Siti tak bisa mencegah sahabatnya berbuat tak senonoh bersama kekasihnya di sebuah pemandian air panas Gunung Keramat.
Kejadian memalukan itu mengundang kemurkaan para penunggu gunung. Masyarakat setempat sejak dulu percaya ada sejenis siluman ular pertapa di tempat itu, yang mana jika menggeliat bangun longsor tercipta, jika membuka mulutnya maka mata air deras membuat banjir bandang melanda desa-desa di bawahnya.
Malam itu Siti yang nekad menyusul temannya ke pemandian air panas mengalami kerasukan. Rohnya ditukar oleh Siluman ular pertapa itu, Roh Siti ada di alam jin, dan tubuh Siti dalam kendali Saraswati Sang Siluman berkelana di alam manusia, berpura-pura menjadi mahasiswi pada umumnya.
Di alam manusia, Saras dikejar-kejar oleh Mekel dan Jordan, wakil presiden BEM dan Presiden BEM itu sendiri. Sedangkan di alam jin, Siti malah membuat seorang Pangeran harimau bernama Bhre Rakha jatuh hati.
Bhre Rakha mau membantu Siti mendapatkan kembali tubuhnya, asal mau menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Lions, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Kembali ke Alam Manusia
Yuli masuk ke dalam ruangan rawat, tempatnya sempit, kelas BPJS, tapi tak mengapa karena Siti tampaknya tak membutuhkan perawatan intensif. Ia melihat sahabatnya diinfus, matanya terpejam cantik.
"Sit, aku kabarin Babe kamu ya, biar kamu dijenguk di sini," ucap gadis berkerudung instan itu meraih hp Siti di atas nakas.
Dalam ketidak sadarannya, Siti merasa tubuhnya hanyut di sebuah sungai, tapi anehnya ia masih bisa bernafas, ia melayang-layang terombang-ambing mengikuti arus, ia membuka matanya, melihat awan-awan berbentuk bunga warna-warni menyerupai suasana seperti di Bikini Bottom rumahnya Spongebob.
"Kenapa gue bisa ada di sini ? Tapi enak seluruh badan gue kayak gak ada beban, terbaaaang melayaaaang… meluncur cihuyyyy !" ucap Siti malah menikmati.
Tiba-tiba suara teman kampusnya yang bandel itu Yuli terngiang memanggil-manggil namanya, "Siti ! Sadar, Sit ! Sit melek napa udah mau tengah malam, kalau kamu gak sadar juga besok kamu disuntik," katanya.
"Kayak suaranya Yuli," gumam Siti celingukan, tapi ia tak lihat siapa-siapa hanya aliran air yang tenang dan damai menuju ke samudera.
"Anak Babe ! Elu kenape, Nak ? Babe udah di sini, Babe naik pesawat langsung ke sini," suara Babe terdengar kemudian.
"Lha…Babe, Babe dimana, Be ? Aye lagi enak ini berenang," jawab Siti mencari.
Suara Rakha terdengar selanjutnya setelah sepi agak lama, "istriku, jaga anak kita baik-baik ya."
"Heeehhh !! Anak ?! Gilak ! Gue kagak mau hamil ! Tidaaak," jerit Siti kayal-kayal mulai berenang melawan arus.
"Anak kita akan menjadi orang hebat suatu saat nanti, di tanganmu, seorang Ibu yang hebat, dia akan mewarisi seluruh kerajaan jin," ucap Rakha dengan suara pelan yang aneh tanpa tampak wujudnya.
"Gaaaaakk gaaaak GUE GAK MAU HAMIL AAAAAHHH !!!" pekik Siti sebelum bangun dari ranjang rawatnya dengan nafas ngos-ngosan.
Babe dan Yuli yang menunggui di ruangan pun syok, "Alhamdulillah Sit, siuman juga kamu, ngimpi apa hamil-hamil segala ?" ucap Yuli menghambur memeluk sahabatnya.
Siti membelalak kedip-kedip, ia pandangi wajah Yuli dan Babenya kemudian ia lihat suasana kamar rawat ini, "ini dimana ?" tanyanya.
"Elu di rumah sakit, Babe langsung ke mari begitu ditelepon temen lu semalem, gimana kabar lu ? Lu udah baikan sekarang ?" jawab Babe membelai rambut putrinya.
