Namanya Laura, dia masih perawan, namun pekerjaannya ada di Lingkaran Setan.
Sebuah Club malam, yang mewah mau mempekerjakannya. Tugasnya memang sederhana, namun berat untuk di lakukan, Laura hanya akan duduk dan tidak di perbolehkan untul di sentuh oleh semua yang memesannya.
Tugas Laura, hanya akan menemani dan menuangkan Alkohol pada gelas para pria-pria beruang yang mencari kesenangan di Club Mewah tersebut. Mereka pun mendapatkan sebutan “Pelanggan Vip.”
Namun, tidak sedikit dari para pria kaya itu yang menginginkan Laura, karena Laura yang masih muda dan sangat cantik. Semua pria pun mabuk tergila-gila pada Laura bahkan sebelum minum mereka sudah mabuk dengan kecantikan Laura.
Pada akhirnya Laura akan membangkitkan Gangters-Gangster besar yang sudah lama bermusuhan dan melakukan gencatan senjata kembali memanas.
Di tambah dengan kebenaran asal usul Laura. Hingga membuat Laura harus menjadi budak nafsu untuk salah satu Ketua Gangster.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 32
Pesawat telah mendarat, selama penerbangan, sedikit pun Laura tak merasakan ketakutan, namun semua itu di bayar dengan berkali-kali tubuhnya merasakan kenikmatan yang tiada habisnya. Bagi Laura itu lebih seperti siksaan karena semakin ia merasakannya, semakin ia menginginkan lebih.
Hanya dengan permainan tangan, Laira terus merasakan orgasmeenya, itu membuat Laura lemas dan tak berdaya, apalagi ia belum puas jika Aaron belum memasukkan miliknya ke dalam milik Laura.
Saat itu Pesawat sudah terparkir, Aaron menggendong Laura yang sudah lemas dan tertidur, dalam perjalanan menuju mansion pun Laura tetap tidur di bahu Aaron.
Sesampainya di Mansion, beberapa mobil polisi masih terparkir, mobil yang Aaron kendarai masuk ke dalam dan berhenti di halaman Mansion.
Saat itu Laura sudah benar-benar tertidur.
Aaron menggendong Laura ke dalam mansion dan terlihatlah Jarvies sudah menunggu dengan meminum alkohol, penampilannya sangat berantakan dengan banyak botol alkohol berserakan.
"Tuan Aaron... Maafkan saya, saya tidak mungkin membunuh Tuan Jarvies tanpa perintah dari anda, karena Nyonya besar juga ada di sini." Kata Hensen.
Aaron hanya diam dengan wajah dingin.
Jarvies yang mabuk kemudian melihat ke arah Aaron.
"Wooww!!! Ini dia pangeran yang sudah kita tunggu-tunggu kembali..." Jarvies mendatangi Aaron dengan berjalan sempoyongan.
"Lauraa... Lauraku..." Jarvies hendak menggapai Laura.
Namun dengan cepat kaki panjang Aaron langsung menendang perut Jarvies, membuat Jarvies pun terhuyung mundur dan terjerembab di atas lantai marmer dengan sangat keras.
"Kenapa kau merebut Laurakuu...!!" Kata Jarvies dengan keadaan mabuk.
"Buang dia ke jalanan." Kata Aaron pada Hensen.
"Baik Tuan. Lalu dengan Sheriff Norris?"
"Aku akan menemuinya, lalu dimana wanita tua itu?" Kata Aaron.
"Ada di dalam kamarnya Tuan, seperti biasa, sangat kesal dan marah." Kata Hensen.
Aaron mengerti ia pun kemudian melangkah pergi.
Aaron menaiki tangga dan menuju kamarnya, ia langsung membaringkan Laura yang tidur dengan pulas karena kelelahan.
Perlahan Aaron meninggalkan Laura, dan menemui dimana Sheriff Aaron.
Saat Aaron turun ia sudah tak melihat Jarvies, namun Sheriff Norris masih menunggu di halaman depan, tepatnya di rerumputan taman.
Aaron mendatangi Norris dengan wajah tidak suka.
