EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Ayu tak pernah menyangka bahwa pernikahannya dengan Cakra yang baru berjalan satu bulan harus kandas begitu saja. Lelaki yang menjadi cinta pertamanya itu menghempaskannya bagai sampah. Dirinya terpasung sekian lama tanpa ada yang sudi menolongnya.
Pernikahan pertamanya itu sungguh menorehkan luka dan trauma mendalam baginya hingga ia tak bisa bersentuhan dengan lelaki manapun.
Disaat orang lain menjauhinya karena dianggap tidak waras, justru datang sosok lelaki berseragam cokelat yang pernah membuatnya tertawa di masa lalu namun dirinya juga yang pernah membuat lelaki itu kecewa. Akan tetapi, hanya laki-laki itulah yang kini bersedia mengulurkan tangan dan merangkulnya tanpa ragu disaat hidupnya terpuruk.
"Apa adanya kamu, aku selalu mencintaimu."
Akankah kemurnian cinta yang ada mampu menyembuhkan luka dalam pernikahan manis mereka yang tak akan mudah?
Simak kisahnya💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Perayaan Cinta
Bayu pun membalikkan tubuhnya dan menghadap Ayu. Masih dalam kondisi bertelanjang dada dan hanya mengenakan cela*na dalam saja. Tangan kekarnya merapikan helai rambut Ayu dan ia letakkan di belakang telinga.
"Apa kamu yakin Ay?" tanya Bayu seraya memegang dagu Ayu untuk menatap dirinya secara langsung.
"Iya, Mas. Aku yakin. Mas, mau kan sentuh aku?"
Bayu pun menunduk dan menempelkan keningnya pada kening sang istri.
"Kamu tentu tahu Ay, kalau aku sangat ingin menyentuhmu." Deru napas Bayu menerpa wajah Ayu.
"Aku ingin melakukannya juga Mas," cicit Ayu.
"Kalau aku sudah melakukannya, aku enggak akan bisa berhenti Ay. Jadi sebelum kamu meminta berhenti nanti, lebih baik sekarang. Sebelum ada penyesalan," ucap Bayu berusaha meyakinkan istrinya. Ia tak mau Ayu gegabah melakukan ritual malam pengantin mereka yang tertunda.
Bayu hanya menginginkan hal itu terjadi tanpa paksaan. Artinya memang kemauan kedua belah pihak terutama dari istrinya yang telah siap dan yakin.
"Sentuh aku, Mas." Ayu pun terus meyakinkan Bayu.
Dan kini tangan Ayu memberanikan diri menyentuh titik didih suaminya yang sudah cukup membesar di balik kain pembungkus krusialnya. Jari lentik Ayu mengelus naik turun benda panjang dan besar tersebut. Hal itu membuat Bayu semakin tak mampu menahan bendungannya lagi.
"Ohh...Ay..." racau Bayu saat merasakan ulah tangan nakal istrinya mengelus meriam miliknya. Ia langsung menggendong istrinya ala bridal style untuk ia rebahkan di atas ranjang mereka.
Bayu memerangkap Ayu di bawah daksa tinggi tegapnya. Bayu mel*umat dan menye*sap bibir Ayu tanpa jeda. Bak pengembara yang tengah kehausan di padang pasir tandus, seolah hendak menelannya bulat-bulat.
Ayu pun perlahan mulai membalas ciuman dari Bayu. Tentu saja hal itu disambut suka cita oleh mantan bujang lapuk yang sebentar lagi akan melepas gelar keper*jakaannya di siang panas yang menggelora.
Lantas Bayu pun menyusupkan lidahnya membelai seluruh kemanisan yang ada di dalam mulut Ayu. Keduanya berusaha menikmati ciuman pembuka sebelum melakukan perayaan cinta.
Saat tangan Bayu akan melepaskan resleting gaun yang dipakai Ayu, tiba-tiba tangan sang istri menghentikannya. Sontak Bayu pun melepaskan ciumannya.
"Kenapa, Ay?" tanya Bayu dengan deru napas memburu sebab dirinya tengah mengeluarkan seluruh tenaganya menuju puncak perayaan cinta.
