NovelToon NovelToon
SHIRAYUKI SAKURA

SHIRAYUKI SAKURA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Isekai / Fantasi / Anime / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Reinkarnasi
Popularitas:299
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Shirayuki Sakura adalah dunia fantasi medieval yang bangkit di bawah kepemimpinan bijaksana Araya Yuki Yamada. Kisah intinya berpusat pada Ikaeda Indra Yamada ("Death Prince") yang bergumul dengan warisan gelap klannya. Paradoks muncul saat Royal Indra (R.I.) ("Destroyer") dari semesta lain terlempar, menyadari dirinya adalah "versi lain" Ikaeda. R.I. kehilangan kekuatannya namun berperan sebagai kakak pelindung, diam-diam menjaga Ikaeda dari ancaman Lucifer dan trauma masa lalu, dibantu oleh jangkar emosional seperti Evelia Namida (setengah Gumiho) dan karakter pendukung lainnya, menggarisbawahi tema harapan, kasih sayang, dan penemuan keluarga di tengah kekacauan multidimensi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KINGSGUARDS : HATSUAKI & MIKU' OUR RELATIONSHIP

Di suatu pagi yang damai, sinar matahari keemasan menyentuh jendela kaca patri di sebuah rumah kecil yang nyaman di pinggiran ibu kota Shirayuki Sakura.

Embun pagi masih membasahi rerumputan, dan aroma bunga sakura yang baru mekar menguar di udara. Di dalam rumah, seorang wanita berambut hijau twintail dengan gaun putih longgar sedang menuangkan teh ke dalam cangkir. Dialah Miku, sang idola masyarakat yang suaranya dikenal seantero negeri, namun kini hanya menyuguhkan melodi lembut bagi satu-satunya ksatria dalam hidupnya.

"Pagi yang indah, bukan?" kata wanita itu, meletakkan cangkir di hadapan pria yang duduk di meja.

Pria itu, seorang ksatria dengan jubah panjang berwarna gelap yang elegan dan mata sebiru es, tersenyum tipis. Dialah Hatsuaki, prajurit divisi Pelayanan Masyarakat Militer yang berasal dari Niflheim, yang jiwanya pernah mengembara di semesta lain sebelum bereinkarnasi. Pikirannya dipenuhi kenangan masa lalu dan tugas hariannya.

"Ya, sangat indah," jawab pria itu, menyesap tehnya perlahan. "Terima kasih. Rasanya selalu menenangkan saat memulai hari bersamamu."

"Itu adalah hal yang paling mudah untuk kulakukan," balas Miku, mengusap lembut lengan pria itu. "Aku tahu tugasmu hari ini akan cukup menguras tenaga. Ada laporan dari para petani di pinggiran kota tentang saluran irigasi."

Hatsuaki mengangguk. "Tepat sekali. Bukan pertempuran dengan pedang, tapi pertempuran melawan birokrasi dan kerusakan infrastruktur. Pekerjaan yang mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang yang mendambakan kejayaan di garis depan, tapi sangat penting bagi ketenangan hidup rakyat kita."

"Justru itu yang membuatku semakin mengagumimu," kata Miku dengan mata berbinar. "Kamu tidak mencari kemuliaan, tetapi kedamaian sejati. Sama seperti tujuanku berkeliling mengajar vokal—bukan mencari ketenaran, melainkan menyebarkan kebahagiaan dan persatuan melalui keindahan suara."

Hatsuaki meletakkan cangkirnya dan menggenggam tangan kekasihnya. "Engkau adalah cahaya yang selalu mengingatkanku akan kebaikan yang kuperjuangkan. Setelah hari-hari yang panjang dan terkadang membingungkan di kantor Militer, berada di sisimu, mendengar suaramu... itu adalah satu-satunya obat yang kubutuhkan."

Miku tertawa kecil, suara yang merdu seperti lonceng. "Aku senang bisa menjadi tempat peristirahatanmu. Ngomong-ngomong, ingatkah kamu, beberapa hari lagi aku harus berangkat ke Insomnia? Ada festival musim semi di sana, dan aku akan mengajar beberapa kelas vokal. Aku akan merindukanmu."

Wajah Hatsuaki menunjukkan sedikit kekhawatiran. "Aku tahu. Berhati-hatilah di jalan. Meskipun Shirayuki Sakura adalah benua yang damai, selalu ada saja bahaya yang mengintai, terutama bagi seseorang yang dikenal dan dicintai seperti dirimu."

