Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Apa aku cemburu?
Kini mereka sudah kembali ke kantor. Jam makan siang pun telah tiba.
Beberapa makanan sudah mereka beli untuk makan bersama di ruangan itu sekarang.
Hari ini Aldigar ingin sekali makan seafood, jadi Finn memesan itu tadi untuk makan siang. Sementara Zeline memesan salad buah untuk ia makan siang, karena dia tidak berselera makan nasi ataupun semacamnya. Orang hamil memang gampang berubah-rubah selera.
"Kamu sudah makan berat sebelumnya?" Tanya Aldigar yang memang lebih memperhatikannya sekarang.
Zeline menggeleng. Ia hanya minum susu kehamilan saja tadi. Aldigar memang sengaja membelikannya dan menyetok susu kehamilan diruangan itu juga, namun tentunya tersimpan dengan aman diruangan itu tanpa ada yang tahu kecuali mereka bertiga.
"Makan ini dulu, sebelum mengonsumsi itu. Setidaknya dikit saja." Aldigar mengulurkan sebungkus biskuit kehamilan untuknya juga. Entah darimana ia mendapatkan semua ini yang jelas ia memang akan bertanggungjawab padanya walau sedikit demi sedikit.
"Gak mau,"
"Zeline.....!"
"Iya iya..."
Suara Aldigar yang lembut membuat Zeline langsung menurut untuk memakan biskuit itu lebih dulu.
Namun Finn sekarang terlihat kesusahan sendiri karena ia lupa pesen seafood juga sementara tangannya sedang sakit. Kepiting saus asam manis itu terasa keras juga untuk dibuka dagingnya.
"Pak Finn, biar aku saja yang bukain." Tawar Zeline yang sudah mengambil alih tempat makan Finn itu.
Apa-apaan ini? Dia tidak menawari ku juga? enak saja!
"Tidak-tidak! Biar aku saja. Kamu fokus makan." Ujar Aldigar yang tidak terima dengan perhatian Zeline itu, bahkan ia langsung menyerobot mengambil makanan itu.
Aku juga kesusahan Zeline, tapi kau hanya menawarkannya pada Finn saja? Tidak bisa! Biar aku saja yang membukakannya untuk Finn! Tahu gitu biar tanganku saja yang sakit seharusnya!
Mungkin jika tanganmu yang sakit buka Zeline yang menawarkan jasa untukmu Aldigar, melainkan Finn yang memberikan perhatian padamu dan itu sudah pasti.
Dan terserah kau saja Aldigar. Bila sudah cemburu ya begitu. Jika gengsimu lebih besar maka peluang kehilangan cintamu akan semakin besar pula. Selagi kau mencintai seseorang seharusnya kejarlah, jangan sampai kau kehilangan cintamu disuatu saat nanti hanya karena gengsi.
Drrtttt... Drrtttt..!
Akhirnya dering panggilan memecahkan suasana yang ada.
Terlihat panggilan itu dari mama Arlin. Siapa lagi kalau bukan darinya? Karena ia yang berani mengganggu putranya di waktu makan siang seperti ini.
Namun, karena sedang melangsungkan makan siang Aldigar pun membiarkan panggilan itu mati dengan sendirinya.
Tak lama setelah selesai dengan urusannya Aldigar pun menelpon balik sang mama.
"Halo Ma?" Aldigar langsung fokus mendengarkan apa yang akan di bilang sang mama itu padanya.
"Aldigar. Ayo temani Mama beli perlengkapan seserahan yang kurang untuk Jeny hari ini. Kau yang harus memilihnya dari warna, ukuran atupun apapun itu. Karena kau lebih tahu dia sukanya apa dan untuk parfum pun mama juga tidak tahu. Kau harus temani mama hari ini, ayo kita berangkat sekarang!"
"Harus hari ini banget Ma?"
"Iya lah Al. Kapan lagi,"
"Iya sudah, Aldigar kesana sekarang,"
Aldigar pun pergi meninggalkan kantornya hari ini, namun sebenarnya ia tak begitu bersemangat. Entah kenapa ia merasa tak bersemangat akan itu? Ini pun membuatnya bimbang sendiri.