"Apa Mas enggak jijik nyentuh aku?" tanya Ayu sendu.
"Hei, Ay. Aku siapa kamu? Ayo jawab," titah Bayu dengan nada penuh kelembutan tapi tetap ada ketegasan.
"Suamiku," jawab Ayu.
"Aku enggak jijik sama sekali sama tubuhmu, Ay. Janjimu tadi seperti apa padaku. Kamu tahu kan kalau aku sudah berjalan tak akan bisa berhenti," ucap Bayu dengan napas masih tak teratur.
Lalu Bayu pun membisikkan kalimat-kalimat cinta dan positif yang akhirnya membuat cekalan tangan Ayu pada gaunnya berhasil terlepas. Dan sekarang gaun itu sudah teronggok di lantai dihempas Bayu.
Dengan cekatan tangannya melepaskan pengait b*ra istrinya serta melepas kain penutup segitiga bermuda tempat meriamnya akan bersemayam.
"Aku akan mengajarkan beberapa hal padamu Ay. Jadi mari kita mulai pelajarannya," cicit Bayu.
Ciuman Bayu bermula dari kening berlanjut ke seluruh wajah Ayu termasuk silaturahmi bibir kembali yang dilakukan keduanya. Merambat ke telinga dan leher Ayu. Bahkan Bayu sengaja menggigitnya hingga meninggalkan jejak kemerahan
Lalu cap bibir turun pada bagian dada dan kini Bayu mendadak menjadi seorang bayi yang tengah kehausan.
"Oh... Masshh....eughh..." racau Ayu semakin tidak jelas merasakan desir indah yang tak biasa. Bahkan kaki Ayu bergerak ke sana kemari karena permainan nakal jari suaminya di bawah sana yang keluar masuk pada area krusialnya.
"Oh... Maass aku enggak ta_han. Aku mau pi*pis. Aku ke kamar mandi dulu," racau Ayu karena Bayu terus mengobrak abrik lahannya hingga basah.
"Keluarkan saja sayang," ucap Bayu semakin menekan jari jemarinya dan memberi gigitan pada pucuk kaca mata kembar milik Ayu yang sudah tegang sejak tadi.
"Ohh... Mas...Eughh..."
Sebuah lolongan panjang menandakan istrinya itu mendapatkan pelepasan pertamanya terlebih jarinya memang telah basah akibat cair*an cinta milik Ayu.
"Gimana, enak sayang?" tanya Bayu menghadap wajah sang istri.
"Enak, Mas. Yang barusan itu apa, Mas? Pi*pis kok enak? Apa kasur kita enggak apa-apa aku pipi*sin?" tanya Ayu dengan polosnya.
"Apa sebelumnya saat kamu menikah dengan Cakra belum pernah merasakan hal tadi?" tanya Bayu cukup heran.
Ayu hanya menggelengkan kepalanya. Bayu yang melihat raut sedih di wajah istrinya akhirnya ia tersenyum dan mencium bibir Ayu sekilas.
"Mas akan buat kamu enak seperti tadi setiap hari," ucap Bayu.
"Nah sekarang giliran kamu kenalan dulu sama meriam andalanku sebelum ia masuk ke rumahmu. Biar yang punya rumah enggak kaget. Tolong bukain celanaku Ay," pinta Bayu.
"Ah, aku malu Mas."
"Tadi sudah berani elus duluan. Ayo dicoba, Ay. Nanti pasti kamu ketagihan. Percaya deh," ucap Bayu yang sekarang sudah posisi tidur telentang.
Akhirnya Ayu pun memberanikan diri membuka celana da*lam suaminya. Seketika meriam berurat yang sudah dalam posisi tegak menantang menyambutnya.
"Kalau sudah dibuka kain pembungkusnya, ternyata gede ya Mas."
Tanpa sadar Ayu seperti menemukan mainan baru yang akhirnya ia elus dan rem*as. Sontak aksi Ayu itu membuat sang empunya merem melek tak tahan ingin segera memasuki rumah terdalam istrinya. Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