Zhi Tian hanyalah anak yatim-piatu buta yang sejak kecil hidup menyendiri di pesisir pantai.
Disuatu hari tanpa sengaja Zhi Tian menyelamatkan seorang pria yang terdampar didekat rumahnya. Pria itu bernama Shan Lao, yang ternyata merupakan kultivator paling hebat di benuanya.
Keberadaan Shan Lao mengubah hidup Zhi Tian, berkatnya ia bisa melihat kembali. Tidak hanya sampai di sana, Zhi Tian juga diajarkan banyak ilmu beladiri dari pria tersebut.
Zhi Tian yang sudah dibekali ilmu beladiri kemudian mulai mengejar cita-citanya yang ingin melihat seluruh dunia.
Ini adalah cerita Zhi Tian, seorang anak laki-laki dari pulau terpencil yang menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan konflik dan peperangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 20 — Kecemasan Zhi Tian
"Kenapa wajahmu begitu lesu?"
Shan Lao mengerutkan dahinya saat Zhi Tian keluar dari kamarnya dengan wajah yang terlipat.
"Aku masih belum berhasil menemukan titik meridianku Paman, ini sudah terlalu lama." Zhi Tian menghela nafas panjang.
"Lama?" Shan Lao tertawa kecil. "Ini baru dua minggu kau mencarinya dan kau mengatakan lama?"
Shan Lao tidak menyembunyikan tawanya yang semakin keras bahkan eskpresinya mulai menunjukkan kebahagiaan.
"Paman, kenapa kau begitu senang, padahal aku sedang kesusahan?" Zhi Tian tersenyum kecut.
"Memang siapa yang dulu pernah mengatakan menjadi kultivator bukan sesuatu yang sulit, kini kau bisa merasakan betapa tidak mudahnya menjadi seorang kultivator bukan..." Shan Lao terus tertawa.
Zhi Tian menggaruk kepalanya, wajahnya semakin kusut.
Shan Lao menghela nafas sesudah tawanya sedikit mereda, ia menepuk pundak Zhi Tian pelan. "Tidak perlu pesimis, seperti yang aku katakan dulu, membuka meridian memang membutuhkan banyak waktu jadi kau harus bersabar. Jika kau berhasil melakukannya dalam waktu singkat, justru aku yang akan protes pada langit."
Shan Lao menceritakan saat dirinya membuka meridian pertamanya, ia memerlukan waktu sekitar satu tahun sementara untuk meridian kedua, dirinya membutuhkan tiga tahun lamanya.
"Di meridian ketiga butuh lima tahun lalu meridian ke empat sampai tujuh tahun... Semakin banyak meridian yang sudah terbuka maka durasi waktunya akan semakin lama... Di meridian terakhir, aku bahkan memerlukan waktu sampai puluhan tahun." Jelas Shan Lao.
Zhi Tian terpana mendengar cerita tersebut, "Sampai selama itu?"
"Ya, dan harus kau ingat aku termasuk orang yang berbakat di dunia kultivator jadi kau tidak perlu merasa putus asa lagi..." Shan Lao mengingatkan Zhi Tian bahwa semua kultivator juga pernah di posisi Zhi Tian yaitu merasa frustasi ketika belum menemukan titik meridian mereka.
Shan Lao juga menambahkan bahwa di dunianya tinggal, tidak ada kultivator yang mencapai Kelas D di usia 9 tahun seperti Zhi Tian.
"Eh, bukankah seharusnya kekuatanku berada di Kultivator Kelas E Paman?" Zhi Tian tidak ingat kapan dirinya bisa menerobos ke tingkatan Kelas D pasalnya beberapa minggu lalu ia baru saja memasuki tingkat Kelas E.
"Tidak, kau sudah menjadi Kultivator Kelas D sejak awal, lebih tepatnya saat kau berhasil menempa 20% fisikmu."
Shan Lao lupa menceritakan bahwa seseorang bisa dikatakan menjadi Kultivator Kelas D ketika mereka mempunyai 30 benang qi di dantian mereka dan telah menempa fisiknya.
Masalahnya Zhi Tian sudah memenuhi syarat tersebut bahkan jumlah qi'nya sepuluh kali lipat dari syarat yang sudah ditentukan.
"Intinya, yang ingin aku katakan padamu adalah kau tidak boleh berhenti melangkah, sesuatu akan terasa jauh lebih sulit jika kau hanya memikirkan dan tidak pernah mengusahakannya jadi tetaplah berjuang."
Zhi Tian mengangguk, merasa sedikit termotivasi mendengar penjelasan dari Shan Lao. "Terimakasih Paman, aku tidak akan menyerah."
"Bagus, aku suka semangatmu..." Shan Lao mengeluarkan sebuah pancingan dari cuncin ruangnya. "Mari kita memancing, tidak ada salahnya kalau kau berisitirahat dan menghibur diri sejenak."
"Memancing, bukankah kemarin sudah Paman? Tunggu dulu, sepertinya pancingan itu terlihat berbeda?"
