NovelToon NovelToon
4 YOUNG MOBSTERS

4 YOUNG MOBSTERS

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Petualangan / Mafia / Persaingan Mafia / Tamat
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lelevil Lelesan

Vesper Next Generations
SEASON 1 : PEMBENTUKAN KARAKTER

Disarankan membaca Novel Vesper and The Bodyguards terlebih dahulu sebelum membaca novel ini. Terima kasih~

***

Lysa Herlambang, Kim Arjuna, Jonathan Benedict dan Sandara Liu adalah empat mafia muda yang terlahir dari rahim seorang Ratu mafia yang telah menikah sebanyak 5 kali.

Kehidupan mafia yang tak bisa lepas dari dirinya membuat keempat anaknya kini mengikuti jalan kegelapan itu.

Namun, di balik kekejaman dan kebrutalan dunia hitam, masih tersimpan kasih sayang, canda, tawa, haru dan kesedihan di balik kehidupan tragis mereka.

Keempat saudara bersatu untuk memecahkan misteri terbentuknya kerajaan mafia bernama 13 Demon Heads dengan musuh terbesar adalah militer pemerintah dan kelompok mafia leluhur mereka, The Circle.

Mampukah empat mafia muda menguak misteri dan selamat dari gempuran dua kubu yang ingin melenyapkan mereka?

---
WARNING!
Tanggapi kisah ini dengan bijak
Author tidak bertanggungjawab jika ketagihan dengan ceritanya
Jangan lupa like dan komentarnya
Lele Padamu💋💋💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lelevil Lelesan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trauma

Han yang mendengar jika Arjuna sudah mulai sadar dari team medis, segera pergi mendatangi kamar anak semata wayangnya untuk melihat keadaannya.

Han sangat cemas mengingat luka tusukan besi itu membekas dan ia juga terkena tetanus.

Jeremy masih berada di kamar Arjuna saat Han datang ditemani para bodyguard Vesper untuk ikut menjenguk.

"Bagaimana keadaan Juna?" tanya Han melihat darah Arjuna sedang diambil oleh perawat untuk cek Lab.

"Kabar baik. Tadi ia sudah siuman hanya saja masih pusing. Itu karena ia terlalu lama berbaring. Ia juga mengatakan seperti masih merasakan besi itu di dadanya. Aku takut, jika ia trauma. Ia enggan menggerakkan tubuh bagian kanannya itu, padahal seharusnya sudah tidak apa," ucap Jeremy lirih.

Han memejamkan mata sembari memijat dahinya.

"Jadi, saat Arjuna sadar nanti, apa yang harus kami lakukan, Jeremy?" tanya Buffalo penasaran.

"Jauhkan seluruh benda yang terbuat dari besi. Aku juga meminta kepada petugas medis agar mengganti seluruh peralatan yang terlihat tajam dan menyerupai besi dengan plastik. Ini langkah awal agar ia bisa segera bangkit dari keterpurukannya dan tak trauma akibat kejadian yang melukai tubuhnya," ucap Jeremy pelan.

Semua orang yang mendengar mengangguk paham. Han terlihat sedih dan mendatangi anaknya yang masih terlihat pucat hingga bibirnya kering. Han mencium kening Arjuna penuh perasaan dan mengelus kepalanya lembut.

"Maafkan Ayah karena tak ada di sana untuk melindungimu, Sayang. Namun, Ayah sudah ada di sini menunggu kesembuhanmu," ucap Han sedih mengusap pipi Arjuna dengan tangan kekarnya.

Semua orang yang mendengar ikut prihatin dengan kondisi anak kedua Vesper itu.

Akhirnya, para bodyguard Vesper menyingkirkan seluruh benda yang mirip dengan besi yang menusuk dada Arjuna kala itu.

Benda-banda itu dikumpulkan dan akan dilebur yang nantinya akan dijadikan senjata lainnya.

BinBin, Dominic dan Kai berpikir keras akan diapakan besi-besi itu mengingat mereka sedang tak memiliki inspirasi sama sekali untuk membuat inovasi senjata baru.

Mereka malah duduk bersama, berjejer sembari berpikir dengan gaya masing-masing.

Terlihat para tentara Black Armys mulai menumpuk besi-besi tersebut yang sudah seperti gunung. Kai saja sampai heran, kenapa bisa banyak besi di kastil Borka.

"Hmm, jika Lily ada di sini, akan diapakan ya besi-besinya?" tanya BinBin sembari menopang dagunya dengan cengkraman tangan kanan terlihat berpikir serius.

"Jika dijual akan lumayan hasilnya. Namun, uang kita sudah sangat banyak. Uangnya bisa digunakan untuk membeli minuman," sahut Dominic menyilangkan tangan di depan dada.

