TABIB ITU ADALAH SEORANG PANGERAN?

...***...

Satu hari sebelum sebelum pernikahan Kaisar. Pagi itu sidang telah di mulai, Kaisar memperhatikan begitu banyak upeti yang berjejer di ruangan sidang.

"Apakah salah satu dari kalian bisa menjelaskannya?." Kaisar memperhatikan bagaimana raut wajah ketakutan mereka.

"Mohon ampun yang mulia kaisar." Menteri Gen Guotin memberi hormat. "Kami ingin mengembalikan dana yang telah terpakai oleh kami selama beberapa tahun ini." Ia mencoba menjelaskannya. "Harap yang mulia kaisar menerimanya dengan bijaksana."

"Ho?." Respon Kaisar dengan senyuman lebar. "Bagus sekali inisiatif kalian, mengembalikan dana tersebut sebelum hari pernikahan saya." Kaisar memperhatikan ada sekitar 120 kotak peti. "Rencananya saya akan mulai bergerak hari ini, karena saya berpikir kalian akan memanfaatkan kelengahan hari pernikahan saya nantinya." Kaisar menyeringai lebar, memperlihatkan aura merah yang menyeramkan. "Bagus kalau kalian sadar, dengan begitu pasukan bayangan merah saya hari ini tidak perlu dikerahkan untuk memungut dana dari kalian."

Deg!.

Jantung mereka benar-benar hampir saja copot dari tempat, rasanya bersusah payah menelan ludah saking takutnya mendengarkan ucapan Kaisar. Tentunya mereka sangat memahami makna pasukan bayangan merah bagi seorang Kaisar, yaitunya pasukan tentara burung api yang mengeksekusi siapa saja yang tidak mau mengembalikan dana pemerintah disalahgunakan pejabat dalam jumlah berlebihan.

"Baiklah, karena besok saya akan menikah." Kaisar tersenyum kecil. "Kali ini kalian saya maafkan."

"Terima kasih yang mulia kaisar!."

Kali ini mereka terlihat lebih bersemangat dari yang sebelumnya.

"Bubar lah, kalian boleh istirahat." Ucap Kaisar.

"Baik yang mulia kaisar." Respon mereka sambil memberi hormat.

"Jangan lupa datang pernikahan saya besok, dan jangan coba-coba mengacaukan pernikahan saya." Kaisar memperhatikan perubahan raut wajah mereka.

...***...

Kediaman menteri Pei Qing Hua.

"Apa yang harus kita lakukan kak?." Nona muda Pei Zhi Xiang tampak sedih. "Ayah dipenjara, ibu sedang sakit, dan sebentar lagi wanita sialan itu akan menikah dengan kaisar." Hatinya sangat tidak terima sama sekali."

"Kau tenang saja, aku telah mengirim wanita berbakat untuk menyelesaikan wanita sialan itu." Hati nona muda Pei Nian Shuang terasa wanita. "Aku sangat yakin, di hari pernikahannya nanti ia akan malu."

"Memangnya kakak melakukan apa padanya?." Nona muda Pei Zhi Xiang bingung.

"Kau akan mengetahuinya besok." Responnya dengan senyuman lebar, seakan-akan ia telah berhasil melakukan sesuatu yang membahagiakan.

"Apakah besok kita perlu hadir kak? Rasanya aku tidak ingin melihatnya." Nona muda Pei Zhi Xiang terasa muak.

"Meskipun hanya ayah saja yang mendapatkan hukuman, dan harta kita disita." Hatinya benar-benar telah diisi oleh kebencian yang mendalam. "Namun kaisar masih mengizinkan kit untuk datang ke istana."

"Kalau begitu aku akan membuat kekacauan nantinya." Nona muda Pei Zhi Xiang sangat geregetan. "Aku sangat benci pada mereka yang masih tertawa di atas penderitaan keluarga kita!."

"Kau jangan bertindak gegabah." Balasnya sambil menyentil kening adiknya. "Kaisar bajingan itu tidak sebaik yang kita bayangkan."

"Apakah dia telah berbuat sesuatu yang tidak baik pada kakak?." Nona Pei Zhi Xiang memperhatikan penampilan kakaknya.

"Dia bermulut kasar, memandang aku dengan tatapan penuh kebencian." Nona muda Pei Nian Shuang sangat benci pada Kaisar jika ingat dengan kejadian saat itu.

...***...

Kediaman Ibu Suri terlihat ramai, beberapa pelayan wanita mondar-mandir masuk ke dalam kamar nona muda Pei Qing Zhao.

