Qiana Larasati Wijaya. gadis cantik xg sekarang menginjak usia 23 tahun itu memiliki tubuh tinggi, dengan kulit putih,mata coklat dan hidung tidak terlalu mancung. juga selalu lekat dg hijabnya. ya dia hijrah sejak ibunya tiada.dia merasa kesepian dan sangat terpukul akan kepergian ibu tercintanya. hingga dia bertemu dengan orang yang tak dikenal , bernama azhira khumairoh yang membuatnya hijrah.
Qia menatap lekat langit yang cerah itu, sesekali bibirnya tersenyum kala mengingat kekasihnya , namun senyum itu juga sirna seiring dengan ingatannya yang harus ia terima. sebuah kenyataan yang membuatnya dilema. dia tidak ingin mengecewakan ayahnya juga tidak ingin kehilangan kekasihnya.hingga ia harus memutuskan itu semua seusai beberapa kali istikharah.
Ayah nya yang bernama Erwin Adma Wijaya itu menerima pesan terakhir dari temannya yang sudah banyak membantunya agar putranya dijodohkan dengan putrinya. karna ayah qia merasa berhutang budi ia menerima perjodohan itu walau ayahnya tau bahwa qia memiliki hubungan dengan Raditya giordi. Anak dari pemilik restoran dan distro.
5tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mereka berdua, ayahnya pun tau itu ,namun apalah daya. sejak perjodohan itu terjadi dan qia menerimanya senyum qia benar" hilang bahkan hanya ada senyum paksa yang tersungging dibibirnya. bagaimana dengan radit? ya radit juga menerima perjodohan itu walau hatinya sakit berkeping-keping hingga radit memilih pergi ke singapure memilih merintis usaha nya disana juga membuka sebuah restoran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERNIKAHAN RADIT DAN AZHIRA
Akhirnya azhira dan radit memutuskan untuk menikah setelah 2hari lamaran.
Qiana dan affan sudah bersiap siap untuk pergi keacara mereka, qiana tampak begitu cantik dengan gaun birunya, tas berwarna abu abu, serta hijab biru dan higt heels berwarna hitam bercorak biru. lifstik berwarna merah serta bulu mata yang sudah terpakai mascara, serta eyeshadow merah muda tak begitu nyala membuatnya tidak terlalu menor, hanya sedikit blas on yang menempel di pipinya.
Affan juga terlihat begitu tampan. dengan blazer berwarna hitam polos dengan 2 kancing dipadu dengan hem berwarna biru sama dengan qiana, serta celana kain model skinny yang dipasangkan dengan sepatu pantofelnya. ketampanan dan kegagahannya sangat nampak sekali, rambut dengan model undercut itu membuatnya terlihat segar.
Affan sudah membuka pintu mobil ,
dengan lembut affan mengayunkan tangannya, mempersilahkan qiana keluar , qiana menadahkan satu tangannya, affan menimpa tangan qiana. mereka kemudian bergandeng tangan menuju kedalam gedung yang mereka sewa.
radit dan azhira sudah berdiri diatas pelaminan. meski hiasan azhira tertutup oleh cadar , namun aura kecantikannya masih terpancar.
radit juga nampak tampan dengan kemaja putih yang dipadukan dengan jas hitamnya.
"selamat ya azhira" qiana menyalami dan bercipika cipiki dengan azhira
"makasih qiana, ini semua berkat kamu kok" qiana membelai bahu azhira lalu menuju radit diikuti oleh affan dibelakangnya yang masih mengucapkan selamat pada azhira dengan menelangkupkan kedua tangannya bersamaan dengan qiana yang juga menelangkupkan kedua tangannya didepan dada sembari mengucapkan selamat. qiana berdiri disamping radit menunggu affan selesai mengucapkan kata selamat pada radit, selepas itu radit meminta momen potret bersama mereka, qiana berdiri disamping radit , dan affan berdiri disamping azhira.
"kami kebawah dulu ya" ucap affan kemudian mereka turun dengan qiana didepan affan. gaun muslim indah yang dikenakan qiana membuatnya terlihat begitu anggun nan cantik.
semua mata tertuju pada qiana, teman teman radit banyak yang mengenal qiana bahkan mereka tahu hubungan qiana dan radit sebelumnya. mereka juga kaget bahwa yang dinikahi radit bukanlah qiana melainkan wanita lain yang bercadar.
"hey , kamu qiana kan?"
"iya, kamu oh iya aku ingat ! kamu ica kan?"
"iya betul, aku pangling loh liat kamu"
"ica bisa aja"
"yang barusan bareng kamu siapa?"
"oh dia suamiku"
"kamu sudah menikah?"
"iya "
"bukannya kamu pacaran sama radit? kok nikahnya sama laki laki lain?"
"iya ca, buka jodoh"
"kamu lagi hamil ya?"
"iya ca, aku hamil"
"selamat ya , atas pernikahan dan kehamilanmu, kamu sih gak undang undang aku"
"iya ca trimakasih, aku juga lupa maaf ya, kamu sendiri apa sudah menikah?"
"sudah , itu dia suamiku" menunjuk pada arah lelaki yang sedang berbicara dengan affan
"sepertinya mereka saling kenal"
"iya ya, yuk kesana" ajak ica
mereka berdua kemudian menuju ke arah affan dan suami ica.
