Taqi Bassami, hanya karena ia seorang anak angkat, pria itu harus mengorbankan hidup selamanya. Taqi menukar kebebasannya demi membayar balas budi. Berkat sang ayah angkat, hidupnya yang terpuruk di jalan, kini menjadi sukses.
Bila balas budi bisa dibayar dengan uang, Taqi pasti melakukan hal itu. Tapi bagaimana, jika Taqi harus menikahi wanita pilihan keluarga angkatnya itu untuk membalas jasa. Belum lagi latar belakang Taqi yang perlahan mencuat ke permukaan. Siapa sebenarnya Taqi? Ketika banyak pihak mengincar nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdesir
The Lost Mafia Boy Bagian 32
Oleh Sept
Naqiyyah begitu tenang, bayi mungil itu sudah lelap dalam dekapan sang ibu. Naqi habis minum sampai kenyang, hingga sudah terbang ke alam mimpi. Wajahnya yang terlelap, sangat mengemaskan.
Sedangkan Taqi, pria itu harus menelan ludah ketika dihadapkan pada pemandangan yang mengusik batin dan jiwanya tersebut. Darah Taqi berdesir, sesuatu sudah mulai bergejolak. Mengoyak pertahanan yang selama ini ia jaga.
Satu jam kemudian.
Karena tempatnya jadi sempit, ada guling dan juga Naqiyyah di tengah-tengah. Membuat kaki Nada kesemutan. Akhirnya, ia pun turun pelan-pelan. Kemudian memindahkan Naqiyyah ke dalam bok.
"Astaghfirullahaladzim!" pekik Nada kaget saat berbalik.
Ia pikir suaminya sudah tidur, tapi malah menatap ke arahnya.
"Mas belum tidur?" tanya Nada kikuk.
Taqi menggeleng.
'Ya Allah Nada ... mana bisa aku tidur di situasi model begini?' batin Taqi meratap.
"Tidak bisa tidur," jawab Taqi kemudian.
Nada memutar bola matanya, tidak tahu harus berbuat apa.
"Mau kopi?" tawar Nada kemudian karena bingung mau apa.
"Buat apa kopi? Sudah larut Nada."
Nada hanya tersenyum getir, ia malah jadi salting sendiri.
Krik ... krik ...
Suasana di kamar Taqi jadi aneh. Baik Taqi dan Nada sama-sama kembali canggung.
"Sudah tidur?"
Suara Taqi membuat Nada yang kala itu sudah terbaring langsung menoleh.
"Belum."
"Oh ... kenapa? Apa juga tidak bisa tidur?"
"Entahlah, mungkin habis kebangun. Jadi susah tidur lagi."
"Oh ...!"
....
"Sudah tidur?" tanya Taqi kembali. Entah sudah berapa kali ia menanyakan hal yang sama beberapa menit sekali.
"Belum."
SETTT ....
Taqi langsung beranjak. Ia membetulkan posisi. Taqi sekarang bersandar pada sandaran ranjang empuknya.
Tidak bisa dibiarkan, kalau begini terus bisa-bisa mereka akan bergadang sampai pagi. Padahal besok Taqi ada agenda bersama abah ke yayasan.
'Aduh ... ngapain Mas Taqi malah duduk begitu?' batin Nada yang mulai panik. Sebab lewat ekor matanya, ia bisa melihat suaminya sedang menatapnya dengan tatapan aneh.
"Pinjam remot AC-nya, Nad. Udaranya panas, bikin gerah!" Taqi mengulurkan tangan. Minta remote AC.
"Hah?"
Nada malah bengong. Udara dingin begini malah bilang panas. Apa suaminya itu sedang tidak enak badan?
"Ini ... Apa Mas Taqi nggak enak badan? AC-nya udah dingin kok."
"Masa?" tanya Taqi sambil mengambil remote dari tangan Nada. Entah sengaja, atau tidak, tangan keduanya malah bersentuhan.
"Eh ... tangan Mas Taqi kok hangat? Demam?" Nada khawatir, ingat ditinggal pergi suami pertamanya. Tidak mau terulang, reflect ia menempelkan telapak tangannya di dahi Taqi Bassami.
"Aku nggak demam, Nad!" ucap Taqi kemudian menepis tangan Nada.
Lebih tepatnya ia malah memegang pergelangan tangan istrinya itu.
"Iya, tangan Mas Taqi hangat kok. Coba aku ambil thermometer!"
Nada menarik tangannya, tapi Taqi malah menariknya balik.
"Eh!"
Jelas Nada terkejut dengan reaksi suaminya.
"Aku baik-baik saja! Tidak usah khawatir. Ini bukan demam karena itu. Tapi karena yang lain."
Nada semakin dibuat bingung. Sedangkan Taqi, matanya malah tidak bisa lepas dari bibir yang merah merekah tersebut. Fokusnya kini tertuju pada bibir Nada. Ia mengamati bibir yang meliuk-liuk tersebut. Aduh ... Rasanya ingin mengigit.
'Astaghfirullahaladzim ... kenapa Mas Taqi menatapku seperti itu. Bagaimana ini?'
Ibunda Naqiyyah tersebut berhasil dibuat gelisah oleh tatapan intense Taqi. Apalagi perlahan wajah Taqi malah semakin condong ke arahnya.
'Aduh ... bagaimana ini?'
Nada mengigit bibir bawahnya, dan hal itu semakin membuat Taqi terpancing. Ada sesuatu yang kembali berdesir, makin ke sini desiran itu semakin kuat.
Entah apa yang merasuki tubuh Taqi, tiba-tiba saja ia meraih tengkuk wanita di depannya itu. Hitungan detik, Taqi langsung menempelkan bibirnya. BERSAMBUNG
Hahahaha
jawab iya salah jawab tidak juga berat
😭😭😭