"Bagaimana menurut ibu suri?." Nona muda Pei Qing Zhao terlihat malu-malu saat mencoba baju pengantin.

"Sangat cantik sekali." Ibu Suri begitu terkesan melihat itu. "Pantas saja changming terpesona melihat kecantikan mu."

"Ibu suri bisa saja." Pipi Nona muda Pei Qing Zhao terlihat merona.

Ibu suri dan pelayan tertawa kecil melihat itu.

"Pakaian ini dipilih langsung oleh yang mulia kaisar." Ucapnya sambil memberi hormat. "Yang mulia kaisar juga memilihkan beberapa hiasan untuk dipakai saat menikah."

"Wah? Sangat cantik sekali."

Mereka merasa kagum dengan hadiah yang diberikan Kaisar.

"Yang mulia kaisar benar-benar mencintai permaisuri."

"Permaisuri sangat beruntung sekali."

"Permaisuri! Jangan kecewakan cinta yang mulia kaisar."

Ucap mereka bersamaan, malah cengar-cengir seakan-akan mereka mengagumi sosok Kaisar yang mencintai wanitanya.

"Kalian ini, jangan goda terus menantu saya." Ibu Suri berusaha menahan tawa melihat sikap malu-malu nona muda Pei Qing Zhao.

Para pelayan wanita malah semakin tertawa, dan terus menggoda nona muda Pei Qing Zhao yang juga mencintai Kaisar.

...***...

Kediaman utama Kaisar.

Kaisar duduk bersama pangeran Jing Xue, pangeran Chao Zi Hao.

"Besok hari pernikahan kakak kaisar, tapi masih saja mengurus masalah istana?." Pangeran Jing Xue tampak cemberut. "Apakah tidak ada satu orang pun yang bisa kakak kaisar andalkan untuk membuat para menteri mengembalikan hutang mereka?."

"Aku tidak bisa berdiam begitu saja." Respon Kaisar dengan helaan nafas pelan. "Aku juga mengamati mereka, memastikan apakah mereka memiliki niat jahat saat hari pernikahan ku besok atau tidak?."

"Bicara masalah rencana jahat, saya telah mengerahkan beberapa pendekar bayaran golongan putih untuk berjaga-jaga di sekitar istana." Pangeran Zi Hao mengeluarkan sebuah dokumen. "Saya telah menjelaskan pada mereka, bahwa pernikahan besok sangat penting untuk negeri ini, juga untuk pribadi kaisar."

"Hoho? Kau memang sangat pengertian sekali adik zi hao." Pangeran Jing Xue merangkul bahu pangeran Chao Zi Hao. "Sepertinya kau cocok dengan pangkat penasihat."

"Terima kasih adik zi hao." Kaisar tersenyum kecil. "Aku akan memberikan imbalan yang pantas untukmu nantinya."

"Kakak kaisar bicara apa? Saya hanya mengamankan saja, bukankah itu sudah sewajarnya?." Pangeran Chao Zi Hao terlihat sungkan, dan sedikit malu.

"Aiya! Adikku ini pandai sekali berbicara." Pangeran Jing Xue semakin gemas pada pangeran Chao Zi Hao.

"Aku yakin begitu banyak pihak yang ingin mengacau di acar pernikahan ku besok." Kaisar menatap lurus, dalam pikirannya begitu banyak masalah yang akan terjadi saat pernikahan berlangsung.

"Kakak kaisar tenang saja, pasukan bayangan saya telah siaga di setiap tempat." Pangeran Jing Xue terlihat percaya diri. "Menikah lah dengan tenang, dan penuh cinta." Ungkapnya. "Besok saya akan mempersembahkan hadiah istimewa untuk kakak kaisar, juga kakak ipar permaisuri."

"Hmm." Kaisar merasa lelah dengan sikap antusias dari pangeran Jing Xue. "Terima kasih adik xue, kau juga akan mendapatkan imbalan setelah pernikahan ku nantinya."

"Aiya! Kakak kaisar jangan sungkan." Pangeran Jing Xue mulai kambuh lagi, membuat Kaisar dan pangeran Chao Zi Hao hanya bisa geleng-geleng kepala. "Saya melakukan itu demi kebahagiaan kakak kaisar."

"Baiklah, aku mengerti." Respon Kaisar dengan tawa kecil. "Semoga besok berjalan dengan baik." Dalam hati Kaisar hanya bisa berharap.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah pernikahan Kaisar akan berjalan dengan lancar tanpa hambatan?. Temukan jawabannya.

...***...