NovelToon NovelToon
Janda Muda Dan Brondong Tampan.

Janda Muda Dan Brondong Tampan.

Status: tamat
Genre:Berondong / Janda / Cerai / Tamat
Popularitas:891.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: selvi serman

Di sebut wanita mandul memang sangatlah menyakitkan bagi wanita manapun tak terkecuali Fana. kata mandul hampir setiap hari menjadi santapan sehari-hari bagi wanita cantik itu. suami yang sepantasnya memberi dukungan bahkan seharusnya menjadi tempat untuk mengadu seakan mendukung ibunya, dan itu semakin membuat Fana merasa semakin terpojokkan.


Hingga suatu saat pekerjaannya seolah mendekatkan dirinya dengan seorang pria muda yang merupakan model di agensinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Will you marry me???.

Dua bulan berlalu,

Hubungan Fana dan Riza pun semakin hari semakin dekat bahkan di hari pernikahan Indah tepatnya sebulan yang lalu, Riza memperkenalkan Fana sebagai kekasihnya di depan semua anggota keluarganya, termasuk anggota keluarganya yang berasal dari luar ibu kota. semua anggota keluarga Riza menerima kehadiran Fana dengan baik, jika ada waktu luang mereka bahkan meminta Riza untuk mengajak Fana main ke kota Malang.

Sampai dengan saat ini Fana masih menjadikan studio sebagai tempat tinggalnya, karena keserakahan mantan ibu mertuanya ia tak memiliki uang yang cukup untuk membeli sebuah rumah untuk hunian baru. perjanjian di awal di mana seharusnya uang hasil penjualan rumah di bagi dua antara ia dan indra, kenyataannya tak sepeserpun di berikan oleh Bu Rina untuk dirinya. tidak ingin berurusan lagi dengan mantan ibu mertuanya, Fana akhirnya memilih mengikhlaskannya, bagi Fana akan lebih baik mengalah dari pada ia kembali bersitegang dengan mantan ibu mertuanya, bisa jadi hanya makian yang akan di didapatkannya.

*

Malam ini Riza mengajak Fana ke suatu tempat yang ia sendiri tidak tahu kemana.

"Sebenarnya kita mau kemana sih, Za???." tanya Fana penasaran. Kini keduanya berada di perjalanan menuju suatu tempat, dengan kondisi kedua mata Fana di tutup oleh Riza menggunakan sebuah sapu tangan berwarna merah.

"Ke suatu tempat." Fana nampak mengerucutkan bibirnya saat jawaban yang diberikan Riza menggantung dan itu justru semakin membuatnya penasaran.

"Iya tahu, tapi maksud aku tempatnya itu di mana, Rizaidan Fathariano????."

"Sabar sayang, sebentar lagi kita juga akan tiba." lanjut ujar Riza saat menyaksikan Fana semakin mengerucutkan bibirnya dan itu terlihat begitu menggemaskan di mata Riza, jika ia tidak sedang fokus mengemudi mungkin saat ini pria itu sudah melu_mat bibir mungil Fana yang berwarna merah jambu nan menantang baginya tersebut.

Kurang lebih empat puluh lima menit kemudian.

"Kita Sudah sampai ya????." tebak Fana saat merasakan mobil Riza berhenti di suatu tempat.

"Iya sayang...." Jawab Riza dengan nada yang terdengar begitu lembut. "Eits....jangan di buka dulu penutup matanya!!!." Riza mencekal tangan Fana yang hendak membuka penutup matanya.

"Kok gitu sih, kan udah sampe?." rengek Fana, yang merasa kepalanya sudah hampir puyeng akibat menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan kondisi mata tertutup seperti itu.

"Sebentar lagi!!!."

Riza turun lebih dulu, dengan langkah lebar Riza mengitari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Fana.

"Ayo turun!!." Riza menggenggam salah satu tangan Fana untuk menuntun wanita itu turun dari mobil, mengingat saat ini kedua matanya masih dalam kondisi tertutup.

"Sebenarnya kita ada di mana sih, Za???." di sela langkahnya Fana yang di Landa rasa penasaran masih saja mencecar Riza.

"Sebentar lagi kamu juga akan tahu, kita ada di mana sekarang."

Tak lama kemudian, Fana menghentikan langkahnya di saat Riza memintanya untuk berhenti.

