NovelToon NovelToon
Sweet Blood : Takdir Dua Dunia

Sweet Blood : Takdir Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Vampir / Manusia Serigala / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Arunika terjebak di dalam dunia novel yang seharusnya berakhir tragis.

Ia harus menikahi seorang Dewa yang tinggal di antara vampir, memperbaiki alur cerita, dan mencari jalan pulang ke dunia nyata.

Tapi... ketika perasaan mulai tumbuh, mana yang harus ia pilih—dunia nyata atau kisah yang berubah menjadi nyata?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Pertaruhan para Pangeran 2

Malam semakin larut. Langit di atas Sandyakala kelam pekat, dihiasi bulan merah darah yang menggantung berat. Arena pertarungan para pangeran dikelilingi lingkaran sihir, dikelilingi api biru yang membara, menyerap kekuatan malam.

Joshua berdiri tenang di tengah arena, napasnya nyaris tak berubah meski baru saja mengalahkan Jessen.

"Siapa selanjutnya?" Joshua menantang dengan senyum menyeringai dingin.

Dari sisi kanan arena, Pangeran Rush melangkah maju. Jubahnya berkibar ringan, mata tajamnya menatap Joshua tanpa gentar. Ia dikenal sebagai pangeran yang tenang, namun kecepatan sihir dan manuvernya tak tertandingi.

"Jangan berpikir bisa menjatuhkanku semudah Jessen," katanya dingin.

Joshua tak menjawab. Ia hanya mengangkat tangannya, dan ledakan petir gelap menyambar dari langit ke tangannya.

Pertarungan dimulai.

Rush melesat dengan kecepatan kilat, tubuhnya hampir tak terlihat. Ia menyerang dari samping, lalu atas, menciptakan bayangan-bayangan pergerakan yang membingungkan.

Joshua menangkis, namun matanya sempat kehilangan jejak.

Blaaarr!!

Satu hantaman kuat dari Rush menghantam dada Joshua—membuatnya mundur beberapa langkah.

Para pangeran lain mulai berdiri, memperhatikan. Crish menyipitkan mata. "Dia mulai kesulitan."

Joshua tertawa lirih. "Bagus, tapi belum cukup."

Dengan sihir darah, ia menggandakan dirinya menjadi tiga bayangan ilusi dan menyerang balik dengan kekuatan gelap bercampur api merah.

Boom!

Tabrakan sihir antara keduanya menciptakan gelombang kejut besar, menggoyang arena. Batu-batu terlempar, dan lingkar sihir di tanah bergetar liar.

Di langit, awan mulai membentuk pusaran, tanda kekuatan gelap mulai mendominasi.

Rush tidak mundur. Dengan satu sabetan cepat, ia menembakkan panah sihir perak kearah Joshua. Tepat mengenai bahu Joshua membuatnya terhuyung.

Joshua tertawa, darah mengalir dari lengannya. "Kau membuatku terluka, Rush Ini mulai menyenangkan."

Di sisi lain arena

Crish dan Hars mulai saling melirik. Keduanya tahu, setelah ini, mungkin mereka harus turun sendiri.

Dan dari atas tebing istana, Raja Sakha terus menyaksikan lewat cermin sihirnya, senyumnya makin lebar.

"Bagus, Hancurkan satu sama lain. Lalu aku akan ambil sisa kekuatannya."

...****************...

Langit Sandyakala terbuka—bulan merah berdarah bersinar penuh. Arena pertarungan dipenuhi gemuruh sihir, tanahnya retak-retak, dinding arena menghitam karena ledakan demi ledakan.

Kini seluruh pangeran vampire telah turun ke medan. Joshua, Rush, Hars, Crish, dan Jessen berdiri saling berhadapan, mata mereka penuh ambisi dan amarah. Mereka adalah keturunan malam, darah bangsawan vampire yang diikat sumpah untuk melindungi tapi malam ini, mereka saling menghancurkan.

"Kau pikir kau pantas duduk di tahta?" bentak Crish pada Joshua, tubuhnya diliputi aura petir ungu.

"Aku tidak peduli pada tahta," jawab Rush tenang, "tapi jika ini satu-satunya cara menghentikan kegilaan Raja Sakha maka aku takkan menahan diri."

"Aku akan hancurkan kalian satu per satu!" raung Hars, dan seketika tubuhnya diliputi bayangan naga hitam. Taringnya keluar, sayap gelap muncul dari punggungnya.

Pertarungan pun meledak.

Crish dan Hars bertarung di udara, saling melempar sihir gelap dan petir yang menghancurkan pilar-pilar batu di arena. Kilat menyambar dari atas, menggetarkan langit.

