju kamar yang saat itu juga sedang di bersihkan. Sedangkan Ratih juga turut membawa barang-barang yang tersisa.

Sikap gelisah yang di tunjukan Ratih ternyata dapat di baca oleh suami nya. Rizal yang sejak jadi sibuk menurunkan barang barang kemudian memutuskan untuk mencoba bertanya.

"Sejak tadi aku perhatikan kamu seperti nggak semangat? Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa mas, saya cuma menghawatirkan keadaan Sukma."

"Sukma? Ada apa dengan Sukma."

Di waktu yang bersamaan Deni tanpa sengaja mendengar percakapan sepasang suami istri itu. Terlebih topik pembicaraan mereka adalah Sukma, sehingga ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mencuri dengar.

"Entahlah mas, setelah pertama kali kita pulang kampung, saya merasakan sikap Sukma benar-benar aneh. Emosi nya tidak bisa terkontrol, dia sering berhalusinasi, bahkan mengamuk kalau saya tegur."

"Mungkin Sukma sedang adaptasi dengan lingkungan baru sayang. Kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Seharusnya kamu senang kan, kamu bisa merasakan kembali suasana desa yang tenang, seperti masa kecil yang sering kamu ceritakan ke mas?"

Rizal mencoba memahami kegelisahan sang istri. Di bimbing nya kepala Ratih hingga tenggelam ke pelukan nya. Namun alih-alih merasa tenang, perasaan Ratih justru semakin tak karuan. Entah suatu kekhawatiran yang berlebihan, atau memang ikatan batin yang kuat antara ibu kepada anak nya.

Sementara Deni yang baru saja mendengar percakapan itu mulai dapat menyimpulkan, bahwasan nya, sikap-sikap aneh yang di tunjukan Sukma tidak murni atas kekurangan yang ia miliki. Melainkan memang ada suatu hal yang terjadi.

"Jadi, Sukma begini setelah dia datang kesini? Lantas siapa yang melakukan semua ini kepada Sukma?" Gumam Deni bertanya tanya.

Agggrrhh!!

Sebuah jeritan lantang yang bersumber dari luar seketika membuat terkejut bagi seluruh pasang telinga yang mendengarnya. Begitu pula dengan Deni, ia segera berlari mencari tahu apa yang baru saja terjadi.

Tak jauh tanaman yang berjajar di depan halaman, seorang pria nampak jatuh terkapar dengan bagian kaki meninggalkan jejak memilukan.

"Ada apa pak?" Tanya Rizal kepada para saksi mata.

"Ini mas, supir nya barusan di gigit ular. Tapi kita ndak lihat ular nya lari kemana."

Melihat insiden itu seakan menambah rasa was-was dalam benak Shinta. Firasatnya kembali mengatakan jika peristiwa barusan merupakan sebuah pertanda.

Sukma yang sejak tadi bermain dengan sang kakak pun akhirnya turut berhambur keluar, sehingga Ratih dengan cepat memeluk dua anak nya.

"Ada apa bu?" Tanya Risa.

"Om supir yang tadi bawa barang-barang kalian barusan di gigit ular nak. Kalian jangan pergi jauh-jauh ya, ibu khawatir karena ular nya belum di tangkap." Mendengar penjelasan ibu nya, Risa hanya mengangguk patuh. Namun lain hal dengan Sukma, anak bungsu Sinta itu justru berceletuk.

"Om nya sih, tadi nakal, pipis sembarangan."

"Kok Sukma bisa tahu?" Pertanyaan Deni tak lantas di jawab Sukma. Anak kecil itu dengan riang kembali masuk ke dalam dan meninggalkan para orang dewasa yang kembali bergelut dengan banyak pertanyaan.

Singkat cerita, akhirnya supir yang mendapat kemalangan tersebut segera di larikan kerumah sakit. Namun sayang racun milik si ular sudah menyebar sehingga nyawa

supir tersebut tidak tertolong.

****************

Di tempat lain, Rianto masih menyesali kekalahan nya tempo hari. Ia menaruh dendam kepada Deni yang tanpa di duga bisa menemukan orang hilang tanpa bantuan nya. Tentu hal itu memantik sebuah tanda tanya di dalam kepalanya.

"Apakah Sulastri sekarang menurunkan ilmu nya kepada anak nya? Kalau di pikir-pikir aneh juga, masa aku kalah sama bocah ingusan. Mana bocah itu anak nya Sulastri lagi." Ujar Rianto bermonolog dalam hati.

Di balik sikap nya yang tenang, sebenar nya Rianto teramat murka, di dalam dada nya seketika memercik api dendam yang membara. Ia tidak suka jika ada orang yang lebih unggul dari dirinya, apalagi orang tersebut mendapat pujian di depan nya.

Maka untuk mendapatkan jawaban nya, ia segera berkonsentrasi seraya duduk bersila membaca mantra. Ilmu kebatinan nya mulai bekerja, dalam posisi mata tertutup rapat ia dapat melihat kondisi target.

Namun aneh nya, hal itu tidak berlaku untuk kediaman Deni. Rumah tersebut seakan memiliki benteng yang teramat kuat sehingga mata batin nya sulit menembus ke dalam. Bahkan ketika Rianto berupaya keras mencoba, tiba-tiba sebuah embusan angin keras datang sehingga penerawangan nya berbuah gagal.

"Edan! Tidak salah lagi, Deni pasti di bantuin Sulastri. Lihat saja, aku pasti bikin perhitungan sama mereka. Cuihh!!" Sungut Rianto sembari menjatuhkan saliva.

Rianto yang sudah tidak bisa menahan diri itu pun kemudian kembali berkonsentrasi sembari merapal mantra. Mantra kali ini bertujuan untuk mengirim teluh kepada Deni.

Akan tetapi, lagi-lagi upaya yang di lakukan Rianto bagaikan tak bertuah, bahkan serangan tersebut tiba-tiba berbalik ke arah nya. Tubuh Rianto seketika terpental hingga jarak beberapa meter. Ia meringis merasakan nyeri di bagian dada. Ia tak menyangka jika backingan Sulastri benar benar kuat seperti baja.

"Setan Alas!" Umpat Rianto yang merasa kesal.

Melihat keadaan Rianto yang masih terkapar diatas lantai memantik kemunculan demit yang selama ini berkontribusi penuh dengan pekerjaan nya.

"Omaygat pak boss! Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini kepada pak Boss?" Tanya sosok setan berdaster dengan postur mini sehingga sering di panggil kunti bogel.

"Nggak ada apa-apa, aku cuma lagi tes ilmu. Dari mana saja kamu ha?"

"S-saya cuma jalan-jalan sebentar pak Boss, cuci-cuci mata di tempat hajatan desa sebelah."

"Ck! Punya peliharaan satu nggak ada guna nya. Lama-lama aku malas ngasih kamu makan."

"Lah, kok gitu? Kejam banget. saya kan jalan-jalan sambil cari informasi. Saya punya informasi penting untuk pak Boss."

"Apa? Kalau nggak bener bener penting, jatah menyan mu ku kurangi." Ancam Rianto kepada anak buah demitnya itu.

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!