Andre baru saja membeli rumah yang letaknya bisa di bilang antara kota dan juga kampung, dan di sinilah dia merasa nyaman dengan harga rumah yang tidak seberapa mahal.
sedikit terpencil namun di bagian depan begitu asri karena ada pohon rambutan yang menaungi rumah tersebut, tapi ketenangan menunggu rumah ini tidak bertahan lama karena sebulan setelah tinggal di sana. Andre kerap kali menemukan jejak kaki berlumpur.
semula di abaikan saja karena dia tidak berpikiran macam-macam, namun itu terus terjadi sehingga rasa curiga pun mulai muncul.
Ada apakah dengan rumah ini?
Apakah ada sesuatu sehingga rumah di jual dengan harga murah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. mimpi buruk
Andre rasa nya ingin menjerit namun suara ini malah tidak bisa keluar dari tenggorokan nya, mungkin karena sudah begitu takut sehingga mau berteriak saja tidak bisa. jangankan mau berlari masuk kamar kembali untuk melindungi diri, mau memanggil Bima agar menolong dia saja lidah ini begitu kelu tidak sanggup untuk di gerak kan.
Memang seperti ini lah kadang kala respon orang apa bila di hantui oleh sesuatu yang begitu menyeramkan, apa lagi bagi manusia yang sama sekali tidak pernah melihat hal gaib baik itu arwah atau iblis, sudah pasti rasa yang takut begitu besar menghantui di dalam pikiran dan nantinya akan menimbulkan trauma.
Andre saja sampai menahan nafas karena bau yang begitu mencolok masuk ke dalam hidung nya dan ini berasal dari sosok iblis yang berdiri di hadapan dia, teringat pula dengan film yang pernah dia tonton bahwa saat menahan nafas maka hantu itu akan mengira dia bukan lah manusia yang bisa untuk di hantui.
Sreeeet.
Tangan kurus kering berkuku panjang dengan warna hitam itu meraba wajah Andre, tidak pernah selama ini Andre menahan rasa takut dan seperti ini. baru sekarang berhadapan langsung dengan setan dan dia tidak ada yang menemani, Bima tertidur pulas di dalam kamar dan pasti nya Bima juga tidak punya nyali.
"SAKIIIT...aku merasakan sakit yang luar biasa." iblis ini bergumam di hadapan Andre.
"Ya Allah, tolong lah aku tolong lindungi aku dari iblis ini." batin Andre dengan perasaan yang sangat berkecamuk.
"Akuuuu.... tidak akan membiarkan siapapun tinggal di sini, kau akan merasakan takut yang luar biasa." seringai iblis itu tepat di hadapan Andre.
Bau nafas yang begitu busuk langsung tercium menguap, di tambah sang iblis malah meraba leher Andre menggunakan kuku nya yang begitu hitam serta sangat lah panjang. bisa sekarang Andre rasa kan di leher sudah terasa begitu perih seolah tersayat oleh sesuatu yang sangat tajam, mungkin saja karena kuku itu menggores leher nya.
Jleeeeep.
"Aaagkk!" Andre menjerit tertahan karena leher memang di tusuk menggunakan kuku runcing.
"Mati lah, bukankah Bapak mu juga membantai orang sesuka hati." iblis ini seolah tahu sepak terjang nya Pak Min dulu.
"Uhuk, Ya Allah apakah aku harus mati seperti ini?!" Andre mendekat lehernya erat yang mengucurkan darah segar.
"Nikmati proses sakitnya karena memang seperti inilah yang dirasakan oleh para manusia, mereka menderita karena ulah Ayah mu!" iblis ini seolah memiliki dendam dengan Pak Min.
"Jangan, ku mohon jangan bunuh aku!" Andre jatuh berlutut sambil wajah nya merah padam menahan rasa sakit ini.
Sementara darah telah membasahi seluruh baju dan sebagian juga ada yang jatuh membasahi lantai rumah ini, pemuda yang sebenarnya bisa di katakan tidak bersalah kini harus menanggung derita akibat ulah dari orang tua nya sendiri. padahal dia sama sekali tidak ada banyak memakan uang itu, dan yang jelas uang tersebut pun milik nya Purnama.
