Diva Afkar. Wanita cantik yang berumur 20 tahun. Harus menghadapi masalah yang begitu berat. Mulai dari pengihatan sang adik yang merebut kekasih nya.
Begitu juga Ibu tiri dan ayah kandung nya, yang menjual Diva kepada seorang pengusaha tua kaya-raya.
Akan tetapi keberuntungan memihak kepadanya. Ternyata pengusaha tua itu menikah kan Diva dengan putra tungal pengusaha tersebut.
Bagai mana kelanjutan nya? Simak terus episode-episode berikut ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #32
Sepasang suami istri itu terlihat begitu takut, karena selama ini mereka memperlakukan Luna layak nya seperti seorang budak.
" Tenang lah, dan katakan pada ku kenapa kau tidak pulang dan tidak pernah mengabari ku ? Aku mencari mu. "(Ucap Aziel kembali memeluk Luna.)
Seperti nya saat ini Aziel sudah melupakan Diva istri nya.
" Aku, bukan aku tidak mau mengabari mu, kau bisa lihat sendiri, di sini tidak ada telfon, dan aku juga tidak bisa kemana mana. "(Jelas Luna kepada Aziel.)
" Sekarang jawab aku, apa mereka memukul mu? "(Ucap Aziel menunjuj sepasang suami-istri yang terlihat ketakutan.)
Dengan pelan Luna memnganguk.
" Habisi mereka. "(Ucap Aziel kepada anak buah nya.)
Sebagai mana yang di perintah kan Aziel anak buah Aziel memberi pelajaran kepada kedua suami istri jahat itu.
Singkat cerita Aziel membawa Luna ke vila nya.
" Hikss, aku takut. "(Ucap Luna memeluk Aziel.)
" Tenang lah, kau bersama ku sekarang. "(Ucap Aziel mengusap lembut rambut Luna.)
Di sisi lain.
08.30 Malam.
" Sela apa Aziel mengabari mu? "(Ucap Diva menghampiri Sela yang sedang sibuk bermain ponsel nya.)
" Tidak, jadi sampai saat ini kak ziel belum mengabari? "(Ucap Sela balik bertanya.)
" Belum, mungkin dia sedang sibuk. "(Ucap Diva menatap kosong tembok ruang tamu.)
" Sudah lah kakak ipar tenang saja, seperti yang kakak ipar katakan mungkin memang kak Ziel sedany sibuk. "(Ucap Sela mencoba membuat Diva tetap tenang.)
" Baik lah kalau begitu aku ke kamar dulu. "(Ucap Diva berdiri dari duduk nya.)
"Tunggu! " (Ucap Sela memegang tangan Diva.)
"Ada apa Sela? " (Ucap Diva menoleh ke arah Sela.)
"Kakak aku ingin menceritakan sesuatu. " (Ucap Sela dengan senyuman nya.)
"Ada apa?" (Ucap Diva kembali duduk di sebelah Sela sambil menatap Sela.)
"Lihat lah. " (Sela memperlihatkan cincin di jari manis nya.)
"Kyaa, dari siapa itu katakan, ayo katakan. " (Ucap Diva memegang tangan Sela.)
"Sabar dulu, aku ingin kakak ipar menebak dari siapa ini. " (Ucap Sela menampilkan deretan gisul nya yang begitu manis.)
"Ah, aku tau, pasti ini dari David. " (Ucap Diva menebak dengan benar.)
"Eluh, tidak seru kau sellu benar. " (Ucap Sela kesal.)
"Haha, apa sekarang kau sudah berhenti ngambek dengan nya? " (Tanya Diva mencubit pipi Sela.)
"Tentu saja, karena sekarang dia adalah pacar ku, dan dia mengatakan bahwa dia benar-benar mencintai ku. " (Ucap Sela memeluk Diva.)
"Aku senang kau bahagia, karena kau pantas mendapat kebahagiaan itu. " (Ucap Diva tersenyum kecut.)
"Terima kasih kakak ipar, aku menyayangimu. " (Ucap Sela melepaskan pelukan nya.)
"Baik lah, kalau begitu istirahat sekarang, ingat jangan begadang atau kau akan menjadi panda. " (Ujar Diva berdiri meningal kan Sela yang masih duduk di sofa ruang tamu.)
"Baik lah. " (Ucap Sela tersenyum bahagia.)
Diva masuk ke kamar nya sambil menahan air matanya yang sudah membasahi pipi mulus nya.
"Hikss, apa aku tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan seperti wanita-wanita lain? " (Ucap Diva sambil menyeka air matanya.)
Diva melihat sekeliling kamar, biasanya selalu ada Aziel di kamar itu, sekarang ia hanya di temani oleh cixy dan mixy yaitu anjing dan kucing peliharaan nya dan Aziel.
