NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Waspada Pelakor

🌶Part Boncabe🌶

Dean memeluk sang istri untuk berusaha menenangkan sekaligus ingin meyakinkan istrinya.

"Maaf, sayang. Maafkan aku yang membuatmu ragu. Apa ini tentang Alisa?"

"Iya" Rini tiba tiba kesal mendengar nama itu disebut suaminya. Nada bicaranya jadi berubah dingin lagi.

"Baiklah, aku akan ceritakan semua."

Rini masih melihat suaminya dengan tatapan dingin.

"Kampus itu didirikan keluarga kakek buyutku yang ingin berkontribusi di dunia pendidikan. Untuk itu aku masih disana, Papa ingin aku dan adiknya ikut menjaga kampus itu agar tetap berdiri dan berjalan sesuai tujuan kakek buyut. Adik almarhum Papa adalah pak Rektor, dan sialnya Alisa adalah keponakan istri pak rektor."

"Jadi itu juga sebab Alisa tidak jadi dikeluarkan dari kampus waktu goda kamu?" tanya Rini.

"Bisa dibilang begitu, aku sudah berdebat panjang tentang Alisa dengan Om Sakti. Tapi karena istri Om yang memohon-mohon agar keponakannya tidak dikeluarkan, Om Sakti malah ikut memohon. Sebenarnya aku juga kesal dengan sikap tidak tegasnya. Tapi aku tidak bisa membuat keributan dengan mereka."

"Akhirnya Mas Dean juga menerima keputusan pembatalan hukuman buat si gatel itu." Rini berdecak sebal. "Gak usah sebut namanya, Mas. Mendengar namanya membuatku semakin kesal."

"Baiklah, sayang"

"Lanjutkan!"

"Masalahnya, Om Sakti tadi datang kepadaku dan minta agar aku mengizinkan Al..." Dean menyadari mata melotot istrinya saat akan menyebut nama Alisa, "Ah... Maaf, maksudku keponakan Om Sakti. Beliau ingin aku mempekerjakannya di perusahaanku."

"Mas Dean, setuju?"

"Aku sudah meminta Om Sakti memasukkannya di perusahaan Almarhum Kakek. Tapi katanya, ponakannya itu merasa lebih cocok dengan pekerjaan di perusahaanku."

"Ck, Modus si gatel." Rini berdecak kesal. "Lalu, Mas Dean mau biarkan si gatel masuk perusahaan Mas Dean?"

"Aku belum menjawab permintaan Om Sakti, aku bilang akan memikirkannya."

"Awas saja kalau sampai Mas Dean tergoda. Aku akan buat Mas Dean sendiri. Pokoknya aku akan pergi bawa anak-anak kita, Adam juga pasti mau iku denganku, Mama Bella juga."

"Sayang... Jangan begitu, aku bisa gila kalau begitu." Dean mengecup kedua tangan istrinya bertubi-tubi.

"Awas saja, Mas. Aku tidak akan tinggal diam kalau masalah itu, Mas"

"Tidak akan, sayang. Kamu tahu aku cinta mati sama kamu."

"Gombal"

"Beneran sayang, mau bukti?"

Rini mengerutkan dahinya saat suaminya memegang tangannya dan membawa ke arah senjatanya.

"Dia sangat mudah menegang kalau aku bersamamu. Tapi tidak dengan wanita lain. Dia tahu yang mana sarang empuknya."

"Ish... keluar omesnya."

"Ouh... sayang, kenapa diremas?" Dean mendesah nikmat."Kita main, sayang. Aku sudah tidak kuat."

Tanpa menunggu jawaban Rini, Dean bergegas membuka semua pakaiannya hingga tak ada sehelai benangpun yang tersisa. Bahkan nampak kebanggaan suaminya sudah berdiri menantang seperti yang dikatakannya tadi.

"Mas, Mas Dean belum mandi."

"Tidak apa-apa sayang, yang penting aku masih wangi. Lagi pula setelah ini kita mandi bersama." Dean sudah mendekati istrinya dan menyingkirkan semua kain penutupnya.

"Sayang, aku ingin semua." Dean mulai dengan mencium wajah istrinya dan berujung pada ciuman dan lumatan panas di bibir mereka. Lidah yang saling berperang semakin membangkitkan gairah, ditambah tangan yang sudah bergerilya menjelajahi setiap lekuk yang tak lagi berpenghalang.

"Ouh... Mas Dean." Desahan Rini menggema saat sang suami semakin meremas aset kembarnya dan memilin puncaknya.

"Mas Dean..."Rini semakin menggelinjang kala sang suami bermain dengan lidahnya.