"Tentu saja. Dan aku selalu membawa lencana ksatria darimu di dalam tas—itu adalah jimat keberuntunganku," jawab Miku, sedikit menggoda. "Dan aku akan menulis surat setiap malam, menceritakan semua perjalananku dan pelajaran vokal yang kuberikan. Jangan khawatir, aku akan kembali sebelum Pohon Kehidupan mekar penuh."

Pria itu berdiri, jubah militernya berdesir pelan. Ia menarik wanitanya ke dalam pelukan yang hangat dan erat.

"Aku akan menghitung hari sampai engkau kembali. Sampai saat itu, jaga hatimu yang baik itu. Dan biarkan semangatmu yang menular terus membawa kebahagiaan ke setiap desa yang engkau singgahi."

"Pasti. Dan engkau, wahai ksatria hatiku, selesaikan masalah irigasi itu. Aku akan menunggumu pulang dengan kabar baik dan aroma kemenangan, meskipun kemenangan itu hanya berupa aliran air yang lancar bagi para petani."

Mereka berbagi ciuman perpisahan yang lembut, janji akan cinta yang melampaui reinkarnasi dan tugas duniawi. Hatsuaki melangkah keluar, siap menghadapi tugas hariannya. Miku melihatnya pergi, senyum damai di wajahnya, lalu mulai membersihkan meja, melantunkan melodi tanpa kata yang hanya bisa didengar oleh fajar. Kedamaian dan cinta telah menetap di rumah kecil itu, menjadi benteng yang kokoh di tengah hiruk pikuk Benua Shirayuki Sakura.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tiga minggu telah berlalu sejak kepergian Miku untuk tugas mengajarnya. Hatsuaki menyelesaikan tugasnya di Divisi Pelayanan Masyarakat, memastikan saluran irigasi berfungsi dan laporan logistik tersusun rapi. Meskipun kelelahan, setiap senja ia menantikan surat dari kekasihnya.

Di kantornya yang tenang, dihiasi lambang Militer Shirayuki Sakura, ksatria itu duduk di meja, memeriksa dokumen terakhir. Seorang pesuruh, dengan seragam kurir berwarna biru tua, mengetuk pintu.

"Permisi, Tuanku," kata pesuruh itu, membungkuk sopan. "Ada kiriman surat untuk Anda dari Insomnia."

Hati ksatria itu berdesir. Ia segera mengambil amplop berhias segel bunga, mengenali tulisan tangan yang indah di permukaannya.

"Terima kasih," ujar Hatsuaki, memberi isyarat agar kurir itu pergi.

Ia membuka surat itu dengan hati-hati. Di dalamnya, tertulis kisah perjalanan Miku yang penuh semangat.

"...Para siswaku di Insomnia sangat berbakat. Mereka menyanyikan lagu-lagu rakyat dengan semangat yang luar biasa, seolah-olah setiap nada adalah perayaan atas kehidupan yang diberikan oleh Pohon Kehidupan. Salah seorang siswi, ia memiliki suara seperti kristal yang jernih. Aku melihat kebahagiaan sejati di mata mereka, dan itu mengingatkanku pada alasan mengapa aku terus melakukan perjalanan ini: untuk menyentuh hati. Aku merindukanmu, ksatria baik hatiku. Apakah urusan irigasi sudah selesai? Aku harap engkau tidak terlalu keras pada dirimu sendiri. Ingatlah bahwa kekuatan terbesar seorang pahlawan adalah istirahat yang cukup. Aku akan segera kembali. Tunggu aku...."

Senyum hangat menghiasi wajah Hatsuaki. Ia melipat surat itu dan menyimpannya di balik jubahnya, dekat dengan jantungnya.

Saat ia bersiap meninggalkan kantor, seorang prajurit senior, dengan lencana komandan di bahunya, masuk.

"Ksatria," sapa komandan itu dengan suara berat. "Laporanmu tentang efisiensi logistik sungguh mengesankan. Tetapi aku melihatmu tampak sedikit gelisah akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"

Hatsuaki memberi hormat. "Terima kasih atas pujian Anda, Tuanku. Saya hanya memikirkan perjalanan kekasih saya. Ia sedang mengajar vokal di Insomnia, dan saya merindukannya."