Rush dan Joshua kembali beradu kekuatan di tengah arena. Kecepatan Rush hampir tak bisa dilihat, namun Joshua kini telah melepaskan batas sihir darahnya. Kedua sosok itu nyaris menyatu dalam ledakan demi ledakan.

Sementara itu, Jessen, meski terluka, tak tinggal diam. Ia melepaskan sihir ilusi, membelah dirinya menjadi lima bayangan dan mengurung Crish, berusaha membalikkan keadaan.

"Arghh!!" teriak Crish, tersambar oleh tiga bayangan Jessen sekaligus.

"Kau pikir aku akan menyerah hanya karena kalah tadi?" seru Jessen, napasnya terengah tapi matanya bersinar liar.

Di tengah kekacauan itu, tanah di bawah arena mulai bergetar. Batu-batu retak, sihir gelap berkumpul di satu titik—arena itu tidak bisa menampung kekuatan mereka terlalu lama.

Di tempat lain

Raja Sakha berdiri di balik cermin sihirnya. Di sekelilingnya, enam bayangan sihirnya berdiri tegak seperti pasukan hantu.

"Biar mereka hancurkan diri mereka sendiri dan saat hanya satu yang tersisa, aku akan menghisap semua kekuatan darah vampire mereka dan menjadi Raja Abadi."

Senyumnya semakin lebar.

...****************...

Sebelum pertarungan benar-benar dimulai, angin malam membawa hawa dingin yang menusuk. Aura mereka memanas, tapi satu suara menghentikan langkah.

Pangeran Hars berdiri tegak di tengah lingkaran, mata merahnya menyapu satu per satu saudara-saudaranya yang berdiri dalam gelapnya malam.

"Apa yang kalian lakukan? Apa tujuan kalian sebenarnya ingin menghancurkan Pangeran Mark?" tanya Hars tajam, suaranya menggema di arena.

Semua terdiam sejenak, hanya suara desiran angin yang menjawab.

Pangeran Jessen menatap Hars lama, lalu mendekat dengan langkah mantap.

"Kau tahu juga, ya." ucap Jessen pelan, lalu menatap pangeran lain di sekelilingnya.

"Aku tahu... Ayah, Raja Sakha mengatakan hal yang sama pada kalian. 'Dapatkan darah manis itu. Hancurkan yang menghalangi.' Dan satu-satunya penghalang kita semua... adalah kakak pertama kita, Mark."

"Aku tidak setuju..." gumam Rush pelan, "...tapi aku juga tahu, Mark menyembunyikan sesuatu. Bahkan dari kita."

"Lalu bagaimana kita bisa percaya padanya?" sela Joshua. "Saat dunia ini terguncang, dia malah menghilang. Jika kita tak menguji kekuatan kita sendiri sekarang, maka tak akan ada yang layak duduk di tahta!"

Pangeran Hars mengepalkan tinjunya, bergetar di tempat. Tatapannya menajam.

"Tapi dia kakak kita."

"Bukan lagi!" bentak Crish, aura petirnya menyambar udara.

"Dia bukan darah murni Sakha. Dan Ayah tahu itu. Kau juga tahu!"

Kata-kata itu membungkam semuanya.

Pangeran Hars menggertakkan giginya, merasa terjebak di antara kesetiaan dan perintah.

"Kalau begitu..." kata Jessen sambil memutar sihir di tangannya, "...biar pertandingan ini yang menentukan. Bukan tentang tahta, tapi tentang siapa yang pantas bertahan."

"Dan jika Mark datang dia harus membuktikan sendiri bahwa dia masih layak berdiri di antara kita."

Langit di atas mereka mendadak bergemuruh. Arena siap menyambut darah dan sihir. Para pangeran bersiap.

"Apa kalian tidak sadar kalau tak ada Jonathan di sini?" seru Crish dengan nada tajam, bola api biru melayang di atas telapak tangannya. "Sang pangeran bungsu yang juga menghalangi kita semua."

Joshua mengibaskan jubahnya, sihir hitam menyelimuti tubuhnya. Matanya menyala.

"Dia hanya vampire lemah!" geram Joshua.

"Tak layak dibicarakan apalagi dianggap penghalang."

Rush melangkah maju, menatap saudara-saudaranya satu per satu, suaranya berat dan penuh tekanan:

"Kalian belum tahu siapa Jonathan sebenarnya, ya?"

Hening sejenak.

"Dia adalah vampire origin... keturunan murni dari garis darah tertua. Lebih tua bahkan dari Raja Sakha sebelum menyerap kekuatan kegelapan."

Beberapa pangeran terbelalak. Joshua mendesis.

"Kau memujinya sekarang, Rush?" suaranya naik, kemarahan memuncak.

"Apa kau takut padanya? Kau lebih percaya pada dia daripada pada kita semua?"

"Bukan soal percaya!" balas Rush.

