Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.
Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.
Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.
Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Bab 25~Menaklukan Tie Chie
Puluhan petir menyambar tubuh Zhang Yuze membuatnya menjerit sangat keras.
ZZZZZZZZZZZZZZZRRRRRRRRRRRRRR
"AAAAAAAAARRRRRRRGGGGGGHHHHHH!"
Kakinya melayang dengan kedua tangan terlentang serta kepala yang mendongak ke atas seiring mata terpejam.
DUUUUUUUUAAAAARRRR
Tie Chie menyeringai puas karena merasa telah melenyapkan manusia lemah yang berani memasuki kawasannya.
Setelah ledakan tadi, kepulan asap berwarna hitam pekat muncul memenuhi tubuh Zhang Yuze hingga tak terlihat lagi.
"SUDAH KU BILANG BAHWA KAU BUKAN TANDINGAN TIE CHIE. DASAR MANUSIA LEMAH, HAHAHA!" Harimau putih itu tertawa puas melihat potongan pakaian pemuda itu berjatuhan karena terbakar dan menjadi debu kemudian.
Walaupun pakaiannya terbakar menyisakan potongan-potongan kecil yang masih melekat, namun Zhang Yuze merasakan energi kuat itu merangsek masuk ke sendi-sendi, bukan menggerogoti tubuhnya.
Aneh, tapi itu faktanya.
Petir-petir itu seakan menyatu bersama garis meridian, membentuk sebuah kekuatan baru dalam tubuh. Petir itu juga menyatu dengan pedang Ruyin seperti roh yang menemukan raganya.
Pedang Ruyin berubah bentuk, membesar dua kali lipat dibanding sebelumnya.
Syuuuuuttt
Jleb
Pedang itu jatuh ke tanah cukup keras menimbulkan guncangan hebat.
DRAAAAAGGGHH
Tie Chie sampai harus menjaga keseimbangan karena guncangan tersebut.
"APA YANG TERJADI? MENGAPA ADA GEMPA KETIKA AKU TAK MENGELUARKAN APAPUN?" Terkejut sampai menoleh ke segala arah untuk memastikan.
Ketika mata tajamnya menangkap jelas apa yang terlihat, tie Chie pun gegas menghampiri.
"PEDANG INI? JANGAN-JANGAN ....?" Kepalanya langsung mendongak ke atas.
Benar apa yang dipikirkan Tie Chie bahwa Zhang Yuze masih hidup. Walaupun terlihat samar karena masih ditutupi asap hitam, namun Tie Chie masih bisa melihat siluet Zhang Yuze di balik asap tersebut.
Petir miliknya itu tak berhasil membunuh manusia lemah tersebut, melainkan menyelimuti tubuh Zhang Yuze dari kepala hingga ujung kaki.
Harimau putih itu tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sepertinya manusia yang dianggap lemah olehnya itu bukan sekedar manusia biasa.
Setelah kepulan asap hitam menghilang, sosok Zhang Yuze semakin jelas terlihat. Perlahan kakinya menapak di tanah dengan mata yang masih terpejam, merasakan energi kuat yang terus merangsek masuk ke dalam tubuh.
"A-APA INI? MENGAPA DIA BISA MENYERAP ELEMEN PETIR MILIKKU? TIDAK ... TIDAK! JIKA SEPERTI INI, MAKA__"
Tiba-tiba saja mata Zhang Yuze terbuka, menatap tajam binatang spirit harimau putih di hadapannya.
"Tie Chie, kau tak percaya bahwa aku masih hidup bahkan bisa menyerap petir milikmu ke dalam tubuhku?!"
Walaupun nada bicaranya rendah, tapi aura yang terpancar ketika membuka mata membuat Tie Chie tertekan sampai menunduk tak berani menatapnya.
Harimau putih itu seolah berubah menjadi kucing lucu dan menggemaskan ketika mendapat tekanan kuat dari Zhang Yuze.
