Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAb 28
Acara makan bersama itu terasa canggung setelah mendengar perkataan Bram, mereka merasa aneh karena Nayma baru bercerai dari mantan suaminya dan ternyata Nayma sudah ada pengganti lagi.
"Nay, maaf yah sebelumnya bukannya kamu baru bercerai dari Suami kamu sebelumnya kok kamu sudah punya calon baru?? ". Tanya suami Tiara penasaran.
"Aku belum punya calon Indra, Bram saja yang mengakui hal itu, kamu bisa lihat kan aku menengur Bram tadi". Ucap Nayma mantap tajam Bram yang kini. menunduk.
"Oh aku kirain, hanya memastikan saja Nay, jika orang lain bisa salah paham karena mendengar perkataannya, aku tadi bahkan salah paham dengan perkataan pak Bram tadi". Ucap Indra dengan jujur.
" Kamu dengar sendiri Bram, kalau melakukan sesuatu itu pikir dulu, kamu bisa seenaknya berkata, yang kena dampaknya itu aku, aku ini janda baru bercerai ". Ucap Nayma dengan tajam.
"Maaf Nay, aku tidak akan melakukannya lagi". Ucapnya menunduk.
Dia merasa bersalah karena perkataannya membuat Nayma menjadi jelek dimata orang lain, benar kata Indra jika orang lain pasti mereka akan berpikir jika Nayma perempuan tidak benar.
"Benar Bram, lain kali jangan berkata seperti itu, kamu bisa membuat Nayma dalam masalah dan jadi bahan hinaan orang, kamu tidak mau itu kan??
"Maaf yah Nay, aku hanya ingin Mempertegas diriku saja jika kamu sudah memiliki calon baru, tapi aku tidak tahu jika tindakanku malah membuatmu malu".
"Maaf Bram, aku belum pernah menyetujui perkataanmu waktu itu jadi aku harap kamu tidak lagi sembarangan berbicara, aku ingin menikmati masa-masa sendiri, jadi kamu harus mengerti ". Ucap Nayma dengan tajam.
Bram mengangkat kepalanya dan menatap Nayma dengan terkejut, itu tidak memberikannya harapan untuk bisa menjadi pendamping nya.
"Loh Nay, bukankah kita sudah sepakat dengan hal itu?? ". Ucapnya tidak terima.
Nayma menghela nafas, inilah yang dia tidak mau jika akan memperburuk keadaan yang terjadi jika seperti ini.
"Maaf Bram, aku tidak pernah mengeluarkan kata-kata menerima kamu, aku hanya mengatakan aku belum siap dengan semuanya, aku mempersilahkan kamu berjuang tapi belum menerima, itu sebabnya aku tidak terima jika kamu mengatakan hal seperti tadi, aku tidak pernah mengatakannya Bram". Tegur Nayma dengan lembut.
Bram kembali menunduk, hatinya sedikit sakit, ini salahnya dia terlalu terburu-buru mengklaimnya dan membuat Nayma tidak nyaman, apalagi sekarang Nayma pasti malu dengan sekitar.
"Maaf Nay, aku kira kamu sudah memiliki ikatan hatimu untuk aku, aku tidak tahu soal itu".
"Aku tidak mau membuatmu malu Bram, saat itu sangat banyak orang, aku menjaga harga dirimu didepan orang banyak, jadi jangan salah paham, aku tidak mau kamu terluka, kamu adalah pemimpin perusahaan besar, kamu harus bisa menjaga martabat dan kehormatan kamu sebagai orang berpengaruh ". Ucap Nayma dengan lembut.
Mata Bram berkaca-kaca, dia tidak menyangka Nayma masih memikirkan harga dirinya saat dia sendiri mempermalukan dirinya seperti ini walau secara tidak langsung apalagi waktu itu sangat banyak orang yang datang ke cara itu.
"Terima kasih Nay, maafkan aku atas tindakan buru-buru yang kulakukan, aku tidak akan melakukannya lagi, tapi tolong izinkan aku berjuang mendapatkan hati kamu Nay, apapun keputusanmu nanti aku akad menghargai nya".
"Terima kasih pengertiannya Bram, kamu memang sahabat yang baik dan bijaksana". Nayma tersenyum lembut menatap Bram.
