Matahari terbenam, memeluk kegelapan. Tepian laut berbisik dengan kencang. Angin malam yang hangat sangat menusuk hingga ke tulang.
Zoya dan Arga dijebak seseorang sehingga mereka harus dinikahkan paksa oleh warga desa. Karena pernikahan itu, Zoya dibenci keluarganya. Suaminya yang masih berstatus pelajar pun sangat membencinya.
Bagaimana kisah Zoya di masa remajanya yang harus nikah muda?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Arga dan Arya
Angin kencang berhembus di dalam ruangan Zoya. Arga, Zeki, Najib dan Rafa hampir terpental.
"Gila, apa an tu!" Najib mengusap dadanya.
"Zoya, Zoya," Zeki memeriksa Zoya yang matanya terus melotot ke atas.
Arga berdiri di samping Zoya. Arga perlahan mengusapkan telapak tangannya ke wajah Zoya. Zoya perlahan mulai tenang, matanya terpejam, napasnya mulai stabil. Arga duduk di samping Zoya sambil menepuk-nepuk lengan Zoya.
"Terima kasih Arga. Kayaknya Zoya mulai terlelap," ucap Zeki.
Zeki keluar dari ruangan Zoya. Tidak berapa lama Zeki kembali bersama Mang Dulah dan Pak Abdul. Zeki secara singkat memberitahu apa yang terjadi kepada Zoya. Pak Abdul melihat dengan mata batinnya.
"Maaf, Aden ini siapa?" Pak Abdul menunjuk Arga.
"Dia ini Den Arga. Suaminya Non Zoya," jawab Mang Dulah.
"APA? SUAMI?" Rafa dan Najib memandangi Arga.
Zeki kemudian menceritakan kejadian beberapa tahun yang lalu yang menyebabkan Arga dan Zoya dinikahkan paksa oleh warga. Tidak hanya Rafa dan Najib yang membelalakkan matanya. Arga juga sangat terkejut. Pertanyaan Arga selama ini terjawab.
"Ternyata begitu ceritanya. Kami terpaksa menikah," sahut Arga.
Pak Abdul berkata, pernikahan Arga dan Zoya terjadi karena seseorang berniat ingin menjebak Arga. Dia ingin ayahnya Arga marah dan tidak mengakui Arga sebagai anaknya karena telah berbuat asusila. Dia ingin Arga diusir dan dia lah yang kemudian menggantikan posisi Arga.
Dia juga marah, setelah tahu gadis yang bersama Arga malam itu adalah Zoya. Dia juga berusaha ingin memisahkan Arga dan merebut kembali Zoya.
"Siapa sebenarnya dia Pak?" tanya Arga.
"Maaf, saya masih belum bisa melihatnya dengan jelas. Di mata batin saya, dia berupa sosok hitam. Dia tidak memberikan gambaran wujud aslinya," jawab Pak Abdul.
"Iya Pak. Saya sebelumnya melihat sosok hitam di belakang Zoya. Sosok itu tadi yang mencekik Zoya," kata Arga.
"Yang bisa melihat sosok itu hanyalah Den Arga. Bisakah kalian tinggal bersama?" Mang Dulah meminta.
"Tapi, kami sama sekali tidak mengingat apa-apa," jawab Arga.
"Kalian masih sah sebagai suami istri. Hanya Den Arga yang bisa menjaga Non Zoya. Saya akan berusaha membantu untuk memutuskan tali yang ada antara Non Zoya dan sosok hitam itu," ucap Pak Abdul.
Mang Dulah dan Pak Abdul pamit meninggalkan rumah sakit. Najib dan Rafa yang masih syok mendengar Arga suaminya Zoya, bertanya kembali kepada Zeki apa benar Arga dan Zoya sudah menikah. Dan Zeki mengiyakan.
"Lu, nikah muda Ga? Gila, lu rahasia in itu semua dari kita-kita," ucap Rafa.
"Sorry, gue aja lupa. Ortu gue baru kasih tau kemarin. Hampir aja gue nembak cewek," kata Arga.
"Masalah pernikahan kalian, biar kalian berdua yang putuskan. Tidak ada rasa cinta juga gak bisa dipaksain," Zeki menepuk pundak Arga.
"Iya," jawab Arga.
...----------------...
Malam pun menjelang. Arga dan Zeki masih menjaga Zoya di rumah sakit tanpa Najib dan Rafa. Okan, Alan dan Talia menyusul mereka di rumah sakit. Zeki cerita semuanya kepada mereka tentang apa yang terjadi kepada Zoya dan apa yang dikatakan Pak Abdul kepada mereka.
"Orang yang ingin menggantikan posisi Arga? Apa jangan-jangan?" Talia memandangi Alan.
"Siapa Ma?" tanya Arga.
"Sayang, apa mungkin kamu menduga itu adalah Arya?" Alan meminta jawaban.
Talia menganggukkan kepala.
"Tapi mengapa?" Alan mengernyitkan keningnya.
"Siapa Arya?" Arga memandangi kedua orang tuanya.
