NovelToon NovelToon
Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Fatimah

Memiliki mimpi hidup membina rumah tangga dengan kasih sayang yang tulus nyatanya mimpi itu hanya tingal kenangan. Dijual sahabat terbaiknya sendiri menjadikan awal derita baru bagi kehidupan Wanita bernama Tyara Alkyara Putri, dibenci, dimusuhi. Bahkan dijauhkan dari orang-orang yang dulu menyayanginya. Bahkan status orang tua yang juga tidak memperdulikan akan nasib dan deritanya. Akankah Wanita berumur 20 tahun memiliki sebutan Ara akan mampu bertahan dengan membawa status dirinya yang sudah tidak perawan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 [ Sama-sama Terluka ]

Keluar dari kamar, Arvan mengepalkan tangan, raut wajah garangnya terlihat jelas lelaki itu dipenuhi oleh amarah yang tidak tertahan lagi, asistennya lalu menghampirinya.

"Tuan?"tanyanya, namun kata-kata lelaki itu sekejap terhenti.

"Siapkan darah sapi asli sebanyak mungkin!"perintah Arvan tanpa melirik.

"Da-darah sapi? Tapi untuk apa?"ujarnya bertanya lagi.

"Berani membangkang?"timpal Arvan dengan memberikan ekpresi serius.

Terlihat kali ini lelaki itu tidaklah lagi bercanda. Malam telah larut, pagi yang tadinya cerah berawan, namun malamnya terlihat awan menghitam tebal tanda akan turunnya hujan.

Sesosok Wanita telah terikat rapat diatas kursi kayu, tangan dan kedua kakinya yang terikat, tadinya kesadaran Wanita itu tak sadarkan diri, perlahan jari jemarinya ada pergerakan.

"Ada dimana aku?"

Kata Wanita itu yang tak lain ialah Tyara, sesaat sorot matanya teralihkan dimana lantai yang ia injak sudah terpenuhi banyaknya d4rah berceceran tak karuan.

"Da ...d4rah? Tidak!"

Ekpresi Tyara seketika mencekam, wajahnya berubah memerah ketakutannya amat terlihat jelas sadar dirinya paling pobia sama yang namanya darah.

"Apa ini? Siapa yang telah melakukannya?"ujar Tyara hampir tak bisa berfikir, sesekali ia memejamkan matanya, namun bau anyir yang tercium sungguh tak bisa menyembunyikan rasa takutnya.

Terdengar ada langkah kaki menghampiri arah pintu, membukanya, lelaki bersepatu hitam perlahan mulai menghampiri Tyara.

Raut wajah ketakutan yang ditunjukkan Tyara sudah tak mampu tertahankan lagi, hadirnya seseorang yang ternyata Arvan membangkitkan senyuman Tyara, kelegaannya mulai terlihat berfikir lelaki itu akan berniat menolongnya.

"Arvan? Syukurlah kamu datang, aku mohon tolong aku! Aku sangat takut! Aku mohon tolong aku! Tolong aku!"

Mohon Tyara. Namun sebaliknya balasan yang Arvan berikan hanya sebuah tertawaan yang menurutnya sangat lucu.

"Kenapa kamu malah tertawa? Ini sangat tidak lucu! Aku mohon tolong aku!"mohon Tyara yang sekali lagi ia membutuhkan pertolongan. Bahkan keringatnya yang mulai muncul menandakan jika wanita itu sungguh sangat ketakutan.

"Jika aku harus menolong kamu, bukankah darah yang aku siapkan susah-susah akan percuma? Lucu kan?"seru Arvan dengan tertawa sendiri.

"Apa maksudmu?"tegas Tyara meminta kejelasan atas ucapannya.

"Dengan berani bermain-main dengan seseorang seperti Arvan Algantara Putra. Bahkan berani memberikan ancaman, apa mungkin kali ini aku akan menolong mu? Bahkan apa sungguh kamu tidak sadar siapa dalang dibalik penculikan kamu ini? Sungguh kamu tidak sadar?"

Arvan memberikan pertanyaan balik, Tyara akhirnya sedikit memahami, namun ia masih tak mempercayainya.

"Tidak! Katakan ini tidaklah seperti yang aku pikirkan kan? Kamu tidak akan sejahat ini?"

Tyara sangat berharap balasan lelaki dihadapannya tak seperti yang ia pikirkan.