"Ini Babe asli kan ? Bukan jin nyamar ? Dan elu Yuli asli kan ?" tanya Siti mencubit pipi Yuli.
"Awww iya iya lah, jin nyamar apaan sih ni anak, kamu udah sadar beneran kan, Sit ?" ucap Yuli mengetes.
"Coba ucapin kapan gue ulang tahun ?" tanya Siti masih tak yakin sudah berhasil kembali ke alam manusia setelah petualangan panjang yang ia alami.
"31 Desember," jawab Babe dan Yuli kompak.
"Aaaahh bener Alhamdulillah Ya Allah !! Wuuuu Alhamdulillah gue berhasil, gue pulang ye, gue berhasil pulaaang haha huhu," pekik Siti memeluki bergantian Yuli dan Babe, kemudian ia berlari keluar rumah sakit, ia loncat di taman yang ditumbuhi rerumputan kemudian rebahan memeluk tanah, juga pohon dan menciumi semua bunga di sana. Selang infus sampai copot dari tangannya.
"Kok Siti jadi begitu Be ? Apa ini tanda-tanda gangguan jiwa ?" ucap Yuli memantau dari pintu bersama Babe.
"Kagak tau juga Babe, apa tugas kuliah terlalu susah ya ? Salah kayaknya Babe nyuruh Siti kuliah di sini, mending Babe masukin di UI aje," gumam pria tua berkopyah dan berbaju koko putih itu, bahkan Babe naik pesawat pake sarung kotak-kotak.
"Mungkin gara-gara urusan pacar kali ya ?" ucap Yuli terus menonton tingkah random anak Babe.
"Pacar ?" gumam Babe terkejut dengan alis mengerut.
Mekel datang membawa bungkusan nasi padang 3 bungkus untuk dimakan bersama juga es teh anget. Ia melihat Siti menari-nari di taman rumah sakit dan langsung sumringah, "Alhamdulillah, Dek, kamu udah siuman," katanya.
"Eh !! Lho ! Mas wakil presiden BEM kan ?" ucap Siti menunjuk.
Mekel mengerutkan keningnya tapi ia masih sumringah karena kekasihnya sudah sehat, "iya lah, Adek kan udah tau dari dulu."
"Mas lagi jenguk orang sakit ?" tanya Siti mendekat, masih mengenakan pakaian rumah sakit warna biru terbuat dari plastik, karena kemarin dokter sempat memeriksa seluruh bagian tubuhnya.
"Adek kok jadi aneh gini sih ? Tapi gak papa, Mas seneng kamu udah sadar, Dek," jawab Mekel sembari memeluk kemudian mengecup kening Siti.
Siti langsung melotot mundur kaget bukan kepalang. Dari belakang tiba-tiba kerah baju Mekel ditarik oleh Babe, "Heh ! Anak gue main lu kokop aje, siape yang ngizinin Siti pacaran hah ? Siape ?!!"
"Pacaran ?!" ucap Siti jadi bingung sekarang, apa yang sebenarnya terjadi selama ia tak ada ? Apa yang siluman ular itu lakukan pada tubuhnya ?
"Ampun Be, ampun, Be, saya bawain nasi padang, Be, kami belum resmi kok Be, tapi kami saling mencintai, kalau nggak percaya tanya aja sama Siti, Be," jawab Mekel menyodorkan bungkusannya.
Babe melirik putrinya, "bener lu suka sama ni lakik ?"
Siti menggeleng, "enggak kok Be."
"Lho ?! Dek, kok gitu ?" ucap Mekel syok.
"Apa mungkin Siti hanya pura-pura tak suka supaya Babenya nggak ngamuk ?" batin anak pengusaha itu.
"Jangan-jangan elu lagi yang ngapa-ngapain anak Babe ? Elu kan yang nemuin anak Babe pingsan ? Iya kan ? Lu ada liat orang-orang yang ngejar anak Babe ? Jangan-jangan elu sendiri pelakunye," ujar Babe mencengkeram kerah baju Mekel yang kotak-kotak flanel.
"Enggak, Be, ampun Be, bukan saya sumpah, tanya aja sama Siti, Be," jawab Mekel lagi.
