NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM MENANTU TERHINA

BALAS DENDAM MENANTU TERHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam / Office Romance
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: alfphyrizhmi

"Hans, cukup! kamu udah kelewat batas dan keterlaluan menuduh mas Arka seperti itu! Dia suamiku, dan dia mencintaiku, Hans. Mana mungkin memberikan racun untuk istri tersayangnya?" sanggah Nadine.

"Terserah kamu, Nad. Tapi kamu sekarang sedang berada di rumah sakit! Apapun barang atau kiriman yang akan kamu terima, harus dicek terlebih dahulu." ucap dokter Hans, masih mencegah Nadine agar tidak memakan kue tersebut.

"Tidak perlu, Hans. Justru dengan begini, aku lebih yakin apakah mas Arka benar-benar mencintaiku, atau sudah mengkhianatiku." ucap Nadine pelan sambil memandangi kue itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfphyrizhmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 - Menyusun Rencana

Nadine dengan semangat 45' berjalan cepat menuju ruangan dokter Hans. Hidungnya kembang kempis, mengembus tak menentu karena aliran dari degup jantungnya yang juga berdetak cepat.

Bu Minah tidak protes sama sekali ditarik seperti itu. Ia paham dengan penantian yang selama ini Nadine tunggu.

Para pengunjung terheran melihat dua OB sedang buru-buru dengan membawa satu set lengkap alat pembersih.

Ketika tiba di depan ruangan dokter Hans, Nadine mengetuk beberapa kali. Akhirnya, dokter Hans muncul dan mengajak Nadine masuk ke ruangannya.

"Kita ngomong di dalem aja, Nad. Nggak enak kalo diluar begini, khawatir banyak yang mencurigai gerak-gerik kita." pinta dokter Hans.

"Halah, nggak usah! Kita ngobrol di sini aja! Cepat, katakan info penting itu!" paksa Nadine.

"Iya... tapi lebih fokus kita jika membicarakan hal ini di dalam, dengan keadaan hening dan tenang. Lagi pula, kan Bu Minah ikutan masuk. Jadi, nggak ada yang harus kamu takutkan lagi denganku." tambah dokter itu merayu sang pujaan hati.

"Ngga mau. Tetep ngobrol di sini!" Nadine masih bersikeras.

"Yaampun kamu ini, kalo udah maunya A, akan tetap A! Lihat Nad, ramai banget pengunjung, suster atau tim medis lalu lalang. Justru kalo kita ngobrol di sini, akan malah mambah masalah baru. Mereka yang awalnya biasa aja, justru akan mencurigai kita menyembunyikan sesuatu." Hans memperjelas maksud baiknya agar ngobrol di dalam.

"Aku nggak percaya! Udah ngobrol di sini aja emang kenapa sih? Lagian juga nggak lama-lama, kan? Kalo OB dengan wajah buruk rupa ini kamu ajak ke dalam, justru akan memicu kecurigaan lebih besar dari mereka. Ditambah, aku takut kalau...." ucapan Nadine sempat terhenti.

"...kalo apa emangnya, nyonya?" tanya Bu Minah penasaran.

"Ya, pokoknya aku takut hal buruk akan terjadi kalau kita ngobrol di dalam sana. Bisa aja, kan... diam-diam kamu masukkan obat penenang ke minumanku dan Bu Minah, sehingga bisa berbuat apapun sesukamu pada kami, terutama pada tubuhku!" ucap Nadine blak-blakan, jujur dengan kekhawatirannya.

"Yaampun! Segitunya kamu takut denganku sekarang, Nad? Kamu lupa dengan semua kebaikanku sebelumnya? Mana mungkin aku melakukan hal keji seperti itu pada kalian!" sanggah Hans yang juga terpancing karena tuduhan tidak beralasan dari opini Nadine padanya.

"Makanya... daripada kita saling berburuk sangka dan nggak-nggak, lebih baik langsung kasih tau aja info penting itu di sini. Aku nggak nuduh kamu akan berbuat jahat, Hans... tapi sekarang aku lebih berhati-hati dan waspada sedini mungkin." ucap Nadine, masih bersikeras ingin ngobrol di depan ruangan saja, sambil membeberkan alasan logisnya.

"Terkait kebaikanmu sebelumnya, aku sangat bersyukur ada orang yang punya ketulusan sebesar itu. Aku takut, karena manusia gampang sekali berubah sifat dan karakternya, jadi lebih baik aku sendiri yang membuat tameng dan tembok itu. Sekali lagi, maaf Hans. Perihal kebaikan-kebaikanmu sebelumnya, aku tetap akan menganggap sebagai hutangku padamu." imbuhnya, membuat Hans tidak berkutik lagi, sekaligus membuat Bu Minah geleng-geleng kepala, takjub atas kekokohan jati diri Nadine.

"Baiklah kalau itu maumu," dokter Hans lemas, karena rencana yang ia susun jika Nadine setuju ngobrol di dalam ruangannya, ternyata gagal total.

