Cassie, seorang remaja yang beranjak dewasa masuk kedalam pergaulan bebas para anak konglomerat, disaat kedua orang tuanya bercerai. Ketika etika dan sopan santun mulai menghilang. Kehidupannya terus mengalami konflik besar.
Ditengah masalah perceraian orang tuanya, Cassie jatuh cinta dengan seorang Duda Perjaka. Tetapi cintanya tak direstui. Cassie pun dijodohkan dengan seseorang yang pernah membuatnya kesakitan karena sakau.
Dapatkah ia menjaga mahkota kewanitaannya, atau terus terjerumus dengan pergaulan bebas? Dan dapatkah Cassie bersama dengan cintanya Om Duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wasabi Menemui Wibi
Cassie dan Mbak Markonah keluar dari kamar perawatan di dampingi seorang perawat yang mengantar mereka hingga ke gedung belakang.
Gadis itu celingukan mencari sosok Barra.
"Mbak, Om Barra kemana?" tanya Cassie
"Itu," ucap Mbak Mar seraya menunjuk dengan telunjuk nya
Cassie menoleh arah telunjuk Mbak Mar, rupanya pria itu ada di depan mesin bar yang ada di sudut rumah sakit. Barra terlihat sedang memilih minuman yang tersedia. Untuk mendapatkannya kita hanya perlu memasukkan beberapa koin sesuai minuman yang kita pilih.
Cassie dengan jahilnya ingin menutup mata Barra tetapi pantulan dirinya muncul dan terlihat dari mesin kaca.
"Hayo mau jahilin apa lagi kamu," ujar Barra yang kemudian menoleh pada Cassie. Gadis itu sudah bersiap menutup matanya dengan kedua tangan.
"Hehe tahu aja ih, gak seru,"
Barra mengacak-acak rambut Cassie karena pria itu gemas. Coba kalau sudah halal, ingin rasanya ia mencium pipinya.
"Mbak Mar dan Cassie mau minum apa?" tanya Barra
"Gak usah pak, saya sudah minum,"
"Kopi mau gak mbak?" tanya Barra lagi
"Boleh deh, hehe,"
"Uhh tadi katanya gak usah, si mbak plin-plan. Cassie mau air putih aja," ucap Cassie
"Mirip Mama ku ya, sukanya air mineral,"
"Oh ya, apalagi kalo dingin, segerr," ucap Cassie
"Ngapain beli di mesin non kalo air putih aja, kan bisa minta perawatnya kalo air putih," ucap Mbak Mar
"Betul sih kata mbak Mar, suka bener ya si mbak," ucap Barra kemudian memberikan minuman pilihan Cassie dan Mbak Mar. Mereka pun berjalan kembali.
"Tapi rasanya enak yang kemasan botol mbak,"
"Halah Non podo wae rosone," (Halah Non sama aja rasanya)
Cassie hanya tertawa kecil karena wajah mbak Mar saat berbicara sangat lucu.
"Cass, nanti di sana gak boleh di tungguin. Jadi mbak Mar akan saya antar pulang. Kamu benar-benar rehab disana. Gak diapa-apain kok. Nanti disana dilihat seberapa lamanya tubuh Cassie menahan diri dari ketergantungan obat itu sendiri. Lebih ke terapis fisik dan mental. Tapi Saya yakin Cassie bisa melampaui ini semua. Ada Saya, ada mbak Mar di samping kamu," ujar Barra membuat Cassie merasa senang karena di perhatikan.
"Benar non, mau di rehab berapa lama pun gak akan bisa pulih kalau bukan dari diri kita sendiri. Lagian itu bukan keinginan non sendiri kan, gara-gara si tole Bramkodot ugh rasane pengen tak uleg,"
Cassie dan Barra tertawa melihat tingkah mbak Markonah.
.
.
Tepat saat malam hari, Wasabi mengunjungi rumah Bramantyo yang di duga menjadi tersangka kasus orang hilang. Karena kedua korban mempunyai hubungan dekat dengan pria itu. Entah hilang atau dibunuh masih di selidiki.
Namun menurut laporan, dua polisi yang telah mendatangi rumahnya dan menyelidiki kasus itu. Semuanya mengatakan jika Bramantyo bersih. Jelas saja karena yang menjadi saksi telah di suap.
Wibi terpaksa menutupi kasus pembunuhan yang dilakukan Bram, karena menyangkut reputasinya sebagai orang penting di Jakarta.
Ting Tong
Wasabi membunyikan bel dua kali, bel bergema nyaring kemudian ada seorang pembantu rumah tangga yang membuka pintunya.
"Malam, maaf siapa ya? Ada perlu apa?" tanya pembantu wanita itu.
