NovelToon NovelToon
The Stoicisme

The Stoicisme

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Berbaikan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyudi0596

Shiratsuka mendecak, lalu membaca salah satu bagian esai yang ditulis Naruto dengan suara pelan tetapi jelas:

"Manusia yang mengejar kebahagiaan adalah manusia yang mengejar fatamorgana. Mereka berlari tanpa arah, berharap menemukan oase yang mereka ciptakan sendiri. Namun, ketika sampai di sana, mereka menyadari bahwa mereka hanya haus, bukan karena kurangnya air, tetapi karena terlalu banyak berharap."

Dia menurunkan kertas itu, menatap Naruto dengan mata tajam. "Jujur saja, kau benar-benar percaya ini?"

Naruto akhirnya berbicara, suaranya datar namun tidak terkesan defensif. "Ya. Kebahagiaan hanyalah efek samping dari bagaimana kita menjalani hidup, bukan sesuatu yang harus kita kejar secara membabi buta."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyudi0596, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Saat Naruto masih berbicara dengan timnya, tiba-tiba suara yang familiar terdengar di belakangnya.

"Sepertinya ini takdir, ya?"

Naruto menoleh dan melihat Shindo Renji, sosok yang tidak asing baginya. Pria itu berdiri dengan tangan di saku, mengenakan seragam SMA Seiseki, dengan tatapan tajam namun penuh rasa hormat.

"Jadi... kita bertemu di final," lanjut Shindo dengan nada datar, tetapi jelas membawa semangat persaingan yang membara.

Mata Naruto sedikit menyipit, kemudian dia menyeringai kecil. "SMA Seiseki, ya? Seharusnya aku sudah menduga kalau kalian juga akan sampai sejauh ini."

Shindo mengangguk. "Kami juga mengincar posisi puncak. Tahun lalu kami hanya mencapai semifinal. Kali ini, target kami adalah juara."

Suasana di sekitar mereka terasa lebih berat. Tim SMA Sobu yang awalnya masih merasakan euforia kemenangan kini mulai merasakan tekanan yang sesungguhnya. SMA Seiseki bukanlah lawan biasa. Mereka adalah tim yang dikenal memiliki strategi luar biasa dan pemain yang disiplin.

Sayaka menelan ludah, merasa sedikit tegang. Reina merapatkan kedua tangannya, mencoba menenangkan diri. Sementara Takumi hanya diam, tapi ekspresi seriusnya menunjukkan bahwa dia benar-benar memahami betapa sulitnya pertandingan ini nanti.

Naruto menghela napas, lalu menatap langsung ke mata Shindo.

"Kalau begitu, ayo bertanding habis-habisan."

Shindo menyeringai. "Tentu saja. Aku ingin melihat siapa yang lebih kuat di antara kita sekarang, Naruto."

Dengan perasaan tegang, antisipatif, dan semangat membara, pertandingan final antara SMA Sobu dan SMA Seiseki akhirnya akan dimulai.

Setelah Shindo Renji kembali ke timnya untuk memberikan arahan, Naruto menatap keempat anak didiknya yang masih bersemangat setelah pertandingan berat sebelumnya. Namun, sebelum mereka terlalu larut dalam ketegangan, dia memutuskan untuk menguji tekad mereka.

"Tujuan kita sudah tercapai," ucap Naruto dengan nada santai. "Kita sudah menembus batas yang sebelumnya tidak pernah dicapai SMA Sobu. Kalian bisa menikmati pertandingan ini tanpa beban. Tidak perlu khawatir, klub Shogi tidak akan bubar karena kita sudah membuktikan bahwa kita layak."

Keempat anggota timnya terdiam sejenak. Tatapan mereka awalnya tampak bingung, tetapi hanya butuh beberapa detik sebelum keteguhan mereka menyala lebih kuat dari sebelumnya.

Sayaka mengepalkan tangannya. "Senpai, kalau kau berpikir kami akan puas hanya sampai di sini, kau salah besar!"

Asumi mendengus. "Tinggal satu langkah lagi. Apa kau pikir kami akan membiarkan sejarah ini berhenti di sini?"

Reina menatap Naruto dengan sorot mata tajam. "Kami tidak datang sejauh ini hanya untuk berhenti sebelum mencapai puncak."

Bahkan Yuuto, yang biasanya lebih tenang, ikut berbicara. "Kami ingin lebih dari sekadar rekor baru. Kami ingin mencetak sejarah!"