Apa yang terjadi?
Tie Chie sampai terus berpikir keras namun tak mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mengganjal di hatinya.
Zhang Yuze seolah berubah dari manusia lemah menjadi Dewa yang mampu membuat seekor binatang spirit kuat sepertinya tunduk bahkan takut.
Nyalinya menciut ketika Zhang Yuze mencabut pedang Ruyin dari tanah.
Guncangan hebat terjadi lagi namun Zhang Yuze tak terpengaruh akan hal itu, justru Tie Chie lah yang harus menjaga keseimbangan karenanya.
"SIAL. APA YANG TERJADI? MENGAPA AKU TIBA-TIBA TAKUT PADANYA?!" gumamnya tetap menunduk.
Melihat gelagat yang ditunjukan binatang spirit tersebut membuat Zhang Yuze menyeringai.
WUUUSSSHHHH
Pedang Ruyin lenyap seketika dari pandangan, masuk ke dalam tubuh Zhang Yuze kembali. Itu sedikit melegakan Tie Chie.
"BENAR, AURA PEDANG ITU YANG MEMBUATKU TAKUT." cetusnya lega.
Namun kenyataannya harimau putih itu tetap tak bisa mengangkat kepala ketika bertatapan dengan mata Zhang Yuze. Ada sesuatu yang membuatnya sangat tertekan.
"TIDAK, AKU MASIH TAKUT PADANYA! SEBENARNYA SIAPA MANUSIA INI? MENGAPA IA MEMILIKI AURA YANG SANGAT KUAT?!" Berkali-kali dipikirkan tetap tak menemukan jawaban.
Tiba-tiba saja Zhang Yuze berjalan menghampirinya sambil mengulurkan tangan.
"Aku menginginkan cakar besi milikmu!" ujarnya tanpa basa-basi.
Tie Chie menyeringai mendengar permintaan Zhang Yuze. "KAU MENGINGINKAN CAKAR BESI MILIKKU? HEH, TIDAK SEMUDAH ITU!"
Walau dalam keadaan tertekan, harimau putih itu tetap melawan untuk mempertahankan apa yang dimiliki.
Zhang Yuze terkekeh mendengar penolakan. "Jadi, kau ingin kita bertarung lagi? Baiklah, mari kita lakukan!"
Tanpa aba-aba, harimau putih itu menerkam tubuh Zhang Yuze.
SWOOOOOOSSSHHHH
HARGH
Namun, insting Zhang Yuze semakin kuat setelah terkena sambaran petir tadi.
SET
Tubuhnya bergerak ke samping menghindari terkaman binatang spirit harimau putih.
DRAP
GRRRRRRRR
Berkali-kali binatang spirit itu mencoba menerkam sembari mengayun cakar, Zhang Yuze pun hanya menghindar dengan memutar tubuh tanpa mengeluarkan apapun. Terlihat seperti sedang bermain bersama kucing kecil yang imut.
GRRRRRRRR.
Tie Chie menggertakkan giginya karena merasa dipermainkan oleh Zhang Yuze. Sejurus kemudian ia mundur mengambil ancang-ancang, lalu membuka lebar mulutnya dan ....
GROOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
Auman Tie Chie membentuk lingkaran-lingkaran kecil yang berubah membesar ketika mengarah pada Zhang Yuze diselimuti angin kencang yang berhembus menyapu sekitaran.
WUUUUUUUUUUSSSSSHHHH
Tanah bergetar hebat, angin berhembus kuat, bbahkan air danau bergejolak seakan tumpah,
"Inikah Auman Mengguncang Semesta itu?!" Zhang Yuze menyebutkan.
WUUUUUUUUUSSSHHH
Swosh
Zhang Yuze memutar tubuh menghindari serangan tersebut.
DUAAAARRR
Tebing di belakangnya meledak setelah terkena serangan Tie Chie.
