Suami Miskinku, Ternyata CEO Terkaya!!!

"Rodrigo, kenapa kau ada di negara ini? Apa kau mengikuti kami?" tanya Ameena penasaran.

Rodrigo bukanlah seorang pengangguran yang bisa dengan bebas berpergian ke sana ke mari sesuka hati. Apalagi profesi Rodrigo merupakan seorang direktur di rumah sakit besar yang ada di Singapura, dan tentunya kesibukan pria itu sangatlah banyak.

"Aku sudah mengambil cuti. Hari ini adalah hari ulang tahun Aiden, mana mungkin aku tidak datang untuk memberikan hadiah untuknya." ujar Rodrigo. Ameena tersenyum penuh arti mendengar penjelasan pria itu.

"Kenapa tiba-tiba kau memutuskan untuk kembali ke negara ini tanpa memberitahuku Ameena? Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri andai terjadi sesuatu pada kalian." lanjut pria berlesung pipi itu.

"Terima kasih atas perhatianmu Rodrigo. Dari dulu kau selalu membantu aku dan Aiden. Tapi sekarang sudah saatnya untuk kami hidup mandiri dan tidak bergantung padamu lagi. Jadi aku memutuskan untuk kembali ke negara ini dan memulai hidup baruku di sini." Ameena menggenggam erat tangan sang sahabat.

"Sebaiknya Rodrigo tidak usah tahu kalau alasan kepergianku ke negara ini karna aku sudah terlanjur berjanji pada aunty Gita untuk menjaga jarak dengan Rodrigo." batin Ameena dengan bibir melengkungkan sebuah senyuman.

Gita adalah ibu kandung Rodrigo, wanita paruh baya itu menentang keras putranya dekat-dekat dengan wanita yang sudah memiliki anak seperti Ameena.

"Apa kau yakin dengan keputusanmu Ameena? Bagaimana kalau kau bertemu dengan mantan suamimu yang kejam itu? Bagaimana kalau pria itu menyakitimu lagi?" cemas Rodrigo.

"Kau tidak usah khawatir karna aku akan menghadapinya. Ameena yang sekarang bukan Ameena yang lemah seperti dulu. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti aku dan putraku." ucap Ameena dengan nada meyakinkan.

"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusanmu. tapi jangan sungkan untuk menghubungi aku jika kau membutuhkan bantuan." ujar Rodrigo.

"Hem." Ameena menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Bertahanlah sebentar lagi Ameena, aku akan meminta pada atasanku agar aku dipindah tugaskan ke rumah sakit yang ada di kota ini. Dengan begitu aku bisa menjaga kau dan Aiden setiap saat."

Rodrigo tidak mungkin tega membiarkan Ameena mengahadapi semuanya sendirian, apalagi wanita itu masih belum mengingat masa lalunya.

"Jangan!" tepis Ameena dengan wajah gusarnya.

Kepergiannya ke negara ini akan sia-sia jika Rodrigo ikut pindah pula bersama dirinya. Bisa-bisa aunty Gita akan semakin membenci Ameena dan mempersulit hidupnya seperti dulu.

"Kenapa?" Rodrigo merasa heran dengan reaksi Ameena.

"Karirmu sebagai seorang dokter sangat baik di sana. Jangan melepaskannya hanya demi aku, aku akan sangat merasa bersalah kalau kau sampai melakukan hal itu." Ameena memasang wajah sendunya.

"Tapi bagiku tidak ada yang lebih penting dari dirimu Ameena, aku rela meninggalkan dunia ini dan seisinya hanya demi dirimu." ucap Rodrigo tulus dari dalam hatinya.

"Rodrigo, aku mohon jangan mulai lagi. Atau aku tidak mau bertemu denganmu lagi." tepis Ameena yang tidak mau menyakiti perasaan pria itu dengan menolak cintanya lagi.

"Baiklah, maafkan aku. Kita akan tetap bersahabat seperti apa katamu. Jadi jangan marah ok." Rodrigo mengusap puncak kepala Ameena dengan lembut.

"Kapan kau akan pulang ke Singapura?"

Ameena tidak mau aunty Gita sampai tahu kalau Rodrigo ada bersama dirinya sekarang, bisa-bisa wanita paruh baya itu akan marah besar dan entah apa yang akan wanita itu lakukan pada Ameena.

"Apa kau mengusirku Ameena?" tanya Rodrigo dengan wajah sendunya.

"Gak kok." Kilah Ameena.

"Hanya saja aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku harus menyiapkan kepindahan sekolah Aiden dan mengurus begitu banyak hal. Jadi aku tidak punya waktu untuk menemanimu." Ameena beralasan.

"Oh begitu ya. Aku pikir kau ingin mengusirku Ameena." Rodrigo tersenyum getir.

"Karna akhir-akhir ini aku merasa kau selalu menghindariku. Apa kau merahasiakan sesuatu dariku Ameena?" tanya Rodrigo dengan wajah seriusnya.

"Gak kok. Mana berani aku menyimpan rahasia pada orang yang telah menyelamatkan hidupku." wajah Ameena menegang, Rodrigo bukanlah orang bodoh yang bisa dengan mudah Ameena kelabui.

"Tidak usah panik seperti itu. Tadi aku hanya bercanda kok. Aku percaya padamu Ameena." Rodrigo mencubit pipi chuby Ameena dengan gemas.

Ameena menghembuskan nafas lega karna ternyata Rodrigo percaya begitu saja dengan ucapannya. Ameena tidak mau Rodrigo bertengkar lagi dengan aunty Gita hanya karna dirinya.

"Aku ada urusan dengan dokter Edward CEO rumah sakit Medistra, rencananya kami akan mengadakan kerja sama. Setelah urusanku di negara ini selesai, baru aku akan kembali ke Singapura." ucap Rodrigo apa adanya.

Kedatangan Rodrigo ke negara ini memang bukan hanya untuk menyusul Ameena saja. Tapi untuk urusan bisnis pula.

"Rumah sakit Medistra? Dokter Edward? Kenapa nama itu terasa tidak asing ya?" Ameena mencoba menggali ingatannya, namun wanita cantik itu tidak bisa menemukan apapun. Malah kepalanya yang terasa sakit tiap kali Ameena mencoba mengingat sesuatu.

"Sebelum aku membawamu ke Singapura, kau lama tinggal di negara ini. Tentu saja rumah sakit Medistra terasa tidak asing bagimu Ameena, karna rumah sakit Medistra adalah rumah sakit terbesar di negara ini. Meski kau tidak bisa mengingatnya, tapi aku yakin alam bawah sadarmu masih mengingat masa lalumu." Rodrigo menjelaskan.

"Begitu ya." Ameena mulai paham dengan kondisinya.

"Jangan paksakan dirimu untuk mengingat segalanya Ameena, tidak baik untuk kesehatanmu. Biarkan semua berjalan secara alami saja." peringati Rodrigo.

"Baiklah." patuh Ameena.

Ameena tidak mau terjadi hal buruk pada dirinya. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Ameena, siapa yang akan menjaga Aiden nanti?

Bersambung.