Tapi sekarang dia justru di hantui oleh sosok yang tidak dia kenal sedikit pun, entah siapa iblis ini tapi yang jelas dia telah membantai Andre karena tidak suka dengan pemuda ini. di saat ajal akan menghampiri diri nya maka dia pun seolah melihat bayangan seseorang yang mau menarik.
BLAAAAAP.
"Haaahhhhh!"
"Kau kenapa?!" Bima mengguncang tubuh Andre keras karena sejak tadi sahabat nya tidak ada respon.
"Ya Allah!" Andre begitu kaget telah menyadari itu semua hanya lah mimpi belaka.
"Kenapa, apa yang terjadi pada mu?!" Bima memang banyak sekali melihat sahabat nya pucat pasi.
Mau menjawab pun Andre masih bingung karena dia tidak yakin apa yang baru saja di alami nya, nanti cerita pun malah jadi bumerang karena Bima justru semakin takut tidak karuan di dalam rumah ini, yang ada nanti Bima akan terus mengajak pindah karena dia begitu yakin di rumah ini memang ada iblisnya.
"Kau kenapa? di tanya kok malah diam saja!" Bima tidak sabar menunggu jawaban.
"Ah tidak, hanya mimpi buruk biasa karena aku belum bisa melupakan masa lalu." akhir nya Andre pun berdusta karena ini jelas lebih baik.
"Kemarin sudah membaik soal itu tapi kenapa sekarang malah kumat lagi kau?!" Bima menatap wajah Andri yang pucat.
Memang nanti jadi begitu juga karena dia tumbuh ketakutan sekarang di alami di dalam mimpi nya tadi, rasa mau menganggap itu hanya bunga tidur saja namun leher Andri malah terasa begitu perih dan juga sakit seolah memang apa yang ia rasakan barusan sangat nyata.
"Leher mu berdarah, kenapa tadi?" Bima agak kaget melihat teman nya.
"Berdarah?!" Andre saja kaget mendengar leher dia ada darah.
"Pas tidur paling kesangkut oleh sesuatu ya kan kau lasak sekali kalau tidur." tebak Bima yang tidak berpikiran ke mana-mana.
"Ya mungkin saja begitu aku tidak sadar juga ini luka karena apa." Andre memang sungguh tidak mau bercerita apa yang telah terjadi.
"Kalau begitu aku mau mandi dulu terus sholat, kau jangan pergi ya karena aku takut ini." Bima masih trauma di dalam kamar mandi sendirian.
"Sudah tua pun mau mandi minta di temani." Andre merutuk dan segera mencari cermin.
Untuk melihat bagaimana luka yang telah dia alami di bagian leher ini, karena rasa nya memang begitu perih dan juga sakit. sama seperti ketika baru di tusuk dengan kuku yang sangat tajam serta runcing itu. bagaimana mau menganggap mimpi Karena rasa sakit nya saja terbawa sampai di dunia nyata.
"Apa ini semua? apa rumah ini dulu terjadi sesuatu sehingga ada yang tidak tenang." batin Andre sambil menatap sekitar.
"Pohon rambutan, ah iya tadi malam semua nya bermula dari sana." Andre teringat dengan pohon rambutan di halaman rumah.
Karena Bima yang tidak mau di tinggal saat di kamar mandi, maka Andre pun hanya mengintip dulu dari jendela untuk melihat bagaimana keadaan di pohon rambutan itu. tadi malam memang terlihat seperti ada orang berdiri di sana, saat sedang di perhatikan malah muncul gebrakan lain yang membuat jantung seakan mau lepas.
"Tidak ada apa apa, biasa saja kalau di lihat di siang hari." Andre bergumam sambil mengatur rencana kalau siang ini akan membersihkan bagian depan dulu.
"Aku tidak jadi mandi lah langsung ambil wudhu saja." Bima keluar dari dalam kamar mandi.
"Mau sholat apa kau jam segini?" Andre sadar karena matahari pun sudah tinggi.
"Duha lah." jawab Bima singkat.
Teman nya yang satu ini memang rajin salat dan tidak pernah banyak tingkah, mungkin karena dari kecil sudah sebatang kara sehingga saat besar pun tidak lah begitu petakilan, mereka berteman sejak lama sehingga sudah seperti saudara saja.
selamat malam Besti jangan lupa like dan komennya ya, salam hangat dari mak nj.