"Ini soal fakta. Kekuatan Jonathan bukan karena ia menunjukkan kekuatan seperti kita. Tapi karena ia menyembunyikannya. Dan alasan kenapa ia menghilang dari kerajaan itu karena dia melindungi Arunika. Darah manis itu dan juga keturunan Dewa Malam."

Tatapan para pangeran berubah. Beberapa gelisah, yang lain marah.

Crish menatap tanah dengan ekspresi keras.

"Jadi... musuh kita bukan hanya si sulung tapi juga si bungsu?"

"Benar..." bisik Hars, akhirnya bicara.

"Mereka berdua menyimpan sesuatu. Dan Raja Sakha tidak akan membiarkan hal itu terus berlangsung."

Kilatan sihir membelah langit malam. Arena pertarungan kembali menyala—namun kali ini, bukan hanya soal kekuatan. Tapi kepercayaan yang mulai goyah, saudara yang mulai diragukan, dan takhta yang diperebutkan dengan bayangan pengkhianatan.

...****************...

Kilatan energi membelah langit malam, kekuatan Jessen menghantam angkasa dan menyebarkan riak sihir yang terasa hingga ke ujung istana. Debu berterbangan, dan keheningan menggantung di antara para pangeran.

"Apa kita harus saling membunuh?" suara Jessen terdengar berat, nyaring di tengah gemuruh energi.

"Atau kita harus mengerahkan mereka semua ke ayah?"

Joshua menoleh tajam, matanya menyala merah di bawah cahaya bulan.

"Kau ragu, Jessen?" tanya Joshua dengan nada dingin.

"Ayah ingin kita mengalahkan Mark dan mengungkap keberadaan Arunika. Itu perintah."

Rush mengangkat bahu, berjalan ke depan perlahan. "Tapi ini bukan lagi soal perintah. Ini soal pilihan. Jika kita serahkan mereka semua ke ayah, kau pikir apa yang akan ia lakukan pada mereka?" Ia menatap Jessen.

"Kau pikir ayah hanya ingin kekuasaan?"

Crish menimpali, "Kau tahu sendiri, siapa pun yang mendekati Arunika akan digunakan. Bahkan kita. Kita semua pion, Jessen."

Hars menatap langit. "Dan setelah tahta itu diraih? Kita semua bisa jadi penghalang, sama seperti Mark sama seperti Jonathan."

Jessen mengepalkan tangannya. "Aku tak ingin membunuh kalian Tapi aku juga tak ingin jadi boneka ayah. Kita harus memilih. Menyerahkan mereka atau..."

"melindungi mereka, " lanjut Rush dengan tajam. "Kita bisa balik arah. Kita bisa pertahankan kerajaan ini... bukan untuk Raja Sakha, tapi untuk masa depan kita sendiri."

Keheningan kembali turun. Hanya angin malam dan suara sihir yang berdesir di udara.

Joshua menatap mereka semua, lalu membalikkan badan. "Kalau begitu, kita buktikan siapa yang benar di antara kita... bukan lewat omong kosong. Tapi lewat kekuatan."

Pertandingan belum selesai. Tapi kini kesetiaan mulai diuji. Dan di balik kekuatan mereka, mulai muncul keraguan terhadap sang Raja.

"Jika kalian berpikir bahwa kita akan mendapatkan tahta Kerajaan Sandyakala setelah mendapatkan semua keturunan Arunika dan juga Mark, kita juga akan mati!" seru Pangeran Rush lantang, suaranya menggema menembus malam, membuat semua pangeran terdiam sesaat.

Hars menghentikan gerakannya, menatap Rush dengan kening berkerut. "Apa maksudmu?"

Rush melangkah maju, aura sihirnya bergetar hebat di sekelilingnya. "Raja Sakha, dia tidak ingin kita duduk di tahta. Dia hanya ingin menggunakan kita sebagai jalan untuk membangkitkan kekuatan kegelapan. Keturunan Arunika, Mark, bahkan kita semua hanyalah korban."

Crish menggeram, "Itu tuduhan besar, Rush."

"Tapi bukan tanpa bukti," lanjut Rush.

"Kalian lihat sendiri bagaimana ayah memanggil kita satu per satu. Memberi perintah yang sama. Memecah kita. Mengadu domba kita. Dia ingin melihat kita saling menghancurkan."

Joshua, masih diam di tepi arena, akhirnya angkat bicara. "Dan kau percaya… bahwa kita semua hanya pion?"

Rush menatap Joshua dengan tajam. "Kalau kau masih mengira kita akan duduk di atas takhta setelah semua ini, kau bodoh, Joshua. Ayah tak akan pernah membiarkan siapa pun lebih kuat darinya."

Jessen menghela napas berat. "Lalu... apa yang akan kita lakukan?"