Talia menarik napas panjang. Talia akhirnya cerita alasannya dulu meninggalkan Arga dan Alan karena ancaman keluarga Alan. Talia dan Arya saudara kembar Arga pergi meninggalkan kota Dora Raya. Talia memilih tinggal di Desa Kerang.
Di Desa Kerang lah awal pertemuan Arya dan Zoya. Arya bilang dia menyukai Zoya tapi Talia menganggap itu hanyalah cinta monyet anak-anak. Tidak berapa lama mereka akhirnya pindah ke kota Galaxi karena Talia mendapatkan pekerjaan.
Arya juga menanyakan di mana ayahnya. Awalnya saat itu Talia bilang ayahnya sudah meninggal agar Arya tidak lagi menanyakannya. Tapi, Arya mencari tahu sendiri tentang keluarga ayahnya.
"Kemungkinan, Arya tahu, Zoya dan Arga menikah. Menurut Mama, orang yang ingin menggantikan posisimu adalah Arya. Ini cuman pendapat Mama. Semoga saja Mama salah."
"Arga punya saudara kembar?"
"Iya Arga. Kalian mengalami kecelakaan di hari yang sama. Papa dan Mama ada di saat Arya menghembuskan napas terakhirnya."
Arya, Arya, apakah kamu sosok yang aku lihat beberapa kali. Tolong, tunjukkan dirimu. Kita bersaudara. Aku ingin bertemu denganmu, ucap Arga dalam hati.
Dan saat itu juga, Arya menampakkan diri di depan Arga. Tidak ada yang bisa melihatnya selain Arga. Arga menatap lama ke arah Arya. Mereka berdua sangat mirip.
"Ka ... kamu Arya?"
"Iya," jawabnya.
"Kenapa kamu menyakiti Zoya?"
"Zoya adalah milikku. Tidak ada yang bisa memilikinya termasuk kamu. Dia kekasih masa kecilku. Kami sudah berjanji untuk bersama. Kamu juga tidak menyukainya. Lepaskan dia."
"Jika aku melepaskannya, apa yang akan terjadi pada Zoya?"
"Dia akan bersamaku selama-lamanya."
"Jika Zoya menolak?"
"Dia tidak bisa menolak. Ini semua gara-gara kamu Arga!"
Zoya mendengar suara teriakan Arga. Zoya terbangun dan duduk di atas tempat tidurnya. Zoya dan Arya saling bertatapan. Kali ini tatapan Zoya penuh dengan kemarahan. Zoya kemudian beralih menatap Arga. Zoya kemudian menatap Arya.
Kenapa Kak Arga ada dua? batin Zoya. Zoya mengucek kedua matanya. Zoya kembali melihat ke depan. Ternyata memang benar Arga ada dua.
"Zoya, kamu kenapa Nak?" Okan berdiri di samping tempat tidur Zoya.
"Kak Arga ada dua," tunjuk Zoya.
Semua perhatian tertuju pada Arga. Mereka tidak mengerti apa yang Zoya katakan. Arga berjalan menuju Zoya. Arga bertanya, apakah Zoya menyukai pria yang ada di sebelahnya. Zoya kembali menatap ke arah Arya. Dengan mantap Zoya mengatakan tidak.
Arga sekali lagi menanyakan pertanyaan yang sama kepada Zoya. Dan Zoya menjawab dengan jawaban yang sama. Dia tidak menyukai Arga, malah Zoya sangat sangat membenci dia. Zoya berhak atas hidupnya. Zoya ingin mengakhiri hubungan dengannya.
Okan, Zeki, Alan dan Talia saling berpandangan. Mereka sangat yakin, Zoya dan Arga sedang berbicara tentang sosok hitam yang selama ini bersama Zoya.
Arya tiba-tiba saja sudah berada di samping kanan Zoya. Arya seperti biasa, mengancam Zoya. Jika Zoya menolaknya, Zoya akan mati. Zoya tidak takut, walaupun maut menjemput, Zoya tidak akan pernah sudi kembali kepada Arya yang dianggap Arga oleh Zoya.
"Jika kamu terus menolakku, dia akan menanggung semuanya!"
Arya melesat menghampiri Arga. Arya menutup jalan pernapasan Arga. Mulut, hidung Arga dibekap Arya. Zeki, Alan, Okan ingin membantu Arga tapi ada sesuatu yang menghalangi mereka untuk mendekati Arga.
Arga berkali-kali melayangkan pukulannya, tapi kali ini Arya bisa menghindari. Arga kehabisan napas. Jantungnya berdetak sangat cepat. Wajah Arga memerah.
"Jangan sakiti dia!" Teriak Zoya.
Talia berdiri di depan Arga. Talia menangis melihat Arga yang kesakitan. Di dalam hati, Talia berdoa agar Arga bisa diselamatkan. Talia juga tidak lupa mendoakan Arya yang telah tiada.
Arya, di manapun kamu berada, semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa, dilapangan jalan menuju-Nya, doa Mama selalu bersamamu Nak. Mohon maafkan kesalahan kami, sambil meneteskan air mata Talia berdoa dalam hati.
"AAAAAGGGHH! Arga akhirnya pingsan dan tergeletak di lantai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