"Kau masih saja ingin menangkapku." Kata Aaron.
Norris kemudian mengeluarkan Surat perintah penggeledahan, tanpa terkecuali, artinya Norris bisa menggeledah di semua tempat.
Aaron tersenyum dingin dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Kau berani juga." Kata Aaron.
"Aku sudah bilang, bahwa aku akan membawamu ke dalam sel penjara, bersama sahabat mu itu."
"Siapa? Javries?" Kata Aaron dengan mengejek.
"Ya... Tentu siapa lagi sahabatmu."
"Sekelas Jarvies saja, kau tak mampu menangkapnya apalagi menangkapku diriku. Baiklah! Geledah saja, jika kau menemukan narkobaa di mansion ku, entah berat sekecil apapun, kau boleh menangkapku." Kata Aaron santai kemudian Aaron mengambil rokok dan menyulutkan api.
Norris kemudian memanggil para anak buahnya di kepolisian dan memerintahkan mereka semua menggeledah mansion.
Norris ikut ke dalam dan kemudian ia memeriksa satu demi satu ruangan dengan teliti, bahkan ia memeriksa setiap patung dan di balik lukisan.
Kemudian saat Norris membuka satu kamar, itu adalah kamar Aaron, ia terkejut dengan sosok yang ada di atas ranjang. Ketika Aaron masuk ke Mansion dengan membawa Laura, saat itu Norris sedang berkeliling di sekitar mansion belakang.
"Bagaimana bisa!" kata Norris dalam hatinya.
Dengan mata terbelalak, ia melihat ke arah Aaron yang sedang bersandar di tepi tangga dengan merokok santai, seolah Aaron sedang mengejek Norris, seolah tatapan Aaron mengisyaratkan kalimat.
"Aku bisa dengan mudah membawanya kembali ke Negara Mex."
Norris hendak memasuki ruangan itu, kakinya telah masuk ke dalam, namun Aaron dengan cepet memperingatkan Norris.
"Kau akan menganggunya, dia kelelahan, antara menaiki pesawat dan di naiki. Oleh Ku."
Norris merasa emosi dan kemarahannya langsung meluap di atas kepalanya, wajahnya sangat merah dan langsung melihat ke arah Aaron dengan murka.
Entah kenapa, dan tak tahu alasannya apa, Norris bisa semarah itu, dengan cepat Norris menuju ke arah Aaron dan mencengkram krah kemeja Aaron, para anak buah Aaron pun menjadi tegang begitu pula anak buah Norris.
"Kau... Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan padanya!" Teriak Norris.
"Kenapa? Kau serius? Ingin tahu?"
"Ya, tentu, aku harus tahu keadaannya karena dia adalah cucu dari seorang tersangka yang harus di lindungi!!"
"Benarkah hanya sebatas itu?" Kta Aaron dingin dan datar.
"Ya, lalu apa?" Kata Norris, mulai merenggangkan cengkraman nya di krah baju Aaron.
"Bisa saja karena kau menyukainya, tapi sayangnya kau tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk mendapatkannya, karena dia akan melahirkan anakku." Kata Aaron.
"Kau akan menikahinya?" Tanya Norris tanya Norris menatap tajam.
"Tidak." Kata Aaron.
"Lalu!" Norris mulai meradang kembali.
"Itu takdirnya menjadi cucu dari Douglas, jika dia tidak mau selamanya di kurung di sini, maka dia akan melahirkan anakku." Kata Aaron.
"Sangat tak bermorall!!" Kata Norris, dan langsung memukul Aaron dengan sangat keras.
"BUGGG!!"
Norris memukul wajah Aaron, dan membuat darah keluar dari sudut mulutnya.
Semua anak buah Norris langsung melerai dan menahan tubuh Norris, karena Norris sangat emosi.
"Hahahaha....!!!!" Tawa Aaron menggelegar.
Di pukul Norris Aaron justru tertawa.
"Aku akan melupakan yang ini, tapi jika kau tak segera pergi aku bisa membunuhmu sekarang juga." Kata Aaron mengeluarkan pistolnya.