Naruto menatap mereka satu per satu, membaca tekad dalam mata mereka. Kemudian, dia menyeringai. Ada rasa bangga yang menghangat di dadanya. Mereka bukan lagi anak-anak yang dia bimbing dari awal—mereka telah tumbuh menjadi petarung sejati.

"Baiklah," Naruto akhirnya berkata, nada suaranya kini lebih serius. "Kalau begitu, kita akan merebut kemenangan ini dengan segala yang kita punya."

Keempatnya mengangguk serempak. Hiratsuka sensei, yang menyaksikan dari samping, hanya bisa tersenyum kecil sambil menyilangkan tangan.

Kini, pertandingan final benar-benar dimulai.

Begitu pertandingan dimulai, suasana ruangan langsung terasa mencekam. Lawan pertama Sayaka adalah Daigo Asakura, pemain berbakat dari SMA Seiseki yang tahun lalu mendapatkan julukan "Benteng Tak Tertembus". Ia terkenal karena pertahanan absolutnya yang hampir mustahil ditembus.

Sayaka duduk dengan percaya diri, tetapi matanya tajam, membaca setiap gerakan lawannya dengan cermat. Sementara itu, Daigo hanya tersenyum kecil, percaya diri seperti biasanya.

"Mari kita lihat apakah kau bisa menembus bentengku," ucap Daigo dengan nada menantang.

Sayaka tidak membalas, hanya mengatur napasnya sebelum memulai.

—Langkah pertama, langkah kedua…

Permainan berjalan sengit. Daigo, seperti julukannya, membangun formasi pertahanan yang rapat dan solid, membuat sulit bagi Sayaka untuk menembusnya. Sekilas, tampak seolah permainan akan berakhir seperti tahun lalu, dengan lawannya kehabisan opsi sebelum bisa menyerang.

Namun, Sayaka bukan lawan yang bisa diremehkan.

Alih-alih mencoba memecah pertahanan langsung, ia menggunakan strategi yang selama ini dia pelajari dari Naruto—permainan adaptif dan agresi terukur. Dengan gesit, ia mulai mengatur bidaknya, memancing Daigo untuk menggerakkan bentengnya sedikit demi sedikit.

—Langkah ke-20…

Hiratsuka sensei mulai menggigit jarinya, tegang melihat permainan Sayaka yang begitu agresif. Bahkan Naruto, yang duduk di samping, hanya tersenyum samar sambil memperhatikan dengan seksama.

—Langkah ke-30…

Daigo mulai menyadari ada yang salah. Bentengnya perlahan tapi pasti mulai terkikis. Wajahnya yang awalnya percaya diri kini berubah serius.

—Langkah ke-35…

"Shōgi-mate."

Seluruh ruangan terdiam.

Sayaka menghancurkan benteng tak tertembus itu hanya dalam 35 langkah!

Para penonton dari sekolah lain yang mengamati pertandingan terbelalak kaget. Ini bukan hanya kemenangan biasa—ini adalah rekor baru dalam menaklukkan Daigo Asakura!

Daigo terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya menghela napas dan tersenyum kecil. "Kau benar-benar lawan yang luar biasa…"

Sayaka berdiri dengan percaya diri, lalu menatap ke arah Naruto. Mata mereka bertemu, dan Sayaka menyeringai, seolah berkata, "Bagaimana? Aku sudah cukup tajam sekarang, kan?"

Naruto hanya menyeringai lebih lebar. "Bagus, tapi jangan cepat puas."

Dengan kemenangan pertama ini, SMA Sobu unggul 1-0. Namun, pertarungan belum berakhir—mereka masih harus memenangkan satu pertandingan lagi untuk mengamankan gelar juara!

Saat giliran Yuuto maju ke papan shogi, suasana kembali tegang. Ia berhadapan dengan Ayane Takasugi, seorang pemain berbakat dari SMA Seiseki yang dikenal dengan julukan "Pemegang Kendali Penuh". Tahun lalu, ia menjadi momok bagi banyak pemain dengan gaya bermainnya yang tenang, metodis, dan penuh kontrol.

Naruto mengamati Yuuto dari tempat duduknya. Ia tahu bahwa muridnya ini memiliki gaya permainan Sacrifice and Slash—strategi yang mengorbankan beberapa bidak untuk menciptakan celah fatal di pertahanan lawan. Jika digunakan dengan sempurna, strategi ini bisa menghancurkan bahkan pemain terkuat.

Namun, Ayane bukan lawan sembarangan.