Tak tinggal diam, binatang spirit harimau putih itu kembali menyerang Zhang Yuze dengan jurus Auman miliknya. Ia tak percaya jika seorang manusia bisa selamat dari Auman Mengguncang Semesta.
GROOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
Wuuuuuussshhhh
Kembali serangan itu datang. Kali ini mengikuti pergerakan Zhang Yuze yang berlari di atas tebing untuk menghindarinya.
Tap ... Tap ... Tap ...
DUUUAAAAAARRRR
DUUUAAAAAARRRR
DUUUAAAAAARRRR
Ledakan terus terjadi ketika serangan Tie Chie membentur dinding tebing.
Zhang Yuze memutar tubuh lalu menapak sesaat sebelum melompat.
BOOOOOOOOMMMMM
Tanah yang dipijaknya tadi meledak disertai kepulan asap yang kemudian membias lagi.
GROOOOOOOOOOOOOOO
Wuuuuusssshhhh
Tak dapat menghindar lagi. Zhang Yuze pun menyilang kan kedua tangan di depan untuk menangkis serangan tersebut.
BAAAAAAAMMMMM
Dentuman keras kembali terdengar seiring terpental kedua tubuh mereka.
Tak ingin membuang waktu, Tie Chie kembali menyerang dengan auman lagi. Kali ini ia melompat sembari mengayun cakarnya yang tajam.
Pedang Ruyin kembali dikeluarkan untuk menangkis serangan cakar besi Tie Chie.
Swoooooooooossssshhhh
BOOOOOOOOMMMMM
Benturan keras terdengar.
Tubuh Tie Chie terpental lalu membentur keras dinding tebing kemudian jatuh ke tanah dengan dipenuhi luka-luka.
Hosh ... Hosh ...
Napasnya tak beraturan.
Dari kejauhan, Tie Chie menatap sayu Zhang Yuze yang masih berdiri tegak di posisinya.
"AKU KALAH OLEH SEORANG MANUSIA," terkekeh sembari berusaha bangkit.
Zhang Yuze menghampiri. "Apa kau masih sanggup melawan walaupun sudah terluka parah?"
Sejenak Tie Chie terdiam sebelum berkata, "KAU HARUS MEMBUNUHKU JIKA MENGINGINKAN KUKU BESI MILIKKU."
Zhang Yuze menatap lekat binatang spirit tersebut lalu berkata, "Menunduklah!" titahnya kemudian.
Tie Chie mengerti hanya dengan melihat pedang yang digenggam erat Zhang Yuze. Tak ada tawar menawar jika dirinya sudah dikalahkan. Maka dari itu, ia harus menyerahkan nyawa pada orang yang telah mengalahkannya.
Tanpa ragu Tie Chie menunduk sambil memejamkan mata.
Sruk
Namun apa yang terjadi? Bukan merasakan sakit karena lehernya ditebas, melainkan rasa dingin yang menjalar di atas kepalanya karena telapak tangan Zhang Yuze yang menempel.
Zhang Yuze menggambar sebuah pola pengikat di telapak tangan dengan darahnya lalu menyentuh kepala Tie Chie dengan lembut karena harimau putih itu secara suka rela menunduk padanya.
"Mulai sekarang kau adalah pengikutku, Tie Chie!"
Kepala Tie Chie refleks mendongak tak percaya. "APA? KAU ...TIDAK MEMBUNUHKU? BUKANKAH KAU MENGINGINKAN CAKAR BESI MILIKKU?!"
"Untuk apa aku memiliki cakar besi jika harus membunuhmu? Sebaiknya kau gunakan cakar besi itu untuk melindungiku,"
Sejenak terdiam, Tie Chie langsung membungkuk hormat. "TUANKU! MULAI HARI INI, AKU, TIE CHIE, SANG PENGUASA LEMBAH PETIR, AKAN SELALU SETIA DAN MELINDUNGI TUANKU!"
...Bersambung .......