🚧CERITA INI HANYA KHALAYAN OTHOR SEMATA, JANGAN MASUKKAN KE DALAM HATI. MASUKKAN SAJA KE DALAM ❤(+) FAVORIT🚧
Dipertemukan dengan CEO galak beserta dengan putrinya yang selalu mengganggu membuat hidupku jungkir balik.
Suatu hari bocah itu memanggilku dengan sebutan 'mommy'.
Apa yang harus kulakukan? Bagaimana caraku menghadapi CEO dingin dengan mata setajam pedang itu?
Klik 'Mulai Baca' untuk mengetahui kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PRIA ASING
Fara mengikuti langkah Devan, dia melihat pria itu sedang melakukan panggilan dengan bahasa yang tidak dirinya mengerti.
“Come erano le condizioni della donna dopo essere stata ricoverata in un ospedale psichiatrico, Jhon?” tanya Devan lewat panggilan suara.
(Bagaimana kondisi wanita itu setelah berada di rumah sakit jiwa, Jhon?)
“La donna si è comportata come una pazza,” sahut Jhon.
(Wanita itu bertingkah seperti orang tidak waras)
Devan menyudahi panggilannya saat sudah mengetahui perkembangan Regita yang saat ini seperti orang tidak waras. Devan membalik badan, dia menaikkan sebelah alisnya ketika mendapati Fara berada di belakangnya sedang menguping apa yang dirinya bicarakan bersama Jhon.
“Saya tidak menguping, Pak.” Fara mengangkat kedua jarinya—membentuk huruf V.
Pria itu mendengus, lalu melenggang pergi ke luar dan masuk ke dalam mobil miliknya tanpa berpamitan pada Fara yang tercenung di tempatnya berdiri.
Fara hanya mampu menggelengkan kepala melihat sikap suaminya yang dingin. Tidak ingin ambil pusing, dirinya lebih memilih untuk kembali masuk ke dalam rumah dan menemui bik Sani yang tengah berada di dapur.
Wanita itu menyapa bik Sani, Ayu, dan Wati dengan ramah. Ada hal yang Fara ingin ketahui perihal istri Devan sebelumnya. Ia tidak bermaksud untuk ikut campur ke dalam ranah masa lalu Devan yang kini sudah berubah status menjadi suaminya, hanya saja dirinya tidak dapat membendung rasa penasaran yang berkelana di dalam pikirannya.
“Hmm, Bik. Boleh saya bertanya?” tanya Fara seraya duduk di salah satu bangku yang berada di dapur kotor.
Dapur kotor adalah tempat di mana aktivitas memasak dilakukan, sementara dapur bersih hanya digunakan ketika mereka ingin memanaskan makanan, memotong buah, atau membuat jus.
Bik Sani berserta kedua asisten lainnya menoleh ke arah Fara yang bergabung dengan mereka di dapur.
“Tentu saja boleh, Nyonya,” sahut ketiga wanita itu.
Bik Sani, Wati serta Ayu mendekat ke tempat di mana Fara duduk, wajah mereka tampak penasaran atas apa yang akan ditanyakan oleh Fara.
“Kalau saya boleh tau … bibik sudah pernah berjumpa dengan mommy kandungnya Ley tidak?” tanya Fara dengan mimik wajah serius.
Salah satu di antara ketiganya menjawab, yaitu bik Sani yang sudah berkerja sejak pertama kali kepindahan Devan bersama Ley ke Indonesia.
“Bibik tidak tahu, Nyonya. Sejak saat pertama bibik bekerja di sini, hanya ada tuan Devan serta nona Ley yang dulu masih bayi,” jawab bik Sani tanpa menutupi kebenaran.
“Jadi, Ley tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sejak dari bayi?” Fara bertanya dengan bibir yang bergetar.
Kepala ketiga asisten rumah tangga itu mengangguk serentak sebagai jawaban. Kelopak mata Fara terasa panas, air mata yang belum tumpah menggenang di sudut matanya, berkedip sedikit saja maka bulir bening itu berhasil luruh.
“Nyonya, maaf jika bibik membuat nyonya bersedih,” ucap bik Sani merasa tidak enak hati.
“Tidak apa, Bik. Saya hanya merasa sedih melihat Ainsley tumbuh tanpa kehadiran sosok ibu.” Fara mengusap sudut mata dan pipinya yang basah karena air mata dengan menggunakan lengannya.
“Tapi Ley sekarang sudah memilik sosok ibu sebaik, Nyonya. Tuan juga sangat menyangi Ley dari dulu hingga sekarang.”
Fara hanya menjawab perkataan bik Sani dengan senyuman kecil, dia memilih berdiri dari duduknya.
“Terima kasih, Bik. Saya mau pergi ke pasar sebentar, mau beli bahan untuk membuat jamu,” kata Fara.
“Biar saya saja yang pergi, Nyonya,” ucap bik Wati.
“Saya saja, Bik. Bosan juga jarang ke luar rumah he-he-he,” jawab Fara yang sudah kembali keceriannya.