"sayang , kalian sudah saling kenal ya?"
"ia kami teman sekolah waktu SMP"
"masyaallah , kebetulan sekali ya" sahut qiana.
"oh ya kenalin ini istriku , QIANA"
"ciko" qiana menelangkupkan tangannya didepan dada dengan senyum diwajahnya. "ini istriku ICA"
"Affan" affan juga menelangkupkan tangannya didepan dadanya pasti dengan senyum yang begitu menawan di wajahnya.
"silahkan untuk para tamu undangan untuk menikmati makanan yang sudah tersedia" ucap seorang MC yang memberi tahu.
"tunggu disini ya, aku ambilkan untukmu" affan pergi mengambilkan makanan untuk qiana. karna jika qiana yang mengambil sendiri dia tidak akan memilih sayur. "duduklah disini" affan meminta qiana duduk setelah mengambilkan makanan untuk qia. ica dan ciko melihat keromantisan mereka hingga menimbulkan senggol senggolan antara mereka, ciko mengambilkan makanan untuk ica dan meminta ica untuk duduk , tempat duduk mereka tidak jauh , juga berhadap hadapan.
melihat qiana disuapin oleh affan, ica menginjak kaki suaminya yang tidak peka malah makan sendiri.
"aauuu"
"kenapa?" tanya affan
"tidak , hanya saja kakiku terasa sakit"
affan mengannguk , melanjutkan suapan berikutnya kepada qiana.
"sudah sayang, aku bisah sendiri, kamu makan saja ya"
"aku makan setelah aku menyuapimu"
"tapi sayang aku malu, disini bukanlah rumah kita, sepertinya orang orang sedang memperhatikan kita"
"baiklah"
qiana akhirnya makan sendiri tanpa disuapi oleh affan, tapi affan memperhatikan qiana.
"sayurnya juga dimakan jangan lupa"
"iya iya bawel" mencubit hidung affan.
"sayang, lihat mereka , sosweet banget" bisik ica. dengan berat bati ciko menyuapi istrinya tersebut.
"iya kan sudah aku suapin juga"
"kamu mah tidak peka sejak tadi"
"aku lagi fokus makan, tidak tersendat saja aku bersyukur" suara mereka begitu kecil , yang mendengar hanya affan dan qiana.
"sayang, hidup itu tidak boleh boleh iri, karna sudah ada cara sendiri untuk allah memberikan kita hal ifu"
"ah kamu ngeles terus"
ciko masih menyuapi ica.
"aku ambilkan air ya.sayang"
"iya sayang" affan pergi mengambilkan air untuk qiana. ica semakin cemberut, karna suaminya tidak begitu peka padanya.
"aku ambilkan air dulu ya buat kamu" ujar ciko pada ica. ica tersenyum padanya.
"suami kita sama sama romantis dan perhatian ya" ujar ica pada qiana. qiana hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "oh ya , suamimu pekerjaannya apa?"
"dia seorang pengusaha"
"waahhh kamu beruntung ya, pantas saja kamu lebih memilih dia dari pada radit"
qiana tersenyum "ini semua sudah takdir, allah menjodohkan ku dengannya bukan radit" jelas qiana
"ya ya ya"
"suami mu kerja apa?"
"dia .. dia buka cafe"
"oh ya , kamu juga beruntung setidaknya suamimu memiliki usaha bukan"
"iya kamu betul"
affan dan ciko datang bersamaan.
"ini sayang" suara mereka juga terdengar bersamaan kemudian duduk disamping pasangan masing masing.
"trimakasih suamiku" ucap ica. qiana hanya tersenyum pada affan.
"oh ya cik , kamu sekarang kerja dimana?" tanya affan.
"aku sekarang pengangguran fan, sulit untuk cari kerja"
qiana membelalakan matanya mendengar penuturan suami ica, sekarang qiana paham. ica menunduk malu.
"bagaimana jika kamu kerja di kantorku?"
"boleh boleh"
"baiklah aku tunggu kamu besok, ini kartu alamat nya"
"siap, trimakasih ya atas bantuannya"
"tidak masalah, kita kan harus saling membantu" wajah ica semakin malu.
radit dan azhira menuju arah qiana dan affan.
"kalian sudah makan?"
"iya kami sudah makan" qiana dan affan berdiri, diikuti oleh ica dan ciko.
"alhamdulillah ya sudah sah"
"iya fan"
"rencana mau berlibur kemana nih, buat bulan madu?"
"aku ikutin maunya azhira sajalah"
"azhira rencana mau kemana?" tanya qiana
"kami belum tau qi, kami belum memikirkannya"
"oalah , gpplah aku cuma bisa bantu doa agar kalian segera cepat dapat momongan"
"qiana bisa saja, baru juga nikah"
"kan ntar lagi juga malam pertama". ledek qiana
"qiana ih" azhira merasa malu , menoleh pada radit lalu menunduk. radit hanya tersenyum.
"ya sudah dilanjut lagi ya, kita masih mau ke yang lain dulu" ujar radit sambil menepuk bahu affan
"ok siap".
mereka kemudian meninggalkan qiana dan affan. ketika mereka menoleh , ica dan ciko sudah tidak ada disampingnya.
tutur katanya sopan dan juga sangat lembut sekali..