NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:880
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXXII: Safehouse Sang Mata Buta

Perjalanan dengan helikopter terasa seperti melintasi batas antara kenyataan dan mimpi buruk. Arion memejamkan mata, memproses semua pengkhianatan: Ayahnya, Danu, dan kini, peran Kyra sebagai Pengawas yang terikat sekaligus cemburu.

Pukul 05:00 pagi, mereka mendarat di sebuah pulau kecil yang terpencil, jauh di timur Jawa. Safehouse Mata Buta ternyata adalah sebuah vila kayu sederhana yang tersembunyi di balik hutan bakau. Udara laut terasa asin dan segar, sangat kontras dengan bau mesiu dan emosi yang baru saja mereka tinggalkan di Jakarta.

Luna masih tak sadarkan diri. Arion menggendongnya keluar dari helikopter. Kyra dan pilot itu mengikuti.

Pilot tua itu, yang hanya dikenal sebagai suruhan Mata Buta, membuka pintu vila. Interiornya sederhana, tetapi bersih dan fungsional.

"Dia akan pulih. Gelang itu memang berfungsi sebagai penahan hidupnya. Tanpa itu, emosinya akan mengosongkannya," kata pilot itu, suaranya parau.

"Di mana Mata Buta?" tuntut Arion.

Pilot itu tersenyum kecil, sebuah senyum yang familiar. Ia menunjuk ke sofa, tempat seorang wanita paruh baya duduk tenang, minum kopi, membaca buku tebal.

Wanita itu elegan, dengan rambut perak dan sepasang kacamata baca. Ia meletakkan bukunya, dan menatap Arion.

"Selamat datang, Jangkar," kata wanita itu, suaranya lembut, tetapi penuh otoritas. "Aku adalah Sasmita. Elara adalah adikku. Dan aku adalah Mata Buta yang kau cari."

Arion terkejut. "Sasmita? Kau… kau bibi kandung mereka?"

"Ya. Luna dan Kyra adalah anak-anak dari adikku yang meninggal setelah terjerumus dalam Ikatan Mata," Sasmita mengonfirmasi. "Aku selalu mengawasi mereka, dari jauh. Ayahmu tahu aku ada. Aku adalah rencana darurat Elara."

Kyra mendekati bibinya, matanya berkaca-kaca. "Bibi Sasmita... kau yang meninggalkan pesan itu di buku harian Ibu?"

"Elara dan aku membuat rencana ganda. Elara tahu Ikatan Mata akan mencari bukti, dan dia tahu kelemahan terbesarmu adalah kecemburuan," Sasmita tersenyum ke Kyra. "Kau adalah kunci untuk memecah belah Ikatan lama, Kyra. Dan kau berhasil."

Arion membaringkan Luna di sofa, lalu menatap Sasmita. "Kenapa kau tidak menolong kami lebih cepat? Kenapa kau membuat Luna dan Kyra berpikir mereka harus memanipulasiku?"

Sasmita menghela napas. "Karena hanya keterikatan emosional paksa yang bisa mengalahkan pelacak Gelang Luna. Jika kau tidak terikat kuat pada mereka, Danu akan mengambil alih. Kami butuh waktu untuk mencuri flash drive Bukti. Dan untuk itu, kau harus menjadi Jangkar Sempurna."

Sasmita menoleh ke Kyra. "Kyra, flash drive Bukti. Dan Kunci Pematian."

Kyra segera menyerahkan dua benda itu. Sasmita memegang flash drive itu, lalu menatap Kunci Pematian.

"Kunci ini," kata Sasmita, "adalah kunci untuk mematikan Luna selamanya. Ayahmu tidak pernah mau menyentuhnya. Danu mencarinya untuk memastikan Luna bisa dikendalikan. Sekarang, kita harus menghancurkannya."

Kyra menatap Arion. "Kau berani menciumku, Kak, hanya untuk menyelamatkan benda ini dari Danu. Dan sekarang kau akan menghancurkannya?"

"Itu adalah pilihan yang harus diambil," kata Arion tegas. "Kita tidak akan mengendalikan Luna lagi."

Sasmita mengangguk, ia berjalan ke perapian dan melemparkan Kunci Pematian itu ke dalam api. Kunci itu berdesis, meleleh dalam sekejap.

"Sekarang, Luna bebas. Tapi kita harus tahu apa konsekuensi dari kebebasan itu," kata Sasmita.

Mereka bertiga duduk, menatap Luna yang terbaring.

"Luna dalam bahaya besar," jelas Sasmita. "Setelah Gelang mati, Ikatan Mata tidak bisa melacaknya, tetapi mereka tahu dia kini bebas dan liar. Potensinya akan menarik perhatian mereka yang terdekat."

"Maksudmu Danu?" tanya Arion.

"Tidak hanya Danu. Tapi juga Ayah Kandung mereka," Sasmita membalas, matanya penuh kesedihan. "Dia akan menganggap Luna sebagai kehancuran pribadinya. Dan dia akan datang ke sini untuk memutus garis darah selamanya."

Kyra menatap Arion. "Kita harus bersiap. Aku adalah Pengawas. Aku akan membuat rencana. Tapi aku butuh Jangkar yang sepenuhnya milikku."

Kyra berjalan ke Arion, ia menarik dasi Arion, dan menciumnya. Ciuman itu tidak lagi memaksa, tetapi penuh janji posesif dan kepemilikan yang mendalam.

Luna, yang tadi terbaring diam, tiba-tiba membuka matanya. Ia melihat Kyra mencium Arion.

Kebosanan dan kekosongan di mata Luna menghilang, digantikan oleh senyum dingin yang menakutkan.

"Aku melihatmu, Pengawas," bisik Luna.

Luna bangkit. Ia tidak marah. Ia berjalan ke pintu, melihat pemandangan laut yang biru dan tenang.

"Aku bebas," kata Luna, suaranya kembali pada nada yang manis, tetapi kini penuh ancaman. "Aku tidak butuh Sangkar ini lagi. Aku akan membuat Sangkar baruku sendiri."

Luna berbalik. "Dan aku akan menghancurkan siapa pun yang mencoba merebut Jangkar-ku—bahkan jika itu adalah saudara kembarku sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!