Babe kembali melirik anaknya, "siapa yang udah bikin elu pingsan ? Dia atau yang lainnya ?"
"Emang aye diapain aja, Mas ?" tanya Siti balik nanyak.
"Elu kagak inget diapain aja sama orang sampe pingsan begini dari kemaren ?" tanya Babe.
"Kagak," jawab Siti linglung.
Babe melepaskan kerah Mekel, Mekel sendiri tak menyangka calon mertuanya kayak singa begini, pantesan Siti cantik nggak ada yang berani deketin. Perawat cantik datang beberapa saat kemudian, "Mbak Siti sudah sadar ?" tanyanya.
"Iya saya, Suster," jawab Siti dengan senyuman.
"Dokter bilang Mbak baik-baik saja, begitu sadar sudah boleh pulang, hari ini juga boleh," katanya menyampaikan pesan.
"Alhamdulillah, iye makasih ye, Sus," ucap Siti masih dengan hati berbunga-bunga, ia sedang good mood, perjuangannya tak sia-sia.
Namun Siti tak sadar ada anak-anak Rakha yang sedang berenang di dalam tubuhnya, saling berlomba lari untuk mencapai 1 telur yang istimewa. Ini adalah yang sangat dikhawatirkan oleh Raja jin waktu itu, Raja memberikan jamu pembersih kandungan berharap semuanya akan baik-baik saja, sayangnya jamu itu malah dibuang oleh Rakha.
***
#Alam jin….
"Bhre, saya mau izin mengembalikan tubuh tunawisma ini sama tubuh beberapa gelandangan dan anak-anak jalanan yang dipinjam anak buah saya kembali ke alam manusia," kata Wira meminta izin.
"Baik, akan kubukakan untukmu portal gaib, oh ya, kau tahu dimana tempat tinggal Siti kan ? Aku sekalian mau nitip sesuatu padamu," jawab Rakha yang sedang sarapan pagi itu.
Setelah Wira berangkat, Rakha melanjutkan makan sajian pencuci piring, beberapa getuk ia masukkan ke mulut, namun makanan manis bertabur kelapa itu terasa tak seenak sebelumnya. Ia lirik kursi yang biasa Siti duduki untuk makan, ia rindu sekali walaupun hanya berpisah sehari.
Tiba-tiba datang sepucuk surat yang dibawakan pengawal kerajaan, Rakha membacanya dengan seksama, "surat pemberhentian resmi," gumamnya membaca kop surat.
"Paduka Raja memberhentikan Pangeran karena Pangeran akan dinikahkan dengan Putri Intan Besi dan tinggal di istana negara mulai sekarang," kata prajurit itu menjelaskan.
"Jadi aku harus meninggalkan tempat ini, Tono ?" tanya Rakha.
"Betul, Pangeran. Pangeran tidak akan bergelar Bhre lagi mulai sekarang, dan Bhre baru akan dilantik minggu depan, juga menempati rumah dinas ini, saya akan membantu Pangeran berkemas hari ini," jawabnya.
Rakha begitu sedih mendengarnya, bibirnya melengkung seakan ingin menangis, namun laki-laki tak tercipta untuk cengeng. Ia bangkit tak menghabiskan makanan pencuci mulutnya menuju salah satu kamar yang ditempati Siti waktu itu, ia melihat kain-kain bekas Siti gunakan di sana tergeletak di atas meja, sudah dicuci bersih dan wangi. Rakha meraih kain selendang merah yang waktu itu Siti gunakan, ia remas dan ia cium dalam-dalam.
Tono mengikuti Rakha masuk ke dalam kamar karena ia memang ingin membantu berkemas, "jika Pangeran mau, saya berikan kotak cantik untuk menyimpan selendang itu," katanya.
"Tidak perlu, Tono, aku akan membawa selendang ini kemanapun aku pergi, berikan saja tas perjalanan untukku," jawabnya.
Tono mengangguk dengan senyuman, "Pak Teguh pernah berkata, mengikhlaskannya untuk pergi adalah bagian dari mencintai, walau kehidupanmu rasanya akan berhenti."
"Aku benar-benar merasa kehidupanku terhenti, Tono," jawab Rakha.