—Langkah pertama, langkah kedua…

Yuuto langsung mengambil inisiatif, mengorbankan satu perwira untuk mengacaukan ritme permainan Ayane. Namun, bukannya panik, Ayane justru tersenyum tipis.

Ia menerima pengorbanan itu tanpa kehilangan kestabilan. Perlahan tapi pasti, Ayane mulai mengendalikan papan. Setiap kali Yuuto mencoba membuka celah, ia langsung menutupnya seolah sudah membaca langkah itu sebelumnya.

—Langkah ke-20…

Naruto mulai menyipitkan mata. Yuuto dalam masalah.

Sayaka dan Reina yang duduk di bangku cadangan juga merasakan hal yang sama. Yuuto sudah masuk ke dalam permainan Ayane, bukan sebaliknya. Lawannya terus memotong strategi Sacrifice and Slash yang biasanya menjadi senjata andalannya.

—Langkah ke-35…

Yuuto mencoba satu langkah terakhir yang lebih agresif, tapi Ayane sudah mengantisipasinya.

—Langkah ke-40…

"Shōgi-mate."

Yuuto menegang sejenak, lalu menghela napas panjang. Dia kalah.

Hiratsuka sensei menghela napas pelan, sementara para pemain SMA Sobu menundukkan kepala sejenak. Namun, Naruto tetap tersenyum tipis. Kekalahan ini memang menyakitkan, tapi Yuuto sudah memberikan yang terbaik.

Saat kembali ke tim, Yuuto menatap Naruto dengan ekspresi menyesal. "Maaf, aku gagal."

Namun, Naruto hanya menepuk bahunya dan berkata, "Jangan menyesal. Kau sudah bertarung dengan baik, hanya saja lawanmu lebih baik kali ini."

Yuuto mengangguk, menerima kekalahannya dengan kepala tegak.

Sekarang, kedudukan menjadi 1-1.

Pertandingan terakhir akan menentukan siapa yang akan menjadi juara!

Dan pemain terakhir yang akan maju untuk SMA Sobu adalah… Reina!

1
Bayuon So7
Gas bang, semoga aman dan sehat selalu biar bisa update terus
Rainbow Scorpion Venom
waaaah, gurunya jomlo,
makanya jangan ngintip, jadi iri kan tuh
Tessar Wahyudi: haha, sehatt kabarnya bang
total 1 replies
Rainbow Scorpion Venom
thor udah ku kasih bintang 5 yaa!
Tessar Wahyudi: Terima kasih, semoga semakin terpikat seiring bab yang terupdate.
total 1 replies
Rainbow Scorpion Venom
ceritanya anti mainstream alurnya lain daripada yang lain mantaplah pokoknya!
Tessar Wahyudi: makasih banyak, ke depannya semoga terhibur dan bersabar ya. karena update cuma bisa 1 bab per hari
total 1 replies
Eka Junaidi
Bisa update 2 chapter sehari penasaran saya kelanjutannya, serius.
Rainbow Scorpion Venom
itu sika udah mati kah ?
Rainbow Scorpion Venom: ok thor
Tessar Wahyudi: sabar ya, saya buat plotnya dulu biar gak melenceng dari Series ini. kemungkinannya bulan 6 atau Tujuh lah saya Upload. bikin banyak langsung biar gak putus di tengah jalan.
total 4 replies
Eka Junaidi
lanjut teruss
Tessar Wahyudi
Semoga bisa teruss update rutin, gak apa-apa satu hari satu chapter yang penting Istiqomah. semangat terus.
Eka Junaidi
saya baca ada yang janggal, seperti ada yang kurang. coba di koreksi lagi di chapter terakhir
Nekofied「ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ」
untung bukan sayaka 🗿
Tessar Wahyudi: Nanti juga sedikit-sedikit dikasih tahu kok, sabar aja. Aku cuman bisa Update satu hari satu chapter soalnya, ngisi buat 3 karya.
Tessar Wahyudi: ah nanti terjawab seiring cerita berjalan
total 4 replies
Eka Junaidi
Masih dipantau, semoga gak macet seperti karya lainnya. atau semoga semuanya bakal di lanjutkan lagi.
Eka Junaidi
Itu sinar matahari pagi atau sore, kok dia akhir Naruto menemukan dokumen Yamato hanya dalam waktu satu jam setengah. jika Naruto Dateng pagi jam setengah enam, setidaknya waktu baru menunjukkan pukul tujuh pagi. jadi itu adalah typo.
Eka Junaidi
mantap, semangat nulisnya bro
anggita
like👍pertama... 👆iklan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!