Detik-detik di mana Riza hendak membuka penutup matanya, Fana merasa jantungnya berdebar tak menentu apalagi suasana hening, namun sepintas Fana mendengar seperti ada desiran ombak di pantai.

"Sekarang kamu boleh buka mata, sayang!!!." pinta Riza.

Dengan jantung yang masih berdegup tak menentu, perlahan Fana membuka kedua matanya.

Fana dibuat takjub sekaligus terharu saat kedua bola matanya di suguhkan pemandangan indah, di mana Riza telah menyiapkan satu meja khusus untuk mereka dinner malam ini di sebuah restoran yang bertema outdoor tepatnya berada di tepi pantai, Riza bahkan sengaja membooking tempat itu hingga tak ada tamu lain selain mereka berdua di sana.

"Bagaimana kamu bisa tahu, jika aku menyukai suasana di tepi pantai????." beberapa saat menikmati pemandangan indah di depan mata, Fana menoleh ke samping di mana saat ini Riza tengah berdiri dengan posisi memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku celananya.

Riza menatap Fana dengan tatapan dalam, kini manik mata hitam milik Riza di penuhi oleh wajah cantik Fana lalu kemudian berkata. "Empat tahun rasanya cukup bagiku untuk tahu semuanya tentang dirimu, Nirfana aurelia."

"Duduklah!!." beberapa saat kemudian Riza menarik salah satu kursi kemudian mempersilahkan Fana untuk menempatinya, sebelum kemudian ia pun turut mendaratkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan sang pujaan hati.

Tak berselang lama Riza mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dari saku jasnya kemudiaan beranjak dari duduknya. Pria itu berlutut dengan salah satu kakinya sementara salah satu kakinya yang lain digunakan untuk penopang. " Will you marry me??." ucap Riza tepat dihadapan Fana dengan tatapan penuh cinta.

Mendapat kejutan yang tidak disangka Sebelumnya, berhasil membuat kedua bola mata Fana nampak berkaca-kaca.

Fana merubah posisinya jadi berdiri lalu membantu Riza untuk menegakkan tubuhnya.

Cukup lama Fana membalas tatapan dalam Riza, kemudian berkata. "Aku bersedia."

Tanpa banyak berkata-kata Riza membawa tubuh Fana ke dalam pelukannya. "Thank you, sayang." untuk beberapa saat Riza memejamkan kedua matanya seakan menikmati pelukan hangat mereka, di mana Fana pun membalas pelukannya.

"Za...." Masih di dalam pelukan Riza, Fana berseru hingga membuat Riza melerai pelukannya untuk memberi Jarak.

"Apa cinta kamu akan tetap sebesar ini walau pada akhirnya aku tak bisa memberi keturunan untukmu???." ujar Fana dengan tatapan berubah sendu.

"Sayang.... Seorang anak murni anugrah dari Tuhan, jika tuhan menghendaki kita memiliki keturunan maka tidak ada yang tidak mungkin. namun jika tuhan belum mengizinkan kita memiliki keturunan, itu tidak akan merubah perasaanku padamu, Nirfana aurelia."

Fana tak sanggup lagi menahan air mata harunya mendengar semua ungkapan Riza, pria muda yang dulu sering dipanggilnya dengan sebutan bocil ternyata memiliki pemikiran yang bijak dan juga dewasa.

Kali ini bukan lagi Riza yang membawa tubuh Fana ke dalam pelukannya namun sebaliknya Fana sendiri yang membawa tubuhnya ke dalam pelukan hangat Riza.

"Cup."

Kecupan sayang didaratkan Riza di puncak kepala Fana.

"Beberapa bulan lagi aku akan segera menyelesaikan pendidikanku dan rencananya dalam waktu dekat ini aku akan menemui kedua orang tua kamu, kalau untuk tanggung jawab di perusahaan masih ada papa dan juga asisten Adnan yang akan menghandle urusan di sana. Aku akan melamar mu pada kedua orang mu, Fana, dan aku juga sudah menyampaikan niatku ini pada kedua orang tuaku dan mereka setuju." ungkap Riza setelah mereka kembali menempati tempat duduk semula.

Fana mengangguk setuju.

Setelah menyematkan cincin dijari manis Fana, malam ini keduanya menikmati dinner romantis sembari menikmati hembusan angin laut serta suara ombak yang menenangkan di tepi pantai.