Tono mengambil peti besar untuk memuat barang-barang. Selendang Siti juga akan Rakha bawa pulang. Pernikahan dengan Putri Intan menanti, namun Rakha tak janji ia akan mencintai istrinya itu nanti.
***
#Istana Putri Intan…
"Uwaaaaaaa !!! Aku menang, surat Raja Macan datang, dia memilihku !!! Ayaaaah Ibuuuu… Kakaak… aku yang terpilih, aku yang akan menikah dengan Pangeran Rakha, yes yes yes," sorak wanita cantik bertubuh seksi itu, saking senangnya ia mencak-mencak hingga kepeleset selendangnya sendiri di teras rumah.
'Gedebuk.'
"Putri ! Kau tidak papa ? Kau baik-baik saja kan, Putri ?" tanya para dayang pengiring membantu gadis sabar itu bangun.
Putri Intan bangun sendiri dengan semangat, "aku tidak apa-apa, karena aku senang sekali yeee," jawabnya.
Raja Nalendra dan Ratu menghampiri, keduanya membaca surat dari Raja Adiwangsa yang merupakan Bapaknya Rakha. Keduanya sangat bersemangat mendengarnya, "anakku, kau mendapatkan rezeki nomplok nak," ucapnya.
Pangeran Besi datang, ia adalah Kakak dari Putri Intan, anak sulung Raja Nalendra ini tersenyum tipis menanggapi surat itu, ia senang adiknya akan mendapatkan sosok Pangeran yang terbaik. Namun ia ingatkan adiknya satu hal yang sangat penting.
"Tapi kau harus ingat 1 pantangan, Dik, jangan pernah makan timun gaib nanti bisa-bisa suamimu yang tampan sempurna itu langsung menceraikanmu," katanya.
Putri Intan melirik Kakaknya, "kalau Pangeran dan seorang Putri sudah menikah, mana bisa cerai."
"Bisa saja terjadi, mendingan jujur aja sebelum hari pernikahan berlangsung, daripada nyesel nantinya," ucap Pangeran Besi.
"Tidak perlu, aku tidak akan makan timun sama sekali mulai sekarang dan seterusnya, tenang saja," jawab sang putri sambil cemberut, meskipun ia suka sekali timun gaib, terutama kalau dimakan pake sambel, lalapan dan bebek goreng… hmmm maknyus sekali.
***
#Alam manusia…
Siti diantar pulang naik mobil Mekel pagi-pagi sekali pukul 6 setelah menyelesaikan administrasi dan menebus obat. Ia melihat obat-obatan 3 merek itu, semuanya vitamin, biar badan lebih segar, dokter juga menyarankan jangan sampai telat makan.
"Mungkin gara-gara Siti selama ini jarang ambil jatah makan bergizi gratis dari pemerintah makanya dia pingsan," celetuk Yuli di kursi penumpang depan samping Mekel yang sedang nyetir.
"Lho ?! Kenape elu kayak begitu ?" ucap Babenya Siti bertanya-tanya.
Siti sendiri kaget, seumur-umur ia nggak pernah menyia-nyiakan makanan apalagi makanan gratis. "Katanya Siti diet, Be," kata Yuli.
"Badan kurus begini pake diet lu, kagak ! Babe kagak setuju dah, nggak usah diet-dietan anak Babe ye," kata Babe menegaskan.
"Iye, Be," jawab Siti mesam-mesem.
Sebelum sampai di depan kosan, keempat penumpang mobil sedan mewah itu melihat ada mobil sedan lain terparkir di sana. Mekel langsung berkeringat dingin, ia tahu itu mobilnya Jordan. Pagi ini rencananya Jordan mau ngajak Siti main golf bersama meski Siti selalu menghindar bertemu dan sudah memblokir nomer hp Jordan di WA.
"Lah, itu kan Presiden BEM yak ? Ngapain dia di sini ?" ucap Siti menunjuk.
Tak ada yang menanggapi ucapan itu, Yuli dan Mekel tegang sekali, sedangkan Babe ndomblong menarksir berapa harga kendaraan yang mereka tumpangi. Mekel parkir di dekat mobil Jordan tepat di depan warung sebelah kost mahasiswi ini.