Komandan itu tertawa kecil, tawa yang mengejutkan dari seorang pria kaku. "Ah, cinta. Bahkan para ksatria paling keras pun memiliki kerentanan. Percayalah, wahai anak muda, cinta yang tulus adalah jangkar terbaik di tengah badai. Itu memberimu alasan untuk kembali, bukan hanya untuk bertarung."

"Itu benar, Tuanku," balas Hatsuaki, merenung. "Ia adalah alasan mengapa saya sangat menghargai perdamaian. Agar ia bisa terus menyebarkan keindahan tanpa rasa takut."

"Itu adalah tujuan yang mulia. Sekarang, pulanglah. Ambil waktu istirahat. Aku yakin idola masyarakat itu akan kembali dalam keadaan baik. Dunia membutuhkan suara indahnya."

"Saya permisi, Tuanku," kata ksatria itu, membungkuk dan bergegas keluar.

Di perjalanan pulang, ia mengambil jalan memutar melewati taman kuil. Ia duduk di bawah pohon sakura, memandang kelopak-kelopak bunga yang berguguran. Ia mengeluarkan pedang panjangnya dan membersihkannya, bukan karena ia akan berperang, tetapi karena itu adalah ritual meditasinya.

Tiba-tiba, ia mendengar suara merdu yang dikenalnya, melantunkan nada-nada indah, namun kini sedikit lebih dekat dari yang seharusnya. Ia menoleh ke arah gerbang kuil.

Di sana, berdiri seorang wanita dengan rambut hijau twintail dan gaun putih yang familiar, membawa tas kulit kecil. Ia baru saja tiba, tubuhnya tampak lelah, tetapi matanya bersinar bahagia.

"Tidak ada kurir yang lebih cepat daripada kerinduanku," ujar Miku dengan senyum lebar.

Hatsuaki berdiri, terkejut dan senang. Ia segera mendekati wanitanya.

"Engkau... engkau sudah kembali? Tapi suratmu..."

"Ah, surat itu kutulis dua hari yang lalu. Begitu aku mengirimnya, aku memutuskan bahwa aku tidak tahan lagi menunggu. Tugas mengajarku selesai lebih cepat, dan aku mengambil kereta paling cepat kembali ke sini." Miku meletakkan tasnya dan merentangkan tangan. "Aku merindukanmu, ksatria. Lebih dari yang bisa kugambarkan dalam sepucuk surat."

Hatsuaki memeluknya erat, menenggelamkan wajahnya di rambut hijau yang harum. Rasa lelah dan kekhawatiran yang ia rasakan selama tiga minggu lenyap seketika.

"Aku juga merindukanmu, kekasihku. Setiap pagi dan setiap malam. Bahkan laporan irigasi terasa hambar tanpamu."

"Jangan bicara tentang irigasi sekarang," bisik Miku, mendongak menatap matanya. "Bicara padaku tentang dirimu. Apakah engkau makan dengan teratur? Apakah engkau tidur nyenyak?"

Ksatria itu tersenyum lembut. "Aku makan, tapi tidak selezat masakanmu. Aku tidur, tapi mimpi-mimpiku kurang jelas tanpamu di sampingku. Tapi sekarang, semuanya kembali sempurna."

"Bagus," kata Miku, meraih tangan ksatria itu dan mulai berjalan. "Ayo kita pulang. Aku akan memasak sup jamur Niflheim kesukaanmu, dan engkau bisa menceritakan semua urusan ksatria membosankanmu itu kepadaku. Sementara itu, aku akan menyanyikan lagu baru yang kupelajari di Insomnia."

Mereka berjalan bergandengan tangan, siluet mereka diterpa cahaya senja. Cinta mereka, tenang dan mendalam, adalah perisai terbaik di dunia medieval fantasy yang terkadang keras, sebuah melodi abadi di antara pedang dan sihir.

.

.

.

.

.

..

.

.

.

Satu bulan setelah kepulangan Miku, kebahagiaan bersemi di antara mereka. Hatsuaki mendapatkan cuti singkat dari tugasnya, dan mereka memutuskan menghabiskan waktu di Niflheim, kampung halaman Hatsuaki, untuk mengunjungi Suster Yuko.