Kai melirik Dominic yang memang dikenal suka minum itu, ia tak menyutujui sarannya. Tiba-tiba, Liu yang ikut dengan Kai ke pabrik memberikan sebuah kertas kepada Papanya dengan wajah tanpa ekspresi.

Kai menerima kertas itu dengan kening berkerut. Dominic dan BinBin ikut mengintip karena penasaran dengan yang Liu gambar.

"Itu gambar kaki? Kaki bertato?" tebak Dominic dengan wajah lugunya.

Liu menggeleng. Ketiga lelaki itu malah makin penasaran dengan gambaran Liu. Anak keempat Vesper itu lalu memegang kaki Kai sembari melihat ke arah tiga lelaki yang menatapnya seksama mencoba menebak.

"Aku tak paham. Bisakah kau katakan sesuatu, Dara? Paman BinBin sedang tak bisa berpikir," ucap BinBin tak sabaran.

"Kaki robot."

Sontak mata Kai dan lainnya melebar seketika. Mereka lalu saling memandang dan kembali melihat tumpukan besi itu. Kai langsung berdiri dan mendatangi tumpukan itu seperti memikirkan sesuatu.

"Milik Tuan Erik terbuat dari bahan khusus dan akan sangat mahal jika diproduksi. Sepasang kakinya saja seharga sebuah mobil Ferarri. Tabungan kita tak akan cukup jika dibuat persis seperti miliknya. Namun ...."

Mata Dominic, BinBin dan orang-orang yang berada di sana kini menatap Kai seksama. Mereka penasaran dengan apa yang akan Kai katakan.

"Kita bisa mereplikanya. Dengan besi sebanyak ini, seharusnya bisa membuat untuk 100 pasukan. Memang tak sekuat milik Tuan Erik, tapi sama dengan milik pasukan George kala itu," ucap Kai tegas dan terlihat keyakinan di matanya.

Semua orang mengangguk mantab. BinBin dan Dominic langsung berdiri terlihat bersemangat seketika.

"Kita buat kaki robot! Pasukan kita juga harus memilikinya!" ucap Dominic dengan kepalan tangan terlihat begitu antusias.

Kai tersenyum pada Liu, tapi anaknya itu diam saja berdiri di kejauhan tanpa ekspresi. Kai tak menyangka jika ide Liu sangat cemerlang.

Kai menebak, itu karena Liu pernah melihatnya membersihkan kaki robot Erik saat akan dimasukkan dalam brankas agar tetap bersih.

"Ayo cepat kerjakan! Semangat, semangat!" perintah BinBin dibarengi tepukan tangan.

"HOI!" balas para tentara Black Armys yang mulai dipekerjakan untuk melebur besi-besi itu dan nantinya akan dicetak lalu dibuat kaki robot seperti milik Erik.

Kai mendekati Liu dan berjongkok di depannya. Liu diam saja melihat Papanya yang tersenyum lebar padanya. Kai memeluknya erat. Liu balas memeluk Kai dan menepuk punggungnya.

Kai lalu berdiri dan mengajak anaknya pergi dari pabrik karena akan sangat panas di dalam sana nanti. Liu menurut saat Kai membawanya ke kamar untuk segera tidur di malam yang sudah larut.

Malam itu, semua orang tertidur lelap di kamarnya masing-masing. Kastil Borka terlihat damai dengan para Black Armys menjaga dengan senjata dalam genggaman, berpatroli di sekeliling kastil sesuai jam kerja.

Terlihat Han tidur di kamar perawatan Arjuna di sofa panjang menemani anaknya yang belum sadar kembali.

Saat malam sudah larut dimana mereka diterangi lampu sebagai cahaya malam, tiba-tiba ....

DEMM ....

"Eh, mati lampu? Kenapa bisa?" tanya BinBin yang masih bekerja di pabrik.

"Kenapa generator tak menyala? Jangan-jangan ...." sahut Dominic ikut heran.

"Siagakan seluruh pasukan dan persenjatai diri! Bersiap serangan tak terduga!" pekik BinBin memerintahkan.

Kastil Borka gelap gulita seketika. Semua orang yang masih terjaga panik. Han yang terlelap itu tiba-tiba bangun saat mendengar suara Arjuna berteriak. Ia membuka matanya dan terkejut saat melihat sekitar gelap.

"Arrgghhh!! Tobias!!" teriak Arjuna lantang yang sontak mengejutkan Han.

Han panik dan mencari ponselnya yang ia lupa diletakkan dimana karena gugup. Hingga akhirnya, Han mendapati ponselnya dan segera menyalakan lampu senter dalam fitur.

Ia segera mendatangi kasur Arjuna, tapi matanya terbelalak seketika saat melihat Arjuna tak ada di sana. Selang infus dan oksigen dilepas paksa dari tubuhnya. Han panik setengah mati.