"Aku tidak akan pernah tega keluar dari jalur jika seseorang itu tidak mencari kesalahan duluan! Lupa kah dengan ancaman yang kemaren kamu berikan padaku?"tegas Arvan memberikan peringatan.

"Kamu salah mencari lawan sepertiku dan lihat kan sekarang?"ucap Arvan yang kembali tersenyum lebar.

"Baiklah, tambahkan."

Perintah yang dilayangkan Arvan lagi, tatapan Tyara semakin menajam, ia sangat berharap Arvan tak akan sejahat ini. Tyara yang masih tak mempercayai seketika kedua asistennya menyiramkan dua ember darah kental telat diatas kepala Tyara.

Mata Wanita itu melotot tajam, tadinya ia masih bisa berharap sekejap mulutnya bagaikan terkunci tak mampu berteriak, menggenggam tangan dengan sangat erat, matanya dipejamkan dengan eratnya.

"Bersihkan tubuhnya!"

Arvan memerintahkan, ia pergi tanpa melirik dan disusul kedua anak buah yang mengikutinya.

Sedangkan Tyara kondisinya yang masih bersimpuh dilantai ia meringkuk dalam ketidak keberdayaan, memeluk tubuhnya yang kini sudah basah berselimut cairan merah kental yang juga membasahi sekujur tubuh hingga rambutnya.

Hatinya entah kenapa terasa sesakit ini, tak hanya meringkuk, namun ia pula menangis sejadi-jadinya, lukanya tak terdapat bahkan tak terlihat, tapi bisa dirasakan seberapa hancur dan sakitnya hati yang telah dihancurkan.

Disisi lain, Arvan yang kembali ke kantor, langkah pelannya seakan-akan tak ada semangat lagi, bayang-bayang tindakan kejinya tadi yang semakin membuat hatinya rapuh dengan rasa bersalah, namun ia tak mengerti kenapa hatinya menjadi gundah, bukan malah puas setelah ia memberikan perhitungan terhadap Kyara.

"Pergi!"titah Arvan, tapi sang asisten sedikit ragu.

"Tapi, Tuan sepertinya lagi butuh teman, biar saya temani." Asistennya bersuara.

"Pergi!"tegas Arvan menaikkan suara.

"Tuan?"kata sang asisten mencoba menyadarkan.

"Masih berani membangkang atau ingin aku patahkan langsung tanganmu sekarang?"tegas Arvan memperingatkan, ekpresinya yang serius akhirnya asisten itu memilih menghindar dari masalah.

Pergi dari ruangan ini, lirikan Arvan tertuju pada tembok kokoh dihadapannya, tangannya mengepal tajam, sorot matanya terpacu tak ada lagi pertahanan yang akhirnya satu tonjokan tepat mengenai tembok tersebut.

Tak memahami apa yang membuatnya jadi seperti ini akhirnya Arvan memilih melampiaskannya pada tembok tersebut.

Tak hanya sekali tonjokan, tapi sudah ada ketiga kalinya lelaki itu memberikan pukulannya sampai memporak-porandakan barang-barang yang sudah tertata rapi.

Pyaar ....

Tak hanya tembok, tapi sebuah jendela ikut jadi pelampiasan atas kemarahannya.

"Apa yang dilakukan tuan Arvan sekarang? Aku takut dia akan bertindak nekat apa yang harus kita lakukan?"ujar anak buah Arvan pada asisten Arvan.

"Tuan hatinya sedang terguncang, kita tidak akan mampu menenangkannya, kalaupun kita bisa taruhannya ialah nyawa kita! Jadi biarkan saja!" Sang asisten bersuara.

"Tapi?" Ragu terhadap balasan sang Asisten, tapi akhirnya orang itu lebih memilih diam.

............ Bersambung. ............

1
new user
D tunggu next up
Siti Fatimah: Terima kasih banyak atas dukungannya ya Kak 🥰
total 1 replies
kalea rizuky
bales dendam apa wong tyara boodoh
kalea rizuky
lala buang aja di panti nanti bakal jd penghalang kebahagiaan anak kandung mu lo ar
Siti Fatimah: Sabar dulu ya kak 😊
total 1 replies
kalea rizuky
cantika anak kandungnya bukan
Siti Fatimah: Iya, anak kandung Tyara Kak 😊
total 1 replies
kalea rizuky
indosiar
echa purin
/Good/
Siti Fatimah: Terima kasih Atas dukungannya Kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!