Fara melenggang pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan mengambil dompet, dia memakai kaus merah muda over size dengan bawahan celana longgar berwarna hitam. Pasar tradisional berada tidak begitu dekat dengan kediaman Devan. Jadilah Fara meminta bantuan supir di rumah itu untuk mengantarkannya berbelanja.
Sepanjang perjalanan, mata Fara terpaku pada jalanan yang dirinya lewati. Kepala wanita itu bersender di jendela mobil yang tertutup, sesekali ia menarik napasnya dengan berat memikirkan bagaimana nasib dirinya di masa yang akan datang, belum lagi tentang Ainsley yang semakin lengket dengan dirinya.
Aku tidak tahu apakah diriku sanggup berpisah dengan Ley atau tidak, yang pasti aku begitu menyangi gadis kecilku. Batin Fara merasa sedih.
Tiba-tiba di tengah pikiran Fara yang kalut sebuah mobil yang berada di depan mobil mereka berhenti dengan mendadak, sehingga pak supir menginjak pedal rem untuk menghindari terjadinya tabrakan.
Bruk!
Insiden itu menyebabkan kepala Fara terdorong ke depan hingga menghantam kursi yang ada di depannya, dia mengusap-ngusap keningnya yang terasa sakit.
“Apa nyonya baik-baik saja?” tanya pak Roni khawatir yang langsung mengecek keadaan istri tuannya.
Fara mengangguk pelan karena kepalanya terasa pusing. Fara membuka pintu mobil sembari terus mengusap keningnya.
Pak Roni yang melihat hal tersebut langsung panik dan ikut menyusul istri tuannya yang menghampiri mobil di depan mereka.
“Hei keluar!” Fara memukul kap depan mobil orang yang membuat keningnya memerah.
Fara memasang wajah garang, dia tidak perduli siapa orang pemilik dari mobil yang berhenti dengan sembarangan, untung saja dirinya dan pak Roni tidak celaka.
Pintu mobil terbuka, muncul lah sosok pria berparas bule menghampiri Fara. Pria itu menurunkan kacamata hitamnya.
“Hadeh, pantesan ngerem mendadak udah tau di dalam mobil ngapai pakai kacamata hitam coba dasar gila!” rutuk Fara.
Wanita itu berani mengatakan hal itu karena dirinya tahu jika pria di depannya ini tidak bisa berbahasa Indonesia.
“Gila? Orang setampan saya kamu katakana gila?” kata pria itu dengan wajah tidak menyangka.
Astogeyyy! Dia ngerti apa yang aku bilang. Ah bodoh amat! Dia kan salah. Kata Fara dalam hati.
“Ya … saya benarkan! Anda membahayakan nyawa orang lain tahu! Lihat kening saya, ini ulah kecerobohan Anda.”
“Nyonya –” Pak Roni berniat menenangkan istri tuannya dan mengurus masalah ini dengan kepala dingin.
Namun, Fara yang memang sedang sensitive menghentikan supir Devan.
“Sudah pak Roni tenang saja. Pria ini memang harus diberi petuah biar terbuka lebar matanya.”
Sudut bibir pria bule itu terangkat sebelah, ia merasa tertarik dengan wanita di depannya. Terlihat bawel dan cantik disaat yang bersamaan, apalagi saat lesung pipi milik Fara tertangkap oleh mata pria itu.
“Hei dibilangin malah senyum-senyum, benar tidak waras ternyata. Ayo pak Roni kita pergi, susah juga bicara sama spesies langka.” Fara meninggalkan pria yang sedari tadi fokus mendengarkan semburan dari Fara.
Fara berserta pak Roni kembali masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan pria yang masih berdiri di tempat yang sama.
Pria berparas bule itu memungut dompet Fara yang terjatuh di atas aspal. Dia melirik ke kanan dan ke kiri, lalu membuka dompet yang berisi uang pecahan 100 ribu sebanyak lima lembar dan kartu identitas berupa KTP.
Bibir pria itu membentuk sebuah lengkungan saat membaca kartu identitas Fara yang bertandakan ‘belum kawin’.
Memang kartu identitas Fara yang lama masih disimpannya di dalam dompet cadangan yang jarang wanita itu gunakan. Fara sengaja membawa dompet yang hanya berisikan KTP lama serta sejumlah uang untuk dibawa ke pasar karena ia takut menjadi korban pencopetan.
“Menarik, aku harus bisa mendapatkan dirinya. Apakah rasa tubuhnya sama seperti wanita yang sering menemani malamku?” Seringai di bibir pria itu memberikan kesan ngeri bagi siapa saja yang melihatnya.
Bersambung ….
Dasar kau buaya buntung, taunya urusan kasur.
kalau gak aku demo pakai like kamu thorrr!! 😭😭😭😭
nanti Mak beti marah🤣🤣🤣😆😆😆
astaga... semoga hari author Senin selalu...😭😭😭
jadinya burung hantu....😆😆😆
selamat membatin mommy...🤣🤣😆😆
Fara hamil anak kandung'mu...
bahahakkkk 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
cepat... cepat...
takut'y klo lambat kenapa² tar keguguran....
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kita liat apakah Devan cembuluu....