Menurut Hans, Nadine seolah bisa membaca masa depan dan dapat dengan mudah mengetahui rencana kotornya itu. Hampir seratus persen sesuai. Walaupun beda pada bagian, Bu Minah yang akan diberi obat penenang.

Hans merasa, satu keteledoran tidak sengaja saat menyentuh paha mu-lus Nadine ketika dalam mobil, telah membuka dan menguatkan kewaspadaan Nadine pada dirinya.

Berikutnya, Hans harus memikirkan cara yang lebih mulus dan dapat menyentuh hati Nadine, sehingga lebih mudah untuk menuruti rencana kotornya.

------

Akhirnya, mereka duduk di sebuah bangku besi di depan ruangan dokter Hans. Bangku panjang tersebut memang disediakan bagi para pasien, untuk mengantri berobat atau konsultasi dengan dokter muda itu.

"Cepetan bilang, Hans. Aku dan Bu Minah masih dalam jam kerja. Nggak enak kalau banyak yang liat kami, OB rendahan malah nyantai dan ngobrol sama kamu." sergah Nadine, memaksa Hans agar segera menceritakan informasi berharga tersebut.

Dalam situasi itu, hanya Hans dan Nadine yang duduk di bangku. Bu Minah dengan pintarnya akting, seolah menyapu atau mengepel lantai sekitar area tersebut. Supaya kedua OB itu tidak terlihat santai dan nganggur, apalagi ngobrol dengan dokter senior.

"Kamu masih inget Kelvin? Detektif kenalanku yang menangani kasus kedua orang tuamu?" tanya Hans, coba memanggil ingatan Nadine sebelumnya.

"Inget banget, dong! Justru selama enam minggu, aku memupuk dendam, hanya untuk kabar itu!" ucap Nadine penuh emosi dan amarah.

"Bagaimana penyidikannya? Harusnya sudah selesai dan kita bisa ajukan pada pihak hukum." sambung Nadine, tidak sabaran ingin segera memberi pelajaran pada Miranda dan komplotannya.

"Benar, Nad. Akhirnya, Kelvin memberikan kabar padaku, bahwa semua bukti telah siap dan besok akan memberikannya padaku di rumah sakit ini. Setelah itu, kita akan langsung menuju pihak kepolisian untuk segera diproses lebih lanjut." ucap Hans.

Mendengar rencana Hans itu, langsung terbesit ide gila dari Nadine. Mantan istri Arka itu terdiam sejenak, memikirkan alur rencana yang sedang berlarian dipikirannya.

"Nad...? Gimana menurutmu? Helloooww.....?!" Hans coba menyadArkan Nadine yang sedang melamun. Wanita itu malah asyik menyelami rencana yang sudah hampir tersusun sempurna, di dalam benak kepala.

"Hans... aku punya ide baru. Tapi terkesan nekat. Bagaimana?" seru Nadine.

Amarah dan kesalnya pada Hans berangsur mereda, ketika hendak menyarankan gagasannya ini.

"Apa? Coba sampaikan!" Hans penasaran.

Tiba-tiba, Bu Minah dengan sigap memberi aba-aba, "Ssttt.... Hmph," sambil wajahnya menengok ke arah belakangnya.

Terlihat, para petinggi rumah sakit, yaitu manager dan staf khusus, sedang berjalan menuju arah mereka bertiga.

Dokter Hans langsung sigap akting dan ambil posisi melihat kertas yang sejak awal digenggamnya. Untunglah saat keluar ruangan, memulai ngobrol bersama Nadine dan Bu Minah, ia sudah menggenggam beberapa lembar kertas dokumen itu. Ia sangat tertolong sekali, pikirnya.

Hans menghela napas panjang dengan lega. Ia punya alibi jika para petinggi rumah sakit itu bertanya atau menyapanya.

Hans pun memberikan kode pada Nadine, supaya mengajaknya ngobrol dan sesekali menyentuh sebagian wajahnya, yang masih dilapisi kain kasa.

"Dokter Hans? Kok di depan? Lagi nggak ada pasien?" tanya Husein, pria paruh baya yang juga sebagai manager utama di rumah sakit tersebut. Ia memegang hak veto terkait dokter ataupun staf yang lanjut, maupun dipecat.

Walaupun dari penampilan luar terlihat ramah, Husein nampak begitu sangar di dalam kepribadiannya. Salah satu sosok yang sangat ditakuti semua pegawai rumah sakit itu. Berbuat salah sedikit saja di hadapan beliau, bersiaplah nafkahmu yang senantiasa mengalir dari rumah sakit itu, akan diputus sepihak.

Bersambung......

1
Isma Isma
kejamn sekali keluarga arka
alfphyrizhmi: iya, kejam banget emang kak... 🥺
total 1 replies
arniya
mampir kak
alfphyrizhmi: terima kasih sudah mampir, kak. Semoga betah yaaa sama ceritanyaaa... ^_^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!