Dean menjelajah dada istrinya dengan penuh gairah hingga merasa puas. Namun ia tak ingin berhenti, diawali dengan sentuhan halus, dia mainkan jari dan lidahnya di area privat sang istri secara bergantian. Meski diselimuti gairah yang membuncah, Dean tidak mau menyakiti istrinya. Dia pasti memastikan kenyamanan istrinya.

"Mas, aku mau keluar."

"Keluarkan, sayang. Aku menantinya."

"Ah..." teriakan Rini datang bersama gelombang kenikmatan yang tak dapat dibendung lagi.

Rini mengatur nafasnya yang masih tersengal. Melihat itu, Dean mendekat pada sang istri dan mengusap keringat yang bercucuran di dahinya. Saat nafas sang istri mulai teratur, diciumnya kening Rini dengan penuh kelembutan.

Dean tersenyum, "Kita akan masuk ke permainan inti. Aku akan pelan, katakan padaku bila aku menyakitimu.?"

Rini mengangguk pelan. Dean turun mengusap perut istrinya lembut dan berbisik lembut pada calon anak kembarnya yang masih berada di perut Rini.

"Anak-anak Papa, terimakasih telah hadir melengkapi kebahagiaan kami. Papa sayang kalian" Ciuman lembut di perut sang istri membuat Rini semakin merasa nyaman dan hangat.

Dean memposisikan dirinya dengan hati-hati agar tidak menyakiti istri dan anak-anaknya. Berbagai gaya mereka lakukan dengan mempertimbangkan kondisi Rini.

"Mas... aku mulai lelah." Rini berucap secara lirih.

"Baiklah sayang, aku akan selesaikan ini segera"

Dean yang memacu Rini dari belakang terus menggerakkan pinggulnya.

"Ouh sayang, kamu menjepitnya" Dean semakin merasakan kenikmatan hingga membuat Rini mendesah karena dimasuki lebih dalam.

Rini mendesah semakin kuat karena gairah yang tinggi. Tangannya bahkan menekan kuat tangan suaminya yang terus menjamah bukit kembarnya.

"Mas, aku mau sampai."

"Bersama, sayang"

Dean menekan semakin dalam hingga akhirnya mereka mencapai puncak bersama. Mereka menetralkan nafas yang masih memburu.

"Mas, jangan dikeluarkan. Aku ingin dia tetap didalam"

Dean merasa heran dengan permintaan istrinya. "Kenapa, sayang?"

"Aku tidak tahu, tapi aku ingin itu."

"Baiklah, aku tidak akan mencabutnya sampai kamu mau aku mengeluarkannya." Dean tersenyum.

"Mood ibu hamil memang tidak bisa diprediksi. Bahkan keinginannya juga kadang aneh. Kalian boleh minta apapun, tapi jangan buat susah mama kalian ya, nak!" batin Dean sambil mengelus lembut perut Rini.

"Mas Dean"

"Kenapa sayang? Sudah mau dilepas?"

"Tunggu, jangan dilepas dulu. Aku mau ngomong soal pak rektor."

"Apa menurut Mas Dean pak rektor tahu sifat  cewek gatel itu?" Rini masih tidak suka menyebut nama bibit pelakor itu.

"Aku tidak tahu, sayang. Tapi sejujurnya aku tidak terlalu suka istri Om Sakti. Dan itu juga berlaku untuk keponakannya."

"Kenapa?"

"Aku sering melihatnya sinis bahkan berkata kasar pada Mama. Awalnya aku pikir karena iri masalah warisan. Ternyata setelah Papa meninggal, aku baru tahu kalau dulu Om Sakti sempat menyukai Mama, tapi sudah keduluan Papa."

"Itu namanya tidak jodoh, Mas."

"Itu kalau pikiran kita yang normal. Masalahnya aku merasa tante itu gak normal."

Rini terkikik, entah mengapa ucapan terdengar lucu baginya.

"Kamu tahu, sayang. Masak dia bilang Mama goda Om Sakti. Padahal dekat dan ngobrol bersama saja tidak pernah. Itulah mengapa kemarin kalau kamu perhatikan, Mama sama sekali tidak menghampiri Om Sakti."

"Feeling ku kenapa merasa ada yang tidak beres dengan tante Mas Dean, ya?"

"Kita tidak usah ikut campur urusan keluarga Om Sakti. Aku juga tidak mau Mama diganggu lagi."

"Sepertinya, Mas Dean terima saja si gatel itu di perusahaan Mas Dean." Ucap Rini tiba-tiba.

1
partini
aku suka gaya mu Rin Badas 👍👍 tengelam kan semua pelakor sedikit sadis like queen mafia is ok biar mereka tidak berani mengulangi lagi bahkan mentap lagi
partini
aneh emang ibu hamil 🤰
pelakor itu gampang sebern nya kalau lakinya tegas mah out kasih pelajaran jg
pelajaran nya jangan tanggung" di kasih sekalian sampai lulus , setengah" ya ga mempan
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!