NovelToon NovelToon
Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Matabatin / Single Mom / Obsesi / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Enigma Pena

Impian memiliki rumah tangga harmonis ternyata harus berakhir di usia pernikahan yang ke 24 tahun. Handi sosok suami yang di harapkan bisa melindungi dan membahagiakannya, ternyata malah ikut menyakiti mental dan menghabiskan semua harta mereka sampai tak tersisa. Sampai pada akhirnya semua rahasia terungkap di hadapan keluarga besar ayah dan ibu Erina juga kedua anak mereka yang beranjak dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enigma Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiada hari tanpa masalah

TIN ! TIN ! TIN !

Suara klakson mobil mas Yoga terdengar sampai ke dalam rumah. Bahkan mungkin terdengar sampai ke rumah tetangga di belakang rumah ini. Perumahan milik mertua Erina berukuran minimalis. Dengan luas tanah 98m dan bangunan 80m terlihat sangat berdempetan antara satu dengan yang lain. Tapi untungnya rumah ini berlantai 2. Jadi hanya ada 1 kamar di bawah. Kamar bapak dan ibu mertuanya.

"Alhamdulillah pas waktunya. Semua sudah matang. Kopi dan teh sudah siap. Tinggal menunggu makan bersama," gumam Erina

"Tante Elina...liat nih ito beli ini dong," teriak Dito sambil memamerkan mainan yang baru di belinya

"Wah... Keren banget mainannya. Beli di mana itu?" tanyaku berusaha mengakrabkan diri

"Di emol. Tadi cemua ke emol. Beli mainan telus makan ayam goleng. Ito lapal tadi tante," ocehnya lancar

"Sip... Dito memang pinter. Dito mau teh manis gak? Nanti tante ambilin deh,"

"Gak ah, tadi udah makan esklim. Ito mau main dulu,"

Dito berlari ke arah ruang tengah

"Dek Er.. Ada kopi gak ya?" mba Lita masuk ke arah dapur

"Itu ada kopi yang di mug mba. Sudah aku siapkan. Makan dulu yuk mba. Aku tadi masak telor dadar, sayur tauge santan ada tempe goreng juga."

"Asikkk.... Mba jadi kepengen makan dek. Mba bawa kopi ke depan dulu ya. Ini mug kopinya ada 2, mba bawa semuanya ya,"

"Iya mba. Bawa aja. Aku mau siapkan piring dulu,"

Brakkkk !

Suara hempasan pintu di tutup membuatku kaget bukan main. Ku berlari ke ruang tengah, tidak ada apa-apa.

"Tante cali apa?" tanya Dito sambil bermain block di ruang tengah. " Tante kaget ya? Itu bulek Maya yang tutup pintu "

"Ooo... Ok. Makasih ya Dito," ucapku

Aku kembali ke dapur untuk menyiapkan peralatan makan

"Dek, mba mau makan ya.." mba Lita mengambil piring yang sudah ku siapkan di atas meja makan.

"Mba, itu tadi mba Maya? Kenapa dia?" tanyaku penasaran sambil duduk di sebelah mba Lita

"Biasa dek, kalau habis debat kayak gitu. Sama semua sekeluarga di sini, keras kepala ."

"Memangnya habis berantem sama siapa mba?"

"Siapa lagi, ya sama mas mu. Mas Handi"

"Aduh...runyam ini urusannya. Masalah sama ibu aja belum selesai, sekarang malah di tambah masalah sama mba Maya. Kacau."

"Bu, ayo makan bareng, dek Erin udah masak banyak. Enak-enak banget semuanya. Lita sampai nambah ini," ajak mba Lita begitu melihat ibu masuk ke ruang tengah.

Tapi kok...loh..loh..loh... Wajah ibu cemberut lagi. Persis kayak kejadian mudik kemarin. Capek juga tinggal di rumah yang isinya pemarah semua

"Gak. Ibu gak mau makan. Gak laper." tolak ibu dengan suara tegas.

"Ya sudah, Lita lanjut makan ya bu,"

Aku tak banyak bicara. Hanya bisa menghela nafas melihat kekacauan di dalam keluarga suamiku. Ibu masuk ke dalam kamarnya dengan membawa tas jinjing yang baru di beli sebelum mudik kemarin.

Setelah menikah aku tinggal di rumah mamah selama 6 bulan, dan saat ini aku sudah tinggal di rumah mertua selama 3 bulan. Situasi di rumah mertua berbeda jauh dengan di rumah mamah. Emosi penghuni rumah mungkin berpengaruh pada kondisi rumah yang kita tempati

"Tuh, oleh-oleh buat mamah mertuamu," Ibu menggeser sebuah plastik warna merah ke arah mas Handi

"Gak perlu padahal bu. Toh mamah tinggal sendiri, gak ada yang makan nanti," mas Handi menolak dengan nada kesal

"Itu sudah di belikan bapakmu. Masa gak di kasihkan ke mertuamu," sahut ibu masih dengan nada yang sama

"Ya sudah. Aku ambil ini. Terima kasih ya bu. Sudah inget mertuaku," jawab mas Handi dengan terpaksa

Aku tidak berani keluar kamar. Suara di bawah terdengar sampai ke atas, karena di rumah ini tidak banyak terdapat barang yang bisa meredam suara. Hanya kursi tamu dan meja kecil untuk tv . Jadi suara obrolan terdengar menggema sampai ke kamar atas

"Aku mau ke rumah mamah dulu bu. Handi sama Erina juga belum lebaran ke sana, sekalian bawa ikan laut pesanan mamah. Mungkin aku nginep semalam. Besok siang atau sore balik lagi ke sini," pamit mas Handi di jawab anggukan ibu

"Erina... Ayo kita ke mamah," teriak mas Handi dari lantai bawah

Aku yang memang sudah siap dari tadi segera keluar kamar dengan menenteng tas kecil. Sebelum turun ke tangga, ku sempatkan mengetuk pintu kamar mba Maya dengan pelan

Tok tok tok...

"Mba...mba Maya... Mba sudah tidur ya? Erina pergi dulu ya mba. Mau ke rumah mamah." pamitku dari balik pintu

Aku pura-pura tidak mengetahui keributan antara mba Maya dan suamiku. Aku tetap menghargainya karena dia kakak iparku. Aku juga tetap pamit dengan mencium tangan ibu, walaupun ibu menerimanya dengan wajah cemberut.

1 malam kami menginap di rumah mamah. Kedatangan kami sudah di tunggu mamah dan mas Reno. Mamah sudah menyiapkan ketupat lengkap dengan lauknya. Walaupun lebaran sudah lewat 1 minggu, tapi stok lauk sudah di siapkan mamah dari jauh hari

1
Bông xinh
Gak bisa berhenti!
iza
Aku merasa terhubung dengan setiap adegannya.
Suzy❤️Koko
Keren! Bagus banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!