"Makasih ya Mas tumpangannya, ngerepotin," ucap Siti sambil melepas sabuk pengaman. Masih gak nyadar relationship antara ia, Mekel dan Jordan.
"Sit, kayaknya kita jangan turun dulu deh, suasananya nggak enak ini," kata Yuli gigit jari.
"Napa lu ? Jangan lama-lama ngedudukin ni mobil mahal ntar kotor," jawab Siti membuka pintu mobil dan keluar, tak paham seberapa tegangnya Mekel sekarang.
Begitu Mekel membuka pintu, Jordan yang naik pitam langsung berjalan mendekat dan menyeret sahabatnya sendiri keluar dari kendaraan itu ke tengah jalan raya, 'buaaaagh !' sebuah bogeman ia layangkan ke dagu tampan Mekel yang berjanggut tipis.
Mekel terguling, rahangnya sakit sekali, tapi ia bukan mahasiswa yang lemah tak berdaya. Jordan memang sahabatnya, tapi bukan berarti ia akan diam saja digebukin begini, ia akan melawan. Jadi ia segera bangkit dan balik memukul Mekel dengan tangan kosong di pipi sebelah kanan, 'buaaagh,' "aaaahhk," Jordan kini tersungkur di aspal gak rata.
"Aaaaahhhhhh Siti Mekel sama Jordan berantem Sit !! Tulungin !!" pekik Yuli jerit-jerit.
"Weeh dua anak horang kaya berantem depan kosan gue, gue musti videoin nih boar viral haha," ucap Siti langsung mengeluarkan hpnya dan menyalakan kamera.
"Siti, kamu udah gilak apa ? Mereka lagi berantem ngerebutin kamu, Sit, ini semua gara-gara kamu," ujar Yuli mencak-mencak sendiri.
"Ape lu kate ?!! Gue direbutin 2 anak horang kaya ? Yang bener lu ?" ucap Siti terbengong dan tak menyangka.
"Siti, sadar dong, kamu tuh kenapa sih ? Tolongin buruan, Babe tulungin Be," Yuli sangat gemas dengan reaksi yang seperti itu.
Babe pun jadi bertanya-tanya, "heh ? Emang sekaya apa dua anak ini ?"
Babe memang melarang Siti pacaran, tapi kalau laki-laki yang tertarik ini mapan, kaya dan sholeh sih… gak papa kali ya, apalagi kalau serius bakal dinikah kan ia gak perlu susah-susah kepikiran gimana masa depan anaknya yang cantik kurus itu.
"Kagak tau juga aye Be, kagak pernah ngitung dompetnya mereka," jawab Siti.
"Heeeeh !! Itu nggak penting dibahas sekarang," kata Yuli.
Sambil gaplokan si Jordan ngomel, "lu bilang lu nggak suka sama Siti, lu bilang lu sukanya spek Natasha Willona, bangke lu !"
Mekel pun menanggapi sambil menyeka darah di bibirnya, "lu juga bilang lu sukanya sama Faradila Queenza, lu malah ngehina Siti dari awal, munapik lu."
Tiba-tiba Vano datang dari arah yang tidak disangka-sangka, gak ada angin nggak ada ujan mak bedunduk JRENG muncul, suara motor supranya pun gak kedengeran, dan ia langsung menendang perut Jordan demi membela anak bosnya, 'buggh !' "Mek, cepetan pergi dari sini, Mek ! Buruan !!" pekiknya.
sama jin mau... sama nonis mau... udah lah .. Siti nggak ngasih kesempatan buat ku ngejelasin. dah ... pulang lah... dari pada sakit hati... orang yang kamu anggap teman juga nikung tuh...
si bunga kampus kan suka sama Jordan, kenapa nggak diungkap kebenarannya ya... aneh...
dgn berkbeka jualan mas dari raka kan lumayan tuh smpe anak siti mgkin 3th apa 5 th gtu
aku ikut bersedih atas Mekel...
biar pun nggak bisa ngelawan ortu tapi tetep Mekel yang terbaik...
Siti Nggak jujur, suatu saat pasti ketahuan juga kalo itu bukan anak Jordan.
emang ortu Jordan ngijinin Jordan log in ya... sanksi gw...
btw kak apa nanti anaknya berwujud atau gaib ya?