Kenapa aku merasa tidak bersemangat sekali? Apa semua ini karena Zeline yang sedang hamil anakku.
*
*
Tak terasa hari sudah sore. Pekerjaan mereka hari ini tentunya telah usai. Aldigar pergi entah kemana meninggalkan mereka semua lebih dulu siang tadi.
Kini giliran Finn sudah menunggu Zeline untuk mengantarnya pulang kerumah. Zeline tampak keluar dari lobby. Ia pun segera masuk ke mobil setelah melihat Finn yang sudah menunggunya.
"Maaf Pak Finn, tadi ada yang ketingalan jadi sedikit lama," tuturnya yang tak enak melihatnya menunggu.
"Ya santai saja Zeline."
Finn langsung melajukan mobilnya meninggalkan parkiran itu.
"Pak Finn? Apa aku boleh menanyakan satu hal?"
"Tanya apa Zeline? Tanyakan saja,"
"Apa benar Anda menghajar kaca toilet? Dan luka ditangan Anda itu karena itu? Kenapa Anda melakukan itu Pak Finn?" Zeline memberanikan diri untuk menanyakan itu, jika ia tak mendengar soal ini pasti ia tak akan berani bertanya padanya. Ia juga ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Entah perasaan apa ini? Yang jelas ia merasa ingin memperdulikan pak Finn yang begitu baik padanya. Karena Finn sendiri juga terlihat banyak diam,tapi mungkin ini memang karakternya.
"Kata siapa Zeline?"
"Hehe. Rekan kantor. Maaf ya Pak Finn, ia mengira kita putus karena aku tak berangkat kemarin dan membuat Anda menghajar kaca toilet. Ia tak sengaja melihat Anda yang melakukan itu katanya. Mereka ternyata percaya dengan hubungan pura-pura ini."
Apa OB itu tidak mendengar perkataanku! Aku sudah bilang jangan beritahu siapapun.
"Aku hanya ingin menghilangkan rasa stress saja Zeline, makanannya aku tak sengaja menghajar kaca itu." Ungkapnya tanpa berpikir lagi, selintas saja ia ingin mengatakan itu tadi.
Yakin itu? Kenapa dia jadi menyeramkan begini? Dia stress karena apa? Apa karena bertugas mengurusku sekarang! Dia pasti stress karena Tuan Aldigar kan? Ya, tidak salah lagi. Ia stress karena sangat mungkin ulah lelaki itu yang mempekerjakannya semaunya!
Zeline bertanya-tanya sendiri dalam hatinya. Memang karakter Finn ini sangat susah ditebak.
"Apa Anda stress karena ku? Aku ini melelahkan ya? Anda pasti sangat keberatan mendapat tugas menjagaku begini, hingga membuat Anda stress?"
"Cihh! Haha. Apa yang kau katakan Zeline?" Finn langsung terkekeh, pasalnya ia tak menyangka jika Zeline akan mengatakan seperti itu padanya.
"Pokoknya aku hanya stress Zeline. Setiap orang pasti memiliki masalah kan. Ini tidak ada sangkut pautnya denganmu. Jangan mikir yang aneh-aneh lagi Zeline."
"Hehe,"
Zeline tertawa kecil menghilangkan kecanggungan. Mereka kembali fokus melanjutkan perjalanan. Mobil sudah terhenti dilampu merah sekarang. Namun, Zeline merasa lapar dan tiba-tiba ingin memakan kebab.
"Pak Finn, aku juga sangat stress. Boleh antarkan aku cari kebab sebentar saja. Aku ingin sekali makan kebab. Aku lapar, maaf ya pak Finn."
"Tidak usah minta maaf Zeline, katakan saja jika kau menginginkan sesuatu. Ayo kita cari kebab." Finn pun segera berbelok setelah habis lampu merah itu untuk mencari kebab.