"Kau cukup jeli juga..." Shan Lao tersenyum bangga lalu menjelaskan bahwa pancingannya kali ini merupakan hadiah dari Kepala Desa.
"Dari Kakek Yue?!" Zhi Tian terkejut.
"Benar, aku baru mendapatkannya kemarin saat dia berkunjung kesini."
Semenjak insiden serangan serigala itu, Kepala Desa beberapa kali menyempatkan waktunya ke rumah Zhi Tian. Alasannya kesini yang tak lain karena ingin mempererat hubungannya dengan anak kecil tersebut.
Memang saat Kepala Desa datang, ia selalu membawa hadiah untuk bocah tersebut seperti mainan atau makanan yang biasa disukai anak seumuran Zhi Tian.
Awalnya Zhi Tian merasa tidak nyaman dengan keberadaan orang asing seperti Kepala Desa namun seiring berjalannya waktu serta nasihat dari Shan Lao dan Yue Qiao, ia akhirnya bisa lebih membukakan dirinya pada orang lain.
Bahkan disuatu kesempatan, Zhi Tian juga pernah pergi ke desa bersama Yue Qiao yang disambut baik oleh para warga, disitulah Zhi Tian menyadari bahwa penduduk desa tidak semenakutkan yang dirinya pikirkan selama ini.
"Kalian ingin mencoba memancing lagi?" Yue Qiao baru saja tiba dipantai, sempat mendengar percakapan Shan Lao dan Zhi Tian.
Yue Qiao hampir resmi jadi kultivator, tinggal beberapa langkah lagi untuk ia bisa mengendalikan qi'nya dengan sempurna.
"Ya, selagi cuacanya cerah hari ini..." Jawab Shan Lao sambil melirik ke arah langit sejenak sebelum beralih pada Yue Qiao lagi. "Mau ikut?"
"Tidak terimakasih, aku ingin disini dan berlatih sejenak." Yue Qiao mendekat lalu mengecup pipi Shan Lao. "Kalau begitu berhati-hatilah, jaga Tiantian untukku."
Tubuh Shan Lao sedikit menegang, walau ini bukan kali pertama ia mendapatkan kecupan dari Yue Qiao namun Shan Lao masih belum terbiasa karenanya.
Hubungan keduanya memang sudah sangat dekat, tidak berlebihan jika mereka sudah seperti sepasang kekasih.
"Tenang saja, aku akan melindunginya." Shan Lao mengelus kepala Yue Qiao dengan lembut sebelum menaiki perahu yang sudah berada disisi pantai.
Perahu itu dibuat oleh Shan Lao seminggu yang lalu untuk digunakan memancing.
Selain membuat perahu, sebenarnya dalam beberapa bulan terakhir ini Shan Lao juga telah merenovasi rumah Zhi Tian agar lebih layak dan tidak terlihat seperti gubuk reyot lagi.
Setidaknya rumah Zhi Tian jadi lebih besar sekarang, mempunyai dua kamar, dapur, serta beranda rumah. Shan Lao juga berencana untuk lebih memperbesar rumah itu lagi jika mempunyai kayu yang cukup.
"Paman, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Zhi Tian tiba-tiba bersuara disaat keduanya sedang memancing. Saat ini keduanya sedang berdiri saling memunggungi.
"Tidak seperti biasanya kau meminta izin dulu sebelum bertanya, biasanya kau langsung menyeletuk begitu saja." Shan Lao tertawa kecil
Zhi Tian tersenyum canggung, tidak bisa membantah ucapan Shan Lao yang bagian terakhir. "Jadi apakah aku boleh bertanya Paman?"
"Ya, langsung saja keintinya, tidak perlu sungkan."
"Kalau begitu, kapan bagi Paman untuk menikahi Bibi Yue?"
Tidak pernah Zhi Tian duga pertanyaan singkat tersebut akan membuat Shan Lao hampir terpeleset dari perahunya.
Shan Lao buru-buru meraih keseimbangannya kembali, "Kau bilang apa tadi?" Mematikan telinganya tidak salah mendengar.
Zhi Tian tersenyum canggung sebelum mengulang pertanyaannya kembali. "Kulihat Bibi sangat menyukai Paman dan begitu juga sebaliknya, Paman menyukai Bibi Yue, lalu kenpa Paman tidak menikahi Bibi, pasti itu membuatnya senang."
Shan Lao ingin mengumpat, mulai menyesal memberi izin bocah itu bertanya padanya tetapi batal karena melihat wajah polos Zhi Tian yang memang murni bertanya karena penasaran.
Shan Lao menghela nafas panjang sebelum duduk di perahu dan memunggunginya lagi. Hening cukup lama hingga akhirnya Shan Lao membuka suaranya, "Aku tidak yakin bisa menikahinya karena identitasku, baik kau dan yang lain tidak mengetahui siapa diriku yang sebenarnya terutama perbuatan dosa besar yang sudah kulakukan dimasa lalu..."