NovelToon NovelToon
Kemelut Di Istana Juragan

Kemelut Di Istana Juragan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Harem / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Istana Nagari, begitulah orang-orang menyebutnya. Sebuah bangunan megah berdiri kokoh di atas perbukitan di desa Munding. Tempat tinggal seorang juragan muda yang kaya raya dan tampan rupawan. Terkenal kejam dan tidak berperasaan.

Nataprawira, juragan Nata begitu masyarakat setempat memanggilnya. Tokoh terhormat yang mereka jadikan sebagai pemimpin desa. Memiliki tiga orang istri cantik jelita yang selalu siap melayaninya.

Kabar yang beredar juragan hanya mencintai istri pertamanya yang lain hanyalah pajangan. Hanya istri pertama juragan yang memiliki anak.

Lalu, di panen ke seratus ladang padinya, juragan Nata menikahi seorang gadis belia. Wulan, seorang gadis yang dijadikan tebusan hutang oleh sang ayah. Memasuki istana sang juragan sebagai istri keempat, mengundang kebencian di dalam diri ketiga istri juragan.

Wulan tidak perlu bersaing untuk mendapatkan cinta sang juragan. Dia hanya ingin hidup damai di dalam istana itu.
Bagaimana Wulan akan menjalani kehidupan di istana itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Benarkah begitu? Jangan lupa Anda masih mempunyai hutang kepada saya. Saya datang ke sini untuk mengambil apa yang sudah menjadi hak saya," tegas Wulan tak gentar meski bapaknya telah datang.

"Anak durhaka! Memangnya kamu lahir sendiri ke dunia ini, hah?" bentak Asep berapi-api, matanya merah menyala, emosi memenuhi kepalanya.

Bi Sumi bereaksi, tapi Wulan mencegahnya. Ia bisa mengatasi Asep sendiri. Wulan mengeluarkan kertas dari selipan pinggang, membentangnya di hadapan Asep.

"Hitam di atas putih dengan cap darah ini ... jangan sampai kamu lupakan. Saya bisa membawa ini ke hadapan tetua adat kalau kamu masih mau mengelak," ujar Wulan menunjukkan kertas polos yang kemarin diberi cap darah oleh Asep dan sekarang telah berisi tulisan tangan Wulan sendiri.

Asep membeliak, hatinya bergetar. Jika sampai ke pengadilan tetua adat maka ia dan keluarganya akan menjadi bahan olokan semua warga. Diasingkan dan tidak diakui selamanya.

"Bacakan, Bi!" titah Wulan kepada Bi Sumi.

"Baik, Nyai!" Bi Sumi mengambil kertas dari kulit binatang itu dan bersiap membacanya.

"Saya Asep, dengan darah saya memberikan tanah warisan Dewi--mendiang istri saya kepada satu-satunya anaknya yaitu Wulan Candramaya secara sukarela. Jika saya tidak memenuhinya maka saya bersedia menerima hukuman adat yang berlaku."

Deg!

Asep menegang, begitu pula dengan Patma dan Sari. Sumpah di dalam tulisan itu artinya menyerahkan nyawa sendiri jika bertolak belakang dengan isi di dalam surat.

Bi Sumi menyerahkan surat itu kembali kepada Wulan untuk disimpan. Senyum jahat tersemat di bibir gadis yang memiliki lesung di pipi itu.

"Kamu!" Telunjuk Asep bergetar, jantungnya terasa nyeri, napas menjadi sesak, kepala pening, penglihatan pun mengabur.

Ia ambruk di kursi sembari memegangi dada kirinya yang terasa sakit. Wajahnya pucat pasi, penyesalan mendalam ia rasakan di hati.

"Bapak!" Sari berteriak, berhambur mendekati Asep.

"Akang!" Disusul Patma yang terlihat cemas karena keadaan suaminya.

"Sebaiknya segera berikan akta tanah itu kepada saya hari ini juga. Jika tidak, maka saya akan membawa surat ini ke rumah tetua adat. Saya tidak ingin menunda lagi," ujar Wulan tegas.

Ia tidak peduli dengan keadaan Asep meski terlihat kesulitan bernapas. Dadanya kembang kempis memompa udara untuk menghilangkan sesak. Wulan tidak peduli sama sekali.

"Wulan, kamu tidak lihat Bapak kamu sudah seperti ini!" bentak Patma diiringi air yang berjatuhan dari kedua matanya.

"Siapa peduli! Bukankah seharusnya kemarin kalian menyerahkannya kepada saya? Kenapa harus menunggu saya datangi?" ucap Wulan membuat Patma bungkam.

Dengan tangan bergetar, Asep mengeluarkan sebuah dokumen kuno dari dalam kemejanya.

"Be-berikan, agar dia cepat pergi!" ucap Asep dengan suara lirih dan tersendat-sendat.

Patma menerima akta itu, memberengut tak rela. Tanah warisan ibu Wulan adalah sebagian besar harta yang mereka miliki. Kehidupan mereka selama ini adalah dari mengandalkan tanah itu, tapi sudah beberapa tahun mereka gagal panen. Asep dan Patma berniat untuk memberikan tanah itu kepada juragan sebagai tebusan hutang.