" Nah gitu dong jangan sampai permasalahan Cinta membuat persahabatan yang kita bangun bertahun-tahun malah kandas". Ucap Tiara dengan senyuman lebar.
"Kamu benar Ra, kita harus tetap menjaga persahabatan selama orangnya tidak berkhianat". Wulan kini memberikan komentarnya.
Mereka semua yang ada disana menangguk menyetujui perkataan Wulan dan Tiara, mereka kemudian melanjutkan makan bersama mereka yang sempat tertunda.
"Kamu disini Nay?? ". Suara Bariton terdengar di telinga mereka.
Mereka mengalihkan pandangan kepada orang yang bersuara itu, mereka semua memandang orang ini sangat malas.
Nayma tidak menjawab tapi asyik memakan makanannya tanpa memperdulikan kehadiran manusia yang paling dia benci.
"Ngapain kamu disini, Nayma sudah tidak mau ada urusan denganmu". Sungut Tiara kepada Tyo mantan suami sahabatnya itu.
" Aku hanya menyapa Nayma, biar bagaimanapun kami pernah menjadi pasangan, aku ingin hubungan kami tetap baik". Ucap Tyo pelan menatap Nayma yang tidak peduli dnegan kehadirannya.
"Eh jangan kurang ajar dengan anak saya, dia cuma bertanya baik-baik jadi jangan sok". Ucap bu Alma dengan emosi.
" Bu sudahlah, ibu jangan mencari keributan, aku hanya menyapa Nayma, jangan seperti ini". Tegurnya pada sang ibu.
Tapi ibu Alma tidak menggubris perkataan anaknya, dia malah semakin emosi melihat Nayma yang masa bodoh pada mereka padahal anaknya menyapanya dengan baik.
"Pergilah, sebelum saya mem blacklist kalian dari restoran saya, kalian sudah membuat keributan sebelumnya, kini kalian mau membuat keributan lagi, ha". Hardik Anggraini dengan kesal.
Dia sampai menyampaikan permintaan maafnya pada pelanggan yang datang hari itu karena pertengkaran sebelumnya menjadi bahan tontonan.
"Eh sombong benar, baru juga punya restoran seperti ini sudah mau mengusir orang, kami ini tamu dan pelanggan restoran, kamu tidak berhak melakukannya, mau aku cap buruk restoran kamu ini". Bu Alma berkacak pinggang menatap nyalang Aini.
"Bu sudahlah, ayo pergi, ibu ini selalu saja membuat keributan, aku hanya menyapa Nayma kenapa ibu seperti ini sih". Tyo menarik tangan sang ibu tapi ibunya menepisnya.
"Apa sih Tyo, ibu mau merobek mulut sialan mereka karena menghina kamu, kenapa kamu malah menyuruh ibu pergi". Ucapnya menatap sang anak tidak suka.
"Saya tidak peduli kalian cap buruk, toh perbuatan kalian jauh lebih buruk, jadi sebelum saya menyeret paksa kalian, sebaiknya kalian pergi dari sini, sebelum aku panggil security untuk mengusir kalian".
"Seperti nya peringatan saya tempo hari tidak kamu dengarkan yah". Ucap Bram dengan dingin.
Dia menatap tajam Tyo yang kini menatapnya sendu, karena tahu dia akan mendapatkan masalah.
"Maaf pak, saya hanya menyapa Nayma, masalah ibu saya, bapak liat sendiri saya bahkan sudah menahan ibu saya sejak tadi, saya sudah berusaha menghentikannya, jika anda memecat saya karena hal seperti ini, anda sangat tidak adil". Ucap Tyo menarik paksa ibunya.
Bu Alma menjerit merasakan tarikan keras dari sang anak.
"Ibu bisa diam tidak sih". Hardiknya dengan sangat keras.
"Kau membentak ibu??". Mata Bu Alma melotot mendengar bentakan anaknya itu.
Tyo tidak memperdulikan sang ibu, dia berjalan meninggalkan Ibunya dengan perasaan penuh amarah. Melihat anaknya meninggalkannya Bu Alma berlari mengejar sang anak.
"Berhenti mengikuti aku bu, aku sudah capek dengan semua tingkah ibu, aku akan pergi, supaya ibu bisa hidup sendirian". Bentaknya dengan penuh emosi.
Wow keren Naima ...
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.