Zeline merasa sangat senang. Ia ingin muter-muter sebentar dan mencari jajanan keliling sekarang. Ia merindukan sekali hal ini. Dulu waktu ia menyetir sendiri ia selalu menyempatkan diri untuk mampir dan membeli jajanan dipinggiran jalan walau hanya menghabiskan uang 20 ribu miliknya, tapi memang rasanya seenak itu menurutnya.
Akhirnya Finn mulai berhenti di sebuah taman dimana Zeline memintanya untuk berhenti. Terlihat banyak sekali para pedang kaki lima disitu yang berjejer.
"Kau yakin ingin membelinya di tempat ini Zeline? Kalau Tuan Muda tahu kau jajan sembarangan pasti tidak boleh,"
"Sembarangan bagaimanan Pak Finn? Aku tak memperdulikan dia. Ini tempat mereka mencari rizki yang halal. Sudah pasti mereka niat berjualan kan? Aku senang-senang saja jajan di pinggiran seperti ini. Rasanya juga tak kalah enak dengan yang di ruko-ruko."
"Kau ingin membeli apa? Biar aku belikan?" Lanjut Finn pasrah.
"Tidak usah, biar aku saja yang beli. pokonya hari ini aku akan mentraktir Anda. Anda harus mencicipi jajanan-jajanan disini, enak-enak." Zeline terlihat begitu antusias dan senang. Ini membuat Finn pasrah dan sedikit tersenyum padanya. Ia seceria itu ternyata.
"Pak Finn, lihat. Disana juga ada tempat duduk. Kita duduk disana sebentar ya, sambil menikmati suasana. Aku juga akan cari kebab. Kalau aku makan di dalam mobil atupun dirumah biasanya aku suka mual, jadi aku hanya ingin makan disini sebentar saja sambil menikmati suasana."
"Ya sudah, jangan lama-lama Zeline, aku takut kau masuk angin." ujarnya menyetujui.
Cihh! Dasar orang kaya, dengan angin sepoy-sepoy segar seperti ini pun mereka takut sekali masuk angin.
Zeline pun terlihat membeli bakso tusuk pedas, kebab dan juga roti bakar, sementara Finn hanya bertugas menemaninya tadi sambil memperhatikan apa yang ia beli.
"Untuk kali ini saja ya Zeline. Kamu tidak boleh banyak makan-makanan seperti ini. Kamu itu sedang hamil. Aku takut Tuan Muda marah."
"Pak Finn, apa pedulinya dia padaku? Anda tenang saja. Ini enak sekali. Anda mau?" Tawar Zeline antusias.
"Tidak, kau makan saja."
"Please, Pak Finn. Aku ingin melihat Anda makan ini." Zeline tanpa sadar menyodorkan satu tusuk bakso itu ke Finn dan ingin menyuapinya. Ia juga terlihat memohon, mau tidak mau Finn pun membuka mulutnya untuk menerima suapan itu.
"Enak kan?"
Finn yang sedang mengunyah pun otomatis mengangguk, karena memang rasanya enak sesuai yang dikatakan Zeline tadi.
"Kalau begitu 1 kali lagi. Please, ini kebanyakan untukku, nanti mual."
Ulur Zeline lagi ingin menyuapinya. Bahkan ia sengaja menyuapinya dengan 2 bakso sekaligus agar Finn makan lebih banyak.
"Ini namanya pemaksaan! Kenapa harus 2?"
"Haha, harusnya 5 pak Finn!"
"Gak muat mulutku Zeline."
"Haha aku hanya bercanda."
Dikejauhan mereka terlihat sekali seperti sepasang kekasih, bahkan terlihat saling mengobrol dan tertawa satu sama lain.
Suapan apa itu!
Kesal Aldigar yang tak sengaja berpapasan dengan mobil Finn dilampu merah tadi dan dengan sengaja mengikutinya, namun ternyata pemandangan ini yang ia lihat sekarang. Entah kenapa ia memang semakin tak terima dengan kedekatan itu.
"Kenapa rasanya sakit melihat mereka seperti ini! Apa aku cemburu?"
Aldigar pun langsung memilih pergi. Rasanya ia tidak sanggup melihat keromantisan mereka berdua seperti ini ditaman.
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/