Di Niflheim, udara terasa lebih sejuk dan hutan pinus menjulang tinggi. Mereka duduk di beranda sebuah pondok kayu kecil di dekat gereja tempat ksatria itu dibesarkan. Miku menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya, sementara ksatria itu memandangi bintang-bintang yang mulai bermunculan di langit malam.

"Langit di sini selalu terasa berbeda," kata Miku, suaranya lembut. "Lebih dekat, lebih sunyi. Aku bisa merasakan kedamaian di tempat engkau dibesarkan oleh Suster baik hati itu."

"Niflheim adalah tempat yang membentukku," jawab Hatsuaki, memeluk wanitanya erat. "Di sinilah aku belajar tentang kebaikan, dari Suster yang mengambil seorang anak yatim piatu yang tidak dikenal. Dan di sinilah aku sering merenungkan mimpi-mimpi aneh tentang semesta lain, sebelum aku tahu bahwa itu adalah reinkarnasi."

"Masa lalu memang penuh teka-teki, tetapi itu milikmu, dan aku mencintai setiap bagiannya," ujar Miku. "Engkau adalah perpaduan antara ksatria tangguh dari Niflheim dan jiwa pengembara dari masa lalu yang misterius. Itu membuatmu unik."

Hatsuaki tersenyum dan mencium puncak kepala Miku. "Engkau, wahai kekasihku, adalah keajaiban yang nyata. Seorang idola yang memilih untuk berkeliling mengajar, bukan menikmati kemewahan ibu kota. Seorang yang hatinya terbuat dari melodi dan kebaikan."

"Aku hanya mengikuti apa yang hatiku katakan," balas Miku. "Dan hatiku mengatakan, menyebarkan keindahan itu jauh lebih penting daripada uang atau ketenaran. Sama seperti hatimu yang mengatakan, menjaga perdamaian rakyat melalui logistik dan pelayanan, lebih mulia daripada memimpin serangan di garis depan."

Keheningan menyelimuti mereka sejenak, hanya ada suara jangkrik dan gemerisik angin di dedaunan pinus.

"Aku memikirkan sesuatu," kata Hatsuaki. "Meskipun kita berasal dari latar belakang yang berbeda—aku seorang prajurit dengan masa lalu yang berantakan, engkau seorang bintang yang dicintai masyarakat—kita menemukan kesamaan dalam tujuan kita."

"Tujuan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dengan cara kita sendiri," Miku menyelesaikan kalimatnya. "Engkau dengan pedang dan jubahmu; aku dengan suaraku dan senandungku."

Ksatria itu meraih tangan Miku dan menciumnya lembut. "Maukah engkau berjanji padaku satu hal? Tidak peduli seberapa jauh tugas membawamu, atau seberapa rumit tugasku, kita akan selalu memiliki rumah ini. Rumah yang tenang, di mana kita bisa menjadi diri kita sendiri, jauh dari sorotan."

Mata Miku bersinar, memantulkan cahaya bintang. "Aku berjanji. Niflheim, Shirayuki Sakura, atau semesta mana pun yang mungkin menanti kita di masa depan—hatiku akan selalu menjadi rumahmu. Dan engkau akan selalu menjadi ksatria yang akan kujadikan lagu terindahku."

Hatsuaki berdiri, lalu berlutut di depan wanitanya. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam jubahnya, berisi cincin perak sederhana dengan ukiran bunga sakura.

"Jiwa-jiwa kita mungkin bereinkarnasi dari Pohon Kehidupan, melewati semesta yang tak terhitung jumlahnya," kata ksatria itu dengan suara mantap. "Aku tidak tahu masa depan seperti apa yang menanti kita, tapi aku tahu aku ingin menghabiskan setiap sisa kehidupan ini, di semesta ini, bersamamu. Maukah engkau memberiku kehormatan untuk menjadi... pasanganmu, selamanya?"

Air mata haru membasahi pipi Miku. Ia mengangguk, tidak mampu berkata-kata.

"Ya," bisiknya. "Dengan segenap hatiku."

Hatsuaki menyelipkan cincin itu di jari Miku. Mereka bangkit dan berpelukan di bawah cahaya bintang-bintang Niflheim yang dingin. Di tengah hutan pinus yang sunyi, janji cinta mereka menjadi simfoni abadi yang melampaui reinkarnasi, sebuah penutup yang indah untuk sebuah kisah yang baru dimulai di Benua Shirayuki Sakura.

1
Fairuz
semangat kak jngan lupa mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!