Entah mengapa ia merasa begitu merindukan Aziel saat ini, tetapi ia merasa dirinya tidak pantas untuk merindukan Aziel.
"Mengapa? Mengapa saat ini aku malah mencintai nya? " (Ucap Diva memukul gulingan nya.)
Malam itu Diva begitu terpuruk sementara itu Aziel malah bahagia dengan Luna tampa memikirkan Diva sedikit pun.
"Sayang, apa yang kau lakukan selama tiga tahun ini tampa aku? " (Ucap Luna menyenderkan kepala nya didibahu Aziel.)
Seketika Aziel terdiam, ia bingung bagaimana cara nya untuk menjelaskan semua yang terjadi kepada Luna
Mendengar perkataan Luna seketika Aziel ingat dengan Diva dan itu membuat nya khawatir, khawatir harus bilang apa.
"Apa yang harus aku katakan? " (Batin Aziel.)
"Mengapa kau diam? "(Tanya Luna mendongak kan kepala nya.)
" Em, aku ... aku, selamat tiga tahun ini aku hanya menerus kan bisnis papa, dan juga mencari mu. "(Ucap Aziel menatap Luna.)
" Aku benar-benar merindukan mu, Ouh iya, kapan kita akan pulang? "(Tanya Luna.)
"Pulang?" (Ucap Aziel kaget.)
"Iya, aku ingin bertemu papa mu, dan aku ingin kita segera menikah. " (Ucap Luna bersikap manja.)
"Menikah? " (Ucap Aziel sekali lagi kaget.)
"Ada apa dengan mu? Apa ada yang kau sembunyikan dari ku? " (Tanya Luna menaikan alis nya.)
"Tidak bukan begitu. " (Ucap Aziel mencoba menenangkan Luna.)
"Apa kau tidak mencintai ku lagi? Apa kau tidak mau menikah dengan ku? Lalu buat apa kau mencari ku! " (Bentak Luna sambil menangis.)
"Shhht, jangan berkata seperti itu, aku mau menikah dengan mu, aku sangat mencintaimu, karena itu lah aku mencari mu. "(Ucap Aziel memeluk erat Luna.)
Mendengar perkataan Aziel, luna tersenyum miring sambil membenam kan wajah nya ke dada Aziel.
" Lalu, kapan kita akan pulang? "(Ucap Luna sekali lagi mendesak Aziel.)
Entah apa rencana rubah betina itu, dengan wajah polos nya ia mencoba merasuki pikiran Aziel.
Aziel yang di butakan oleh cinta masa lalu nya sekarang menjadi seperti seekor kelinci keledai kecil yang selalu menuruti keinginan Luna, hanya karena rasa takut kehilangan Luna lagi, tetapi entah sampai kapan ia akan bertindak bodoh seperti itu, ia mulai tidak bisa membedakan antara cinta sejati dan sebuah ambisius.
"Baik lah, kita akan pulang dua hari lagi. " (Ucap Aziel menatap mata Luna dengan penuh senyuman.)
"Terima kasih, ternyata kau sama sekali tidak pernah berubah, kau selalu menuruti keinginan ku. " (Ucap Luna semakin merasa ia lah Satu-satunya perempuan di hati Aziel.)
Pagi tiba.
"Huh, aku terlambat? " (Ucap Diva sambil mengambil berkas nya untuk di bawa ke kantor.)
"Sela....! " (Pangil Diva sambil turun dari tangga menuju ruang tengah.)
"Iya, aku di sini. " (Ucap Sela yang terlihat sibuk bermain ponsel nya.)
"Huh ayo cepat kita sudah telat. " (Ucap Diva berjalan menuju pintu.)
"Kakak ipar tunggu! " (Ucap Sela berlari kecil menyusul Diva.)
"Ada apa lagi? " (Tanya Diva menghentikan langkah nya.)
"Kakak ipar, apakah aku boleh libur sehari saja?" (Ucap Sela.)
"Huh, boleh saja, tapi ada apa? Apa kau sedang sakit?" (Ucap Diva mengkhawatirkan keadaan Sela.)
"Tidak, Tetapi aku ingin berkencan dengan David. Aku mohon hari ini saja. " (Ucap Sela memelas.)
"Baik lah, tapi ingat jangan lupa memberi tahu bibi. " (Ucap Diva memegang lengan Sela.)
"Kyaa, Terima kasih kakak ipar kau yang terbaik. " (Ucap Sela memeluk Diva.)
"Ya sudah aku brangkat bersama sopir ya, kau berhati-hati lah. " (Ucap Diva masuk kedalam mobil nya.)
Bersambung ....
hy sayang kenapa kembali dg aziel yg ufah sangat22 nenyakiti hati
kenapa dak dg fimas yg jelas2 mencintai udah lamaaa sekali