"Tuan Aaron...!!!" Teriak Laura berlari dan menghalangi Aaron yang ingin menembak Norris.
"Tolong jangan bunuh Tuan Norris, jangan tembak dia!!" Kata Laura.
Laura terbangun karena suara ribut-ribut di depan kamarnya yang pintunya terbuka, sstelah melihat bagaimana kejam dan tak berperasaannya Aaron yang gampang membunuh orang, Laura menjadi sangat panik bagaimana jika Aaron benar-benar membunuh Norris yang sudah baik padanya.
"Saya mohon jangan tembak Tuan Norris."
"Kau memohon untuk seorang pria?" Aaron menjadi lebih kesal.
"Karena kau begitu aku jadi semakim ingin menembaknya!" Kata Aaron yang di liputi rasa amarah.
Laura kemudian langsung berlari dan menahan pistol yang Aaron pegang untuk di arahkan pada dadanya, Laura memegangi ujung pistol itu, dan sontak membuat Aaron membulatkan kedua matanya.
"Kau mengorbankan nyawamu hanya untuk pria itu!!!" Teriak Aaron.
"Kau sudah lupa!! Aku ingin kau melahirkan bayi untukku!! Dan sekarang kau mau mati demi dia!!" Teriak Aaron marah.
Teriakan Aaron menggelar dan membuat gempar, semua pelayan pun langsung melihat, saat itu malam yang gelap dan udara yang sangat dingin tak bisa membuat Aaron yang panas mereda.
"Minggir, atau aku juga akan menembakmu." Kata Aaron.
"Aaron...!" Suara yang rendah namun tegas membuat semua orang berpaling mencari dari mana suara itu.
Ternyata itu adalah nenek Aaron. Perempuan paruh baya dengan dandanan elit dan memakai perhiasan yang mencolok mendatangi keributan tersebut.
"Nenek...!" Kata Aaron.
"Kau masih tempramen dan selalu meluapkan amarah, apakah begini caramu menjadi penerus Krestsmen, ku kira Krestsmen akan menjadi keluarga yang sangat kokoh dengan segala kebijaksaan dan masuk ke dunia bangsawan."
Aaron menjadi lebih lunak ketika wanita paruh baya itu menuruni tangga.
"Alih-alih berubah setelah adikmu mati, kenapa kau justru semakin berantakan dan sangat liar! Kau tahu kenapa aku memutuskan hubungan dengan ayahmu dan menendangnya dadi keluarga bangsawan! Hingga kalian tak bisa memakai nama keluarga bangsawan!"
Aaron menelan ludahnya, ia ingat, bahwa keluarganya di tendang dari Istana Negara Mex, karena Ayahnya yang memilih ingin hidup bebas tanpa di kekang aturan dan ingin menjadi Pemimpin Mafia.
Dan sekarang, Aaron pun menjadi Ketua Gangster, meengikuti jejak sang ayah.
"Karena, ayahmu tak memiliki sikap tata krama yang baik, dia tempramen, dia gangguan mental dengan emosinya, dan karena dia memilih menjadi mafia, lalu sekarang kau mengikuti jalannya!! Kau menjadi Gangster!!! Aku kesini karena aku ingin membawa cucu ku kembali ke Istana Kerajaan Bangsawan Mex, tapi ternyata selama ini aku tidak punya cucu! Tidak ada! Bahkan Aurora yang ku gadang-gadang akan ku jadikan Putri Kerajaan Negara Mex, tapi apa? Kau telah membuatnya mati!!! Semua ini adalah kesalahan ayahmu dan juga kau yang memilih hidup di jalan terkutuk!!!" Teriak Deborah De Holtzwen.
Aaron terdiam, dan semua orang pun juga ternga-nga melihat fakta, bahwa Aaron Krestsman bukan hanya sosok Ketua Gangster melain juga memiliki darah keluarga bangsawan di pusat pemerintahan Kerajaan Negara Mex yang juga menduduki kekuasaan tertinggi di Negara Mex.
Bersambung~