Wasabi memberikan surat perintah untuk menyelidiki rumah Bramantyo sekaligus bertemu dengannya. Si asisten tidak mengambil surat itu karena dia tidak berwenang.
"Saya Detective Wasabi, saya mendapat perintah untuk melakukan penyelidikan di rumah ini dan juga saya ingin bertemu dengan Bramantyo terkait dugaan orang hilang,"
"Hemm Maaf tuan, Saya tidak berwenang memberikan ijin, silahkan masuk dan tunggu sebentar. Akan saya panggilkan tuan besar," ucap pembantunya dengan seragam kerja disertai label nama di dada bertuliskan 'Mala'
Wasabi mengangguk tanda ia setuju.
Tak berapa lama, Wibi datang dengan dua orang disampingnya, Dina dan Jovan. Mereka berdua ingin berpamitan pulang.
Saat Dina melewati Wasabi, wanita itu berhenti karena menghirup aroma wangi miliknya. Aroma khas dari Wasabi yang dapat membuat seorang wanita menjadi terlena.
Namun karena sedikit tidak enak dengan Wibi, Dina hanya tersenyum saat melewatinya. Lagi-lagi Jovan merasa cemburu.
"Selamat Malam Tuan Wibi, Maaf mengganggu malam anda. Saya Detective Wasabi," Wasabi mengulurkan tangan.
Detective Wasabi, sepertinya aku pernah mendengar nama itu? Kenapa dia kemari? Siapa yang ingin diselidiki? Batin Dina penuh pertanyaan
Wibi membalasnya seraya berkata, "Ada perlu apa?"
Sialan polisi itu tidak bisa menutup kasus ini, malah menyuruh detective lagi, batin Wibi
Sementara Jovan, menepuk lengan Dina dengan pelan seraya berkata, "Jalan sayang, jangan nguping pembicaraan Pak Wibi dengan detective itu,"
"Hehe kan kepo Jo," bisik Dina yang kemudian berjalan sambil menggandeng tangan Jovan.
Setelah membaca surat yang diberikan oleh Wasabi, Wibi menekuk wajahnya berkali-kali tandanya pria gemuk itu sangat terganggu.
"Apakah Anda tidak bisa datang lebih pagi? Tentu saja saya menolaknya karena setelah ini saya ingin beristirahat tidur, saya tidak ingin terganggu oleh kehadiran siapapun,"
"Maaf Pak Wibi, surat perintah itu baru saja keluar dan juga Bapak hanya bisa ditemui di malam hari di rumah. Jika saya ke kantor Anda, itu akan lebih sangat mengganggu bukan?" jelas Wasabi
"Saya bisa saja masuk tanpa ijin Anda, mau Anda tutup pintu pun saya bisa masuk lewat celah manapun. Tetapi saya menghormati Anda sebagai orang terpenting di kota ini, maka bekerja samalah," Wasabi tersenyum miring, karena ia mengeluarkan kata yang sangat dijaga oleh Wibi 'Orang terpenting'
"Baiklah, Anda boleh menyelidiki kapanpun sampai batas waktu yang tertera dalam surat ini, dua hari. Tetapi anak saya tidak di sini, dia di Inggris," ucap Wibi akhirnya.
"Saya tahu, dan dia sedang menuju kemari. Kami meminta Pihak kepolisian Inggris menyerahkan sepenuhnya hak kuasa penahanan untuk dijatuhkan di Indonesia karena Anak pak Wibi di duga memiliki keterkaitan dengan kasus orang hilang, Vinno sebagai temannya sendiri dan Yoga sebagai bodyguardnya. Tentu saja saya sudah memiliki bukti tetapi itu masih belum cukup," Wasabi melontarkan kata bukti agar Wibi ketakutan. Padahal Wasabi belum memiliki bukti apapun.
Berdasarkan pengalamannya, saat Wasabi menekan kata 'bukti' sementara Wibi menjadi ketakutan. Ia yakin sepenuhnya bahwa pria di hadapannya ini memiliki rahasia yang di tutupi.
"Baiklah karena malam ini bapak tidak ingin terganggu, maka besok pagi saya akan memulai penyelidikan itu dari mansion ini serta villa yang bapak miliki. Selamat malam, permisi," ujar Wasabi yang pergi beberapa langkah kemudian menghilang dari pandangan Wibi.
(Detective Wasabi memiliki kekuatan teleportasi, hasil gen yang diturunkan Sang Ayah biologis. Ayahnya yang menjadi korban eksperimen penelitian ilegal, Detective Wasabi chatstory, versi novelnya ditunggu aja ya.)
"Pergi kemana dia, kenapa cepat sekali menghilang? Dia bukan hantu kan?" Wibi bergidik ngeri lalu cepat-cepat menutup pintunya.