Rush menatap mereka satu per satu, lalu berkata tegas, "Kita harus berhenti bertarung. Kita harus temukan Mark. Kita harus temukan Arunika. Jika tidak kita akan menjadi alat pembantaian ayah sendiri."

Keheningan menyelimuti mereka semua.

Untuk pertama kalinya, para pangeran vampire itu mulai meragukan takhta yang selama ini mereka kejar. Malam terasa semakin dingin, dan bayangan Raja Sakha yang terus mengawasi makin terasa menekan.

...****************...

Di ruang singgasananya yang penuh dengan bayangan bergerak dan cermin-cermin sihir yang menggantung di udara, Raja Sakha berdiri dengan mata membara. Kekuatan sihir pengintai yang biasa ia gunakan untuk memata-matai para pangeran kini hanya menampilkan bayangan kabur dan pantulan sihir yang terdistorsi.

"Apa??? Jadi mereka menipuku? Siapa yang berani menutup sinyal sihirku!" geram Raja Sakha, menghantam tongkat sihirnya ke lantai, hingga gelombang sihir hitam menyebar ke seluruh ruangan.

Bayangannya yang dulu diam di sekitar cermin kini bergetar, mulai retak.

"Jessen... kau benar-benar berani melawan ayahmu sendiri?"

Di arena yang kini mulai dipenuhi energi yang lebih tenang namun penuh tekad, Jessen berdiri gagah di antara saudara-saudaranya. Ia tersenyum tipis, sedikit lelah, namun jelas memancarkan kemenangan.

"Aku tau dia bisa mendengar kita... karena itu aku menutupnya."

Rush menambahkan, "Sejak awal pertandingan, kita mengikat area ini dengan mantra pengaburan tingkat tinggi. Joshua bahkan menguatkan perimeter luar dengan perisai sihir bayangan. Kita membuat ilusi pertarungan sesungguhnya."

Joshua tersenyum miring. "Agar dia percaya kita masih saling berebut tahta... padahal kita hanya menguji batas kekuatan kita masing-masing."

Hars terkekeh ringan. "Raja Sakha pasti murka sekarang."

Jessen menatap saudara-saudaranya, kali ini dengan sorot mata pemimpin. "Sekarang, waktunya kita mencari Mark dan Arunika. Jika kita ingin menghancurkan Raja Sakha maka kita harus bersama, bukan saling menghancurkan."

Crish menepuk dadanya. "Untuk kerajaan dan untuk kebebasan kita."

...****************...

Sementara itu, di ruangan sihirnya, Raja Sakha mencakar udara, menciptakan pusaran sihir hitam yang mengguncang seluruh istana.

"Kalau begitu, kalian semua pengkhianat. Baik. Kalau begitu mari kita lihat siapa yang lebih dulu jatuh. Kalian atau aku."

Satu per satu, enam bayangan gelap Raja Sakha muncul kembali lebih kuat dan lebih marah.

1
Bayu Bayu
aku mampir author/Smile/semangat berkarya/Determined//Determined//Smile/janganlupa mampir juga yahh
Bayu Bayu
semangat kak
🌀Jïñğğä Ñõõř💞
bagus ... semangat ya dek
Lilly
transmigrasi ke novel kh?
j_ryuka: iyaa beb
total 1 replies
The first child
Aku hadir kembali kak..
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
lanjut /Scream/
iqiww
keren kak
iqiww
tetap semangat kak
iqiww
sudah mampir kak
iqbal nasution
oke..lanjutkan
ꪻ꛰͜⃟ዛ༉❤️⃟Wᵃf•ʙͨᴜͥɴͨɴͥʏ⍣⃟❍¹⁸➢‮
ini ceritanya transmigrasi ke novel?
j_ryuka: iya bener kak😅
total 1 replies
The first child
lanjut thor, suka banget sama ceritanya
Bulanbintang
Nama tokohnya puitis, Kak.
Ceritanya juga keren, semangat terus ya. 😉
🔵❤️⃟Wᵃf§𝆺𝅥⃝©⧗⃟ᷢʷ₭Ⱡ₳Ɽ₳🍇
semoga arunika bisa menjalani takdirnya
Anyelir
Kak, aku suka gambarnya. Gambarnya bagus 👍
Dimas Saputra
lanjut thor saling suport trus
Nurhani ❤️
Lanjut tour /Kiss//Kiss//Kiss/
Nurhani ❤️
aru dapet pangeran, aku dapet apah /Sob//Sob//Sob//Sob/
Nurhani ❤️
aku mampir tour /Kiss//Kiss/ semangat terus yah, jangn lupa mampir juga yah /NosePick//NosePick//NosePick/
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
Jangan lupa berkunjung di karya aku juga yaa/Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!