"ARJUNA!!" teriak Han lantang mencari di sekitar ruangan itu keberadaan Arjuna yang tak ditemukannya dimanapun.

Han menyorot seluruh ruangan hingga akhirnya ia menemukan tetesan darah yang diyakini dari selang infus lengan Arjuna saat ia melepasnya paksa.

Han menyorot lantai dengan lampu senter pada ponselnya. Ternyata petugas medis juga mendatangi ruang perawatan Arjuna. Terlihat banyak lampu senter dimana-mana.

"Siapa di sana?" pekik suara yang Han kenal di kejauhan.

"Aku Han! Jeremy? Kau kah itu?" tanya Han yang mengarahkan senternya dan mendapati Jeremy datang bersama petugas medis dengan lampu senter mereka.

"Ada apa, Han?" tanya Jeremy melihat Han seperti gelisah.

"Arjuna hilang. Aku sedang mencarinya. Hanya saja, tetesan darah ini kenapa berhenti di sini? Aku tak menemukan jejaknya lagi," ucap Han menyorot lantai di sekitarnya.

Jeremy dan lainnya terkejut seketika.

"Kita berpencar. Segera cari Arjuna!" perintah Jeremy dan segera, para petugas medis itu terbagi dalam beberapa kelompok kecil mencari keberadaan Arjuna.

Tiba-tiba, ponsel Han berdering. Panggilan telepon dari Drake. Han segera menerimanya.

"Ya, Drake. Ada ...."

"Han! Arjuna mengamuk! Ia menyerang semua orang yang mendekatinya!" pekik Drake terdengar panik.

Han dan Jeremy ikut terkejut karena suara Drake cukup keras terdengar. Jeremy segera masuk ke ruang perawatan seperti mencari sesuatu. Han mengikuti Jeremy dan membantunya memberikan penerangan.

"Kita harus membiusnya," ucap Jeremy yang menyiapkan pistol tembak dengan peluru bius dalam genggamannya.

Han mengangguk karena merasa sudah tak ada pilihan. Han kembali menghubungi Drake meminta padanya untuk memberitahukan lokasi Arjuna berada.

"Arjuna berlari ke lantai dua, Han! Kami masih belum bisa menyalakan listrik. Kami tak tahu kenapa tiba-tiba padam," jawab Drake dengan nafas tersengal seperti mengejar Arjuna yang kabur itu.

Han segera berlari dengan Jeremy ke lantai dua dari sisi timur bangunan mencoba mencegat Arjuna yang naik dari sisi barat kastil. Terlihat beberapa lampu senter di lantai dua dalam jumlah banyak.

Para Black Armys mencoba membuat penerangan di sekitar kastil dengan perlengkapan yang bisa digunakan. Han melihat sekitar, mewaspadai serangan yang mungkin akan terjadi.

"Drake, dimana Arjuna? Aku tak melihatnya," tanya Han dari sambungan telepon dimana tempatnya mencari kini sedikit lebih terang karena dibantu pantulan dari cahaya bulan.

Hingga akhirnya, Jeremy melihat pintu kamar Liu terbuka. Jeremy menepuk pundak Han karena kamar itu bercahaya paling terang di antara yang lain.

Han berjalan di depan Jeremy perlahan menuju pintu kamar Liu yang terbuka. Han mengintip di balik pintu dan terkejut.

Arjuna merebahkan kepalanya di paha Liu yang mengelus kepalanya lembut. Arjuna diselimuti oleh Liu dengan cahaya lilin di sekeliling mereka hingga kamar itu terang benderang.

Liu bersenandung lirih entah apa yang ia nyanyikan, tapi hal itu membuat Arjuna tenang. Tak lama, para bodyguard Vesper datang dan Jeremy meletakkan telunjuk di depan bibirnya meminta agar mereka tak berisik.

Mereka ikut terkejut karena Arjuna berada di sana dengan mata terbuka memandangi lilin di depannya dengan tatapan kosong dan Liu mengelus kepalanya sembari bersenandung.

Han memberikan ponselnya kepada Jeremy. Jeremy menerimanya dan kembali mengintip saat Han mencoba masuk perlahan melompati lilin-lilin yang ada di sana.

Liu menyadari kedatangan Han dan berhenti bersenandung. Arjuna tiba-tiba bangun dan duduk sembari menatap Liu yang pandangannya tertuju pada Han.

Arjuna mengikuti arah pandangan Liu dan terkejut ketika melihat kedatangan sosok lelaki yang sangat ia rindukan kini ada di depannya.

"Ayah ...." ucapnya dengan mata berlinang seketika.

"Hei, kau sudah bangun? Kamarmu bukan di sini, kau membangunkan Dara," ucap Han dengan senyum merekah dan perlahan mendekati anaknya, takut jika Arjuna masih mengamuk.