Pukul sepuluh malam, hembusan angin terasa semakin dingin. Riza membuka jasnya kemudian beranjak untuk menutupi tubuh Fana, ketika melihat wanita itu tengah melipat kedua tangan di depan da_da.

"Sebaiknya kita pulang sekarang, anginnya semakin dingin!!!." ajak Riza dan Fana pun mengiyakannya.

*

"Papa juga tidak masalah mah jika Riza ingin menikah muda. menurut papa, sebagai seorang pria lebih baik menikah muda daripada menghabiskan waktu muda dengan bersenang senang dalam hal yang negatif." komentar papa Gala saat istrinya bertanya tentang putra bungsu mereka, Riza.

"Iya pah. Mama juga sudah meminta Riza untuk menemui kedua orang tuanya Fana, akan lebih baik jika Riza bertemu dan bicara lebih dulu pada kedua orang tuanya Fana sebelum kita datang untuk melamar secara resmi, kan gak lucu pah ujug-ujug kita datang melamar anak orang, tanpa mereka mengenal anak kita lebih dulu." komentar mama Susan dengan terkikik kecil, membayangkan kebingungan di wajah calon besannya saat mereka tiba-tiba datang melamar tanpa mengenal Riza lebih dulu.

1
Kurnaesih
tok tok asalamualaikum Thor mampir
Qaisaa Nazarudin
Nah kan ku bilang juga apa..Shaka sih BODOH gak paham dengan setiap kali PENOLAKAN pacarnya untuk di ajak menikah..
Qaisaa Nazarudin
Jangan bilang yg mau tunangan itu pacarnya Shaka dengan lelaki lain..
Qaisaa Nazarudin
Ternyata JODOH MEMANG GAK PERNAH SALAH ALAMAT..
Qaisaa Nazarudin
SUDAH SAATNYA KAMU KELUAR DARI PUSARAN MASA LALU,INGAT SEKARANG KAMU UDAH PUNYA MASA DEPAN UTK KAMU PERHATIKAN..
Qaisaa Nazarudin
Lumayan
Qaisaa Nazarudin
Kenapa Marissa gak jujur aja ttg perlakuan Mertua dan Indra ke dia selama ini..
Qaisaa Nazarudin
Kayaknya Marissa menghindar untuk menjaga MERTUA nya yg sakit..🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Nah kan ku bilang juga apa...Untuk Pertama kali nya Aku mendukung perbuatan jahat mantunya .😃😃😂😂
Qaisaa Nazarudin
Iya nanti kamu pamer ke Indra dan MANTAN mertua kamu Perut besar kamu itu..Sedang kan Mantan MERTUA kamu pasti lagi on the way kena penyakit Struk tuh ulah mantu baru nya..😂
Qaisaa Nazarudin
Tuhan juga tahu saat yg tepat untuk menitipkan anugerahnya ke Fana,Karena SUAMI dan MERTUANYA baik semua,Makanya tuhan menitipkan kepercayaan itu Untuk kalian..Berbeda saat bersama Indra dulu..
Qaisaa Nazarudin
Yeeezzz akhirnya Fana Hamil..👏👏👍👍🥰🥰💃💃💃💃
Qaisaa Nazarudin
Ya untuk menghadapi nenek sihir seperti itu,kamu juga harus cosplay jadi nenek sihir..😂😜
Qaisaa Nazarudin
HARUSNYA dari dulu kamu itu bersikap TEGAS dengan ibu ndra..Inu kamu TERLALU JAUH masuk campur dlm RUMAH TANGGA kamu..Belom tentu juga Fana yg mandul, bagai mana kalo Indra yg mandul?? ckkk
Qaisaa Nazarudin
Kenapa?? IRI kamu??!! 🙄🙄🙄
SLina
ayah indra kah?
SLina
giliran shalat g jamaah krn blm halal. giliran berduan n ganti baju didepan kekasih udh halal keknya
SLina
emg ada begitu, cuma krn ibu g suka lalu lansung ditalak? katanya cinta, knp g diperjuangkan. cuma harus lbh tegas sama ibunya kok
SLina
bukan ibu atau pelakor y menjd faktor utama kesakitan istri. tapi suami y labil, tdk tegas dan bahkan berpaling hati adalah penyebabnya
Hasmina Nita
sabar y mb Dana,, indah pd waktunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!