Namun, juragan menolak dan lebih memilih menikahi anak perempuan Asep. Maka pilihan jatuh pada Wulan, sebagai putri sulung dari Asep.

Dengan enggan Patma menyerahkan akta tanah itu kepada Wulan, tanpa menoleh. Terlalu muak melihat wajah Wulan yang tidak memiliki hati nurani. Bi Sumi mengambil akta itu atas perintah Wulan, memeriksa dengan saksama dan kemudian menganggukkan kepala.

"Cepat pergi dari sini! Kami tidak menerima kamu di rumah ini!" usir Patma menahan tangis.

"Pergi! Jangan biarkan saya melihat wajah kamu!" Asep turut berucap, betapa bencinya ia kepada Wulan. Entah apa yang telah dilakukan Wulan sampai Asep membencinya hingga ke tulang.

"Tidak semudah itu mengusir saya. Saya masih harus menuntut kalian!" ucap Wulan membuat ketiganya melotot.

"Apa lagi yang kamu inginkan?" Sari berteriak lantang.

"Tenang! Simpan tenagamu untuk nanti. Saya ...."

1
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
udah lah jd ajang coba2, harus beraktinf, difitnah pulak. ckckckckc kesian si sumat
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
sandiwara kah??
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
malunya
Liana CyNx Lutfi
Siapakah mbh kari apakah dia yg mengendalikan juragan atas perintah ratih ?wulan cucunya ki jagat mkanya jngn macam2 klu tdak ingin matt dngn sia2 apa lagi dia tidak ingin mencari musuh tp klian yg ingin bermusuhan dngnya jd tangunglah resekonya
Aisy Hilyah: bener banget itu
total 1 replies
Memyr 67
𝗁𝗂𝗂𝗂𝗁, 𝗐𝗎𝗅𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺𝗆 𝖽𝗂𝖺𝗆 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗋𝖺𝗆𝗄𝖺𝗇. 𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗎𝗉
Aisy Hilyah: sama sama kakak
total 1 replies
Kustri
klu brg percaya bs dikasih tanda, lha klu uang... apa bs🤔
Aisy Hilyah: kan yang punya uang kertas cuma juragan ceritanya
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 Kodam nya Wulan keluar gimana jadi mau kenalan 🤣🤣🤣🤣
Aisy Hilyah: hehe iya dong
total 1 replies
vj'z tri
hayo juragan mari kaborrrrrr 🤣🤣🤣🤣
Aisy Hilyah: hahah ayo lah
total 1 replies
Dsy_Sagitariuzz
aku terwulan wulan
Aisy Hilyah: ehehehe
total 1 replies
vj'z tri
kang Sumar ,sabar yah hari ini sudah jadi kelinci percobaan jadi kambing hitam pula 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aisy Hilyah: hahaha saya sabar nyai
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 maluuuuu maluuu kalau masih punya malu kau lampir
Aisy Hilyah: udah putus urat malunya
total 1 replies
vj'z tri
ini dia biang Lala nya menyerahkan diri buat di bina 😏😏😏😏 lapor kang Dedi juragan biar di masukin barak 🤣🤣🤣🤣🤣 atau ibu Susi biar di tenggelam kan 🤣🤣🤣
Aisy Hilyah: hahaha iya iya bener
total 1 replies
Kustri
basi pak!
giliran bs hidup enak ingin ikutan, ngapain dl kalian siksa
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
Kustri
klu ada ayah durhaka, ya dia asepso😁🤭
Aisy Hilyah: sabun cuci haha
total 1 replies
Liana CyNx Lutfi
Sekarang ningsih yg ketahuan besok2 istri 1 dan 2 yg akan ketahuan busuknya...Ayo wulan tunjukkan pesonamu sdah waktunya mereka mempertanggungkan perbuatanya
Aisy Hilyah: iya bener satu satu dikupas
total 1 replies
Memyr 67
𝖽𝖾𝗀 𝖽𝖾𝗀𝖺𝗇. 𝗇𝗂𝗇𝗀𝗌𝗂𝗁 𝗒𝗀 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀? 𝗆𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺𝗉𝖺𝗂𝗇 𝗇𝗂𝗇𝗀𝗌𝗂𝗁 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗃𝗎𝗋𝖺𝗀𝖺𝗇?
Aisy Hilyah: hayooo diapain
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
obat perangsang kah?
Aisy Hilyah: betul
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
habis mandi bunga kah kau ratih
Aisy Hilyah: tujuh rupa tengah malam
total 1 replies
Liana CyNx Lutfi
Untungnya kang sumar masih selamat...mengatall kau selir mengatal kau🤣🤣
Aisy Hilyah: haha iya bener
total 3 replies
Dsy_Sagitariuzz
waduh ratih si titisan iblis sudah tau rencana juragan menyuruh org memata matai mereka🤔 smg wulan tau
Aisy Hilyah: tentu dia gak sembarangan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!