"Hiks, Ayah ...." ucap Arjuna lagi yang akhirnya menangis dan duduk di sebelah Liu.

"Ya. Ayah sudah kembali, Sayang. Kemarilah, Ayah sangat merindukanmu," pinta Han menahan air matanya.

"Ayah!!" teriak Arjuna yang langsung bangun dan memeluk Han erat.

Tiba-tiba, lampu kembali menyala terang. Semua orang lega karena cahaya sudah kembali menerangi kastil Borka yang super besar itu.

Drake lalu meminta kepada kawan-kawannya untuk mengecek sekitar, takut saat lampu padam ada penyusup masuk dan mencuri sesuatu.

Merekapun segera berpencar ke seluruh tempat untuk memeriksa keadaan dengan detektor bom dan jebakan. Jeremy lega karena ia tak perlu sampai membius Arjuna.

"Kak Juna mau tiup lilin?" tanya Liu lirih.

Arjuna melepaskan pelukannya dari Han dan mengangguk. Arjuna menghapus air matanya dan meniup lilin-lilin di sekitarnya bersama dengan Liu hingga padam seluruhnya.

Han dan Jeremy diam saja melihat Arjuna tersenyum pada Liu.

"Kak Juna takut gelap, Ayah Han," ucap Liu lirih dan sontak Han terkejut.

Arjuna diam saja tertunduk. Han dan Jeremy saling melirik. Han merasa itu karena trauma yang terjadi padanya saat tragedi di markas Tobias.

"Tak apa. Semua orang memiliki ketakutan. Ibumu saja takut dengan ketinggian," ucap Han menenangkan anaknya.

"Ayah takut apa?" tanya Arjuna kini menatap Han penuh rasa ingin tahu.

Han tersenyum sembari mengelus kepala anaknya lembut.

"Ayah takut kehilanganmu, seperti ayah kehilangan ibumu, Vesper," ucap Han menahan kesedihannya.

Kening Arjuna berkerut seketika dan terlihat kebencian di matanya.

"Akan kubalas Tobias. Akan kubalas," ucapnya hingga keningnya berkerut.

Han akhirnya menyadari jika Arjuna kini bisa merasakan yang namanya dendam dalam hatinya.

Han diam saja karena untuk kali ini, ia sepemikiran dengan anaknya. Ia tak akan menahannya untuk membalas perbuatan Tobias.

"Akan Ayah bantu," balas Han dengan tatapan tajam dan Arjuna mengangguk mantab.

-------

syudah up lagi, horee!!

jangan lupa like, vote yang banyak dan doakan novel 4YM lolos kontrak setelah ada drama antara lele dg pihak MT kmrin😆

cover juga diubah ya jdi volos

1
Iamtvr
It's me Jordan
Iamtvr
benar lagi
BAYU.❤️⃟Wᵃf
astaga naga, kalau bisa 4 kenapa memilih 3
Ayay Nya Yuda
Akhirnya,walaau ada badai tp mereka sanggup ngelewatin bersama2,loveyou kalian,othor lele💋💋💋
Ayay Nya Yuda
setres ku rasa si tobias ini
Ayay Nya Yuda
baik juga tobias kasih surban anak javier,biar gak hilang jejak keturunan arab yee wkwk
Ayay Nya Yuda
HAHAHAHA SALAHIN OM IVAN TUH JO, DIA YG KASIH SARAN,EH MAK MU JUGA JD IKUTAN JUGA🤣🤣🤣
Ayay Nya Yuda
haahaha bisa2nya nanya anak bolos sekolah 🤣🤣🤣
Ayay Nya Yuda
bisa2nyaaa yee Jo hahahahaahhahaha
Ayay Nya Yuda
aaaaaaaaaa sllu akan ada kehilangan dan aku merasa sedih bngett 😭😭😭😭
Ayay Nya Yuda
emg kalau udh vesper ambil alih alu berasa keren bangett wkwkw
Ayay Nya Yuda
aku merasa kehilangan yg sangat2 untuk keluarga lily yaitu ayahnya dan ibunya😭😭😭
Ayay Nya Yuda
aaarrggghh dara knp jd gtu sihh,cinta ya cinta tp make otak juga daraa😫😫😫
Ayay Nya Yuda
uhhh bikin mewekkk
Ayay Nya Yuda
NGAKAK 😭
Ayay Nya Yuda
waduhh cari gara2 si javier hahahah
Ayay Nya Yuda
Haahahaha jiwa vesper banget kalau ngancam dan buat drama
Ayay Nya Yuda
dara lagi2 debessss
Ayay Nya Yuda
wuhuhuhuuuu daraaa debeessss
Ayay Nya Yuda
hebat lho Nathan bisa berpikir lg tegang2nya diaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!