Usia ku baru 10 tahun, aku melihat ibu ku pergi dengan sebuah koper di seretnya ayah ku diam saja melihat ibu ku pergi tidak menahan nya...
Sejak kepergian ibu ku ayah ku menikah lagi dengan wanita yang lebih muda dari ibu ku... wanita itu sangat baik dan menyayangi ku... sejak saat itu aku memanggilnya mama...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32...
Jam 10 pagi Putri rewel seakan dia tahu Sandra tidak ada di rumah tapi bayi itu hanya bisa menangis dan bilang mama mama... Kasian sekali mba Yani yang sudah tidak bisa bujuk Putri untuk diam...
"Ada apa.? Kenapa Putri rewel sekali.?" ucap Vano.
"Sepertinya Nona Putri mau sama mama nya tuan." ucap Mba Yani.
"Lalu kenapa tidak kamu kasih.?" ucap Vano.
"Tapi Nona Sandra Tidak ada tuan." ucap Mbo Nunung.
"Iya kata satpam nona pergi naik ojek katanya mau kerumah neneknya." ucap Mba Yani.
Vano terdiam mengingat tadi subuh dia berantem pada Sandra akhirnya wanita itu pergi sendiri tanpa di usir oleh nya hanya saja Putri jadi rewel sepertinya Putri ingin bersama Sandra mama angkatnya...
"Dan kamu mba Yani kenapa tidak bisa diamin bukannya kamu sudah di pilih jadi baby sister.?" ucap Vano.
"Maaf tuan, tapi nona Putri mau sama ibu nya biar bagaimana seorang anak akan merasa nyaman sama yang menyayanginya dengan tulus mereka malaikat kecil yang bisa tahu tuan mana yang baik untuknya." ucap mba Yani.
"Jadi kamu..." ucap Vano menghentikan ucapan nya...
"Sini berikan pada ku." ucap Vano lagi... Yani memberikan Putri ke Vano tapi tetap tangisnya belum reda.
"Tuan... Di depan ada tuan Rangga dan istri serta tuan Yoga dan istri sama tuan Reza juga." ucap satpam pak Tono.
"Baik suruh tunggu." ucap Vano... Dia turun menghampiri sahabat nya yang datang sambil membawa Putri yang masih nangis.
"Kenapa Putri nangis Van.?" tanya Renata.
"Tidak tahu..." ucap Vano.
"Mana Sandra.?" tanya Reza.
"Dia pergi dari rumah.?" ucap Vano.
"Apa.?" ucap Renata, Bella, Yoga dan Rangga serta Reza bersamaan.
"Kenapa bisa, kamu mengusir nya.?" ucap Rangga.
"Aku hanya mengingatkannya bahwa dia bukan siapa siapa di rumah ini jadi jangan berharap lebih apalagi untuk bayi yang di kandungannya itu.?" ucap Vano.
"Bayi, jadi Sandra hamil.?" ucap Renata.
"Wah tokcer Lo Van." ucap Yoga yang langsung di tatap semua sampai Bella pun menatap suaminya.
"Jadi Putri menangis mencarinya.?" ucap Reza.
"Sepertinya." ucap Bella.
"Berikan Putri ke aku..." ucap Renata...
Tak lama Putri diam membuat yang ada disana bingung kenapa Putri bisa langsung tenang di gendong Renata malah akhirnya tertidur tapi belom bisa ditaruh karena putri masih belum nyenyak dia hanya kecapean menangis.
"Sayang kamu pintar.. " ucap Rangga.
"Karena anak usia Putri bisa tahu siapa yang tulus pada nya dan naluri seorang ibu, dan kamu Vano karena kamu jahat membuatnya tidak nyaman." ucap Renata sinis.
"Aku jahat... Kalau aku jahat." ucap Vano di potong sama Reza.
"Kamu jahat mengusir ibu sambungnya, dan tidak mau mengakui anak mu sendiri." ucap Reza.
"Jadi Putri merasakan nya apalagi dia belum bisa bicara hanya bisa naluri hatinya." ucap Bella..
"Apa kamu tidak mau menghubungi Sandra untuk pulang.?" ucap Rangga.
"Aku tidak punya nomor ponselnya." ucap Vano.
"Apa Sudah berapa bulan menikah tidak punya nomor ponselnya dan tinggal bersama." ucap Yoga.
"Aku kalau Yoga sampai seperti kamu juga pasti akan kabur..." ucap Bella..
"Jangan sayang... Aku tidak bisa hidup tanpa mu." ucap Yoga .
"Jadi bucin..." ucap Rangga.
Reza hanya diam menatap Vano kini Putri sudah bisa di taruh, tiba tiba ponsel mba Nunung berbunyi semua menoleh ke arah mbo Nunung tapi mbo Nunung tidak sadar kalau semua menatap dirinya...
"Hallo nona, nona dimana.?" ucap Mbo Nunung.
