Seorang perempuan bernama Maharani Saputri mengalami kegagalan dalam sebuah pernikahan membuatnya frustasi ,ia menikah yang kedua kali juga gagal .
Apakah ia akan bertahan menjadi seorang janda atau kembali menikah dengan harapan bisa memiliki pasangan yang menerima apa adanya ?
Baca yuk sampai selesai ya agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Perceraian
Hari ini genap satu tahun pernikahan Deni dan Maharani keduanya sepakat untuk mengakhiri pernikahan , Mery sangat senang akhirnya Maharani ke luar dari rumah ini ia merasa lega karena tidak ada yang membebaninya saatnya tinggal melanjutkan langkah selanjutnya .
Pagi itu mereka sudah rapi dan bersiap pergi ke pengadilan untuk melakukan sidang , Mery ikut serta dengan satu mobil sama mereka . "Apakah kalian yakin akan berpisah , kenapa terburu-buru sih perjalanan pernikahan itu sangat panjang pikir -pikir lagi agar tidak menyesal nanti ,“ ucap Mery pura-pura .
"Kenapa mama berkata seperti ini padahal mama juga tidak menyukai Hani ," batin Deni merasa aneh dengan mamanya , sedangkan mamanya tersenyum pada kaca spion dalam ke arah Deni . Deni mengangguk paham , Maharani melihat gelagat mertua dan Deni seperti ada yang disembunyikan .
Sampai di depan kantor pengadilan mereka turun dan masuk ke suatu ruangan beberapa menit menunggu sidang perceraian di mulai . Keduanya sepakat bercerai karena sudah tidak ada kecocokan dan tidak bisa diperbaiki dalam kurun waktu satu tahun .
Maharani merasa lega setelah sidang perceraian di kabulkan oleh keputusan hakim . Deni baru menyadari sesuatu dalam dirinya namun keadaan sudah berubah dan tidak bisa dikembalikan . Keduanya berjabat tangan tanda semua sudah berakhir .
Mery yang sejak tadi diam merasa lega karena sudah tidak ada lagi kekhawatiran dalam hatinya ,ia menghibur Deni dengan mengajaknya berbicara . Selama dalam perjalanan pulang keduanya saling menguatkan .
"Mama yakin setelah semua berakhir kamu akan mendapatkan orang yang lebih baik dari Hani , dan akan membuatmu bahagia bersama keluarga baru dan mempunyai seorang anak yang akan mewarisi harta kita kelak ," Mery dengan membayangkan kehadiran cucu dalam keluarganya .
Deni merasa tersentuh dan teringat kalau selama ini ia belum pernah menyentuh Maharani sama sekali dalam hatinya ada rasa bersalah tapi ia mengelak semua itu karena ia sama sekali tidak mencintai Maharani dengan hatinya .
Maharani dalam mobil terpisah dengan Deni merasa lega sekaligus bahagia ,ia tidak berhenti mengucap rasa syukur pada sang pemberi hidup , menangis karena terharu itulah yang Maharani rasakan saat ini .
Sampai di depan rumah mereka semua turun bersama . Maharani masih menghormati Mery sebagai orang tuanya mencium tangannya sedangkan Deni dengan tatapan yang sulit diartikan .
Maharani masuk ke dalam kamar dan mengambil pakaiannya di masukkan ke dalam koper , semua pemberian Deni tidak ia bawa karena hanya membuatnya terluka batin .
Deni masuk ke dalam kamar terkejut melihat Maharani menata pakaiannya merasa heran . "Kenapa pakaianmu di masukkan ke dalam koper semua ?" tanya Deni tanpa sadar kalau mereka bukan suami istri lagi .
Maharani dengan senyum tenang melihat Deni setelah merapikan pakaiannya dan tidak ada yang tertinggal berdiri di hadapan Deni , keduanya saling memandang .
"Deni , aku minta maaf jika selama kehadiranku di rumah ini membuatmu tidak tenang dan nyaman , aku minta maaf ,semoga suatu hari nanti kamu menemukan jodoh yang bisa membuatmu merasakan kenyamanan dan kebahagiaan , aku pamit pulang ," kata terakhir Maharani membuat jantung Deni berdegup kencang .
"Biar aku mengantarmu pulang sampai rumah ," Deni menawarkan diri dan mendapat persetujuan dari Maharani . Di ruang tamu Edi duduk melihat Maharani membawa koper menahan marah kemudian menampar Deni dengan kasar .
Semua terkejut melihat